Bahaya DBD di Musim Kemarau, Begini Langkah Pencegahan dari Kemenkes

Bahaya DBD di Musim Kemarau, Begini Langkah Pencegahan dari Kemenkes

Ilustrasi demam berdarah-Pixabay-

JAKARTA, RADARCIREBON.COM - Penyakit Demam Berdarah Dengue atau DBD tidak hanya menyerang pada musim hujan saja.

Namun, musim kemarau pun DBD sangat rentan menyerang manusia yang sedang kondisi imunnya menurun.

Oleh sebab itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memberikan peringatan akan bahaya penyebaran DBD pada musim kemarau nanti.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kementerian Kesehatan dr. Imran Pambudi mewanti-wanti akan potensi peningkatan kasus DBD pada musim kemarau.

BACA JUGA:Elkan Baggott Mulai Dilupakan, Shin Tae-yong Incar Kevin Diks, Berikut Profil Singkatnya

BACA JUGA:Soal Korban Judi Online Diusulkan Jadi Penerima Bansos, Begini Penjelasan Menko PMK

BACA JUGA:Perancis Menang Lawan Austria Berkat Gol Bunuh Diri Maximilian Wober

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau di Indonesia mencapai puncaknya pada Juli dan Agustus 2024.

Sejalan dengan meningkatnya suhu di musim kemarau, frekuensi gigitan nyamuk pun bertambah.

"Perilaku nyamuk itu akan semakin sering menggigit kalau suhunya meningkat. Jadi kita ada penelitian waktu suhunya itu 25 derajat Celcius, menggigitnya tiap 5 hari sekali."

BACA JUGA:Kena Deh! Tampang Pejambret di CFD Thamrin Jakarta Viral Usai Terpotret Kamera Fotografer

"Tapi kalau naik jadi 30 derajat Celcius, dia akan menggigit tiap 2 hari sekali," ungkapnya pada Temu Media ASEAN Dengue Day 2024 di Jakarta, 14 Juni 2024 lalu.

Hal ini lantas meningkatkan potensi kasus DBD pada Juli dan Agustus.

Selain itu, ia mengungkapkan bahwa tren peningkatan kasus DBD di Indonesia mengalami pemendekan siklus yang disebabkan oleh El Nino.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: