Ada 299 Titik Geothermal di Indonesia
ISU gunung Ciremai, Jawa Barat, dijual kepada Chevron dengan harga 60 Triliun belakangan ini heboh dibicarakan. Tentunya, isu itu bukan hal yang baru jika masyarakat mengetahui bahwa Indonesia sudah meluncurkan sebuah laporan berjudul “Menyalakan Cincin Api: Sebuah Visi Membangun Potensi Panas Bumi Indonesia --Igniting the Ring of Fire: A Vision for Developing Indonesia’s Geothermal Power”– sebuah kajian yang mengelaborasi tantangan dan peluang pengembangan energi panas bumi di Indonesia, berikut peta kemungkinan solusinya. Data yang dihimpun radarcirebon.com, Indonesia memiliki potensi energi panas bumi terbesar di dunia, setidaknya 29 Giga Watt (GW) total potensi panas bumi. Dari jumlah tersebut, baru dimanfaatkan sekira 1,2 GW. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) mencatat Indonesia memiliki potensi panas bumi yang tersebar di 299 titik namun hingga kini pemanfaatannya masih sangat minim yaitu baru mencapai 1.341 Megawatt (MW). Jejak rekam energi geo (Bumi) thermal (panas) berarti memanfaatkan panas dari dalam bumi, di Indonesia pertama kali dilakukan di daerah Kawah Kamojang pada tahun 1918. Pada tahun 1926 hingga tahun 1929 lima sumur eksplorasi dibor dimana sampai saat ini salah satu dari sumur tersebut, yaitu sumur KMJ‐3 masih memproduksikan uap panas kering atau dry steam. Pecahnya perang dunia dan perang kemerdekaan Indonesia salah satu alasan dihentikannya kegiatan eksplorasi di daerah tersebut. Tahun 1972, Direktorat Vulkanologi dan Pertamina, dengan bantuan Pemerintah Perancis dan New Zealand melakukan survey pendahuluan di seluruh wilayah Indonesia. Dari hasil survey dilaporkan bahwa di Indonesia terdapat 217 prospek panasbumi, yaitu di sepanjang jalur vulkanik mulai dari bagian Barat Sumatera, terus ke Pulau Jawa, Bali, Nusatenggara dan kemudian membelok ke arah utara melalui Maluku dan Sulawesi. Survey yang dilakukan selanjutnya telah berhasil menemukan beberapa daerah prospek baru sehingga jumlahnya meningkat menjadi 256 prospek, yaitu 84 prospek di Sumatera, 76 prospek di Jawa, 51 prospek di Sulawesi, 21 prospek di Nusatenggara, 3 prospek di Irian, 15 prospek di Maluku dan 5 prospek di Kalimantan. Terkait energi panas bumi di Gunung Ciremai, data Dinas SDAP Kabupaten Kuningan, bulan April 2013 diungkapkan, perkiraan potensi lapangan panas bumi Sangkanhurip, luas reservoir + 2 km2 mempunyai suhu kisaran 140–180 ºC. Dengan ketebalan reservoir setebal 1.25 km maka cadangan terduga berdasarkan perhitungan metoda volumetric sebesar 25 MW. Potensi Pejambon (dari evaluasi data sekunder) Ciniru, dengan luas reservoir + 8.5 km2 mempunyai kisaran 140 – 180 0C. Ketebalan reservoir berdasarkan modeling data MT, 2 km. Cadangan terduga prospek Ciniru berdasarkan perhitungan metoda volumetric sebesar 75 MW. Potensi Ciniru, prospek Pajambon, dengan luas reservoir + 10 km2 mempunyai kisaran suhu 140 – 180 0C. Ketebalan reservoir berdasarkan modeling data MT, + 5. Cadangan terduga prospek Pejambon berdasarkan perhitungan metoda volumetric sebesar 135 MW. Prospek geotermal di Sangkanhurip (prospek timur Ciremai) berada pada aktivitas vulkanik aktif dan instrusi andesit pada batuan sedimen tersier di kedalaman di sekeliling manifestasi Sangkanhurip yang bertindak sebagai sumber panas. Potensi cadangan panas bumi yang secara teknis dapat dikembangkan di Pejambon dengan cadangan 100 MW. Masih bisa dikembangkan dengan optimis setelah dilakukan eksplorasi detail oleh peminat investor dengan asumsi listrik terbangkitkan Sangkanhurip sebesar 1 x 50 MW, Pejambon (Kawasan Hutan Cilengkrang) sebesar 2 x 50 MW. (wb)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: