Penyakit Pernah Merajalela di Kota Cirebon, dari Kolera hingga Malaria, Diungkap Koran Hindia Belanda

Penyakit Pernah Merajalela di Kota Cirebon, dari Kolera hingga Malaria, Diungkap Koran Hindia Belanda

Wabah kolera hingga malaria pernah menjangkit berbagai wilayah Indonesia di Zaman Hindia Belanda, tidak terkecuali Kota Cirebon.-Foto via Historia - Arsip Tropen Museum-radarcirebon.com

RADARCIREBON.COM - Salah satu koran Hindia Belanda pernah menurunkan artikel tentang terjadinya wabah penyakit yang pernah melanda warga Kota Cirebon, ketika itu.

Penyakit yang merajalela di kota pinggir Laut Jawa ini sangat menakutkan. Wabah penyakit yang diungkap oleh media Nederlands Indie ini dari kolera hingga malaria.

Surat kabar yang dimaksud adalah Tjirbonniana. Yang merupakan media berbahasa Belanda yang sangat terkenal di Cirebon ketika itu.

Pada edisi 12 September 1925, media tersebut menurunkan artikel tentang penyakit yang sedang merajalela di Kota Cirebon.

BACA JUGA:Kurang Konsentrasi saat Berkendara, Pengendara Motor Tewas Terlindas Truk di Panguragan Cirebon

Sebenarnya media itu tidak hanya mengulas tentang wabah penyakit yang melanda kota ini. Media tersebut juga menurunkan laporan utamanya tentang kekumuhan yang terjadi di Kota Cirebon pada tahun 1925.

Bahkan dalam edisi tersebut, surat kabar itu juga menyoroti distrik paling kumuh di Kota Cirebon. Namanya Distrik Cangkol. 

Selain kumuh, Distrik Cangkol juga digambarkan pengap, tidak memiliki tempat air bersih dan tidak layak untuk dihuni. Karena hal tersebut, warga di distrik tersebut banyak yang terjangkit penyakit kolera.

Media berbahasa Belanda tersebut dalam artikelnya menjelaskan kondisi yang terjadi pada masyarakat Kota Cirebon. Pada tahun tersebut, penduduk kota tinggal di pemukiman yang padat.

BACA JUGA:Mengenal Uang Arwah, Tradisi Bakar Uang Persembahan kepada Arwah Leluhur

Media itu menggambarkan Kota Cirebon yang sangat tidak sehat. Banyak warganya yang terserang penyakit malaria akut. 

Penyakit itu, tidak hanya menyerang warga yang tinggal di pusat kota. Warga di perkampungan di sekitar Cirebon pun, banyak yang menderita akibat serangan dari gigitan nyamuk Anopheles betina itu.

Memang di zaman Hindia Belanda, di Cirebon selain penyakit kolera dan malaria, juga setiap tahun warganya selalu dihantui serangan sakit demam. Terutama ketika cuaca sedang memburuk.

Soal sakit demam, warga kota ini ketika itu, sering menghubungkan dengan angin kumbang. Angin ini bertiup dari arah pegunungan menuju lereng dengan kecepatan yang tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: