Jelang Pilkada, RTIK Kabupaten Cirebon Sosialiasikan Hak Gen-Z dalam Pemilu dan Cara Menangkal Hoax

Jelang Pilkada, RTIK Kabupaten Cirebon Sosialiasikan Hak Gen-Z dalam Pemilu dan Cara Menangkal Hoax

Relawan TIK Kabupaten Cirebon sedang mengedukasi siswa terkait haknya dalam Pemilu melalui kegiatan Sekolah Kebangsaan Tular Nalar Mafindo di SMAN 1 Lemahabang, Jumat 19 Juli 2024.-DEDI HARYADI-RADARCIREBON.COM

CIREBON, RADARCIREBON.COM - Jelang pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Kabupaten Cirebon, Relawan TIK Kabupaten Cirebon menggelar kegiatan Sekolah Kebangsaan Tular Nalar Mafindo di SMAN 1 Lemahabang, Jumat 19 Juli 2024.

Kegiatan yang didukung juga oleh Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Cirebon ini, melatih para siswa untuk memahami tentang demokrasi dan pemilihan umum.

Bukan hanya itu, para peserta yang didominasi oleh para pemilih pemula ini juga, diberikan pemahaman terkait cara untuk mengindentifikasi hoax.

BACA JUGA:Hasil Survei LKPI: Pilkada Kabupaten Cirebon, Imam Saputra Tertinggi

BACA JUGA:Kisah Klaster Rotan Trangsan Sukoharjo yang Terbantu Berkat Pemberdayaan BRI, Produknya Go Internasional

Ketua Relawan TIK Kabupaten Cirebon, Akhmad Rofahan mengatakan, bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada para pelajar, terkait haknya dalam pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu).

Bukan hanya itu, dengan adanya materi terkait pemahaman penginderaan hoax, diharapkan nantinya, para pelajar juga bisa menangkal hoax, yang biasanya ramai muncul menjelang pelaksanaan Pilkada.

"Bukan hanya aktif dan menyalurkan haknya dalam Pemilu, kita juga berharap, para siswa juga bisa menangkal penyebaran hoaks saat Pilkada nanti," kata Rofahan.

Rofahan menambahkan, bahwa dalam kegiatan ini, pihaknya menerapkan metode Komunikasi Antar Pribadi (KAP). 

BACA JUGA:Hadapi Hoax Jelang Pilkada 2024, Seluruh Daerah di Jabar Agar Lakukan Sosialisasi Pencegahan

BACA JUGA:Sebanyak 30 Perusahaan Diundang Disnaker Kota Cirebon untuk Ikuti Tehnical Meeting Job Fair 2024

Ia melibatkan sebanyak 10 fasilitator, yang melakukan pendampingan terhadap masing-masing 10 siswa.

Dengan menggunakan metode ini, diharapkan materi yang disampaikan oleh para fasilitator, bisa lebih mudah ditangkap oleh para siswa.

"Kami lakukan secara interaktif dan juga menggunakan game dalam penyampaiannya," ujar Rofahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: reportase