Dahlan Iskan Tak Mau Sentimen Politik Ganggu Pembangunan
BOGOR - Peserta konvensi calon presiden (capres) di Partai Demokrat (PD), Dahlan Iskan mengungkapkan misinya untuk melanjutkan program pembangunan yang sudah sembilan tahun terakhir ini ditorehkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dahlan beralasan, keberlangsungan pembangunan penting dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat. Hal itu disampaikan Dahlan dalam debat konvensi PD yang berlangsung di Bogor, Minggu (2/3). \"Mengapa saya mau mengikuti konvensi, karena saya sudah lihat hasil pembangunan selama pemerintahan Bapak SBY selama sembilan tahun dan sekarang sudah mau mendekati sepuluh tahun,\" ujar Dahlan. Namun demikian pria yang kini menjadi Menteri BUMN itu menegaskan, upaya mewujudkan kesejahteraan melalui pembangunan jangan sampai terganggu oleh kepentingan politik. \"Saya enggak mau pembangunan di Indonesia belok kanan, belok kiri lagi, apalagi beloknya karena politik atau rasa sentimen. Saya mau pembangunan bisa berjalan lurus dan mempercepat pembangunan,\" imbuh dia. Diakui Dahlan, saat ini masyarakat miskin semakin terpinggirkan dengan banyaknya kaum menengah ke atas. Persoalannya, lanjut Dahlan, kelas menengah ke atas biasanya tak mau diajak susah. “Di Indonesia yang kerap menonjol adalah kelas menengah ke atas dan biasanya mereka sudah enggak mau diajak menderita lagi,\" sebutnya. Karenanya dia berharap pemerintahan yang akan datang bisa tahan godaan dari tekanan berbagai pihak dan tetap dokus melanjutkan program pembangunan yang merata untuk semua kalangan. Salah satu yang disinggung Dahlan adalah program BPJS Kesehatan yang sudah diberlakukan mulai 1 Januari lalu. \"Kalau pembangunan seperti ini tidak dilanjutkan, maka pemerintahan yang akan datang akan kena tekanan. Dana APBN akan habis untuk memenuhi itu. Maka harus ada yang melanjutkan program Pak SBY, yaitu program BPJS Kesehatan,\" paparnya. Dahlan menegaskan bahwa program BPJS Kesehatan sangat membantu. Karenanya, program BPJS harus semakin ditingkatkan. \"BPJS Kesehatan harus ditingkatkan, saya yakin angka kemiskinan bisa dientaskan dengan program ini. Karena kecendrungan orang miskin di Indonesia itu, baru mentas (dari) kemiskinannya sudah sakit lagi, lalu miskin lagi karena bayar biaya berobat yang mahal. Maka program BPJS Kesehatan harus ditingkatkan dari Rp 9 triliun menjadi Rp 35 triliun,\" harapnya.(chi/jpnn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: