Kurangi Sampah Organik di Damarguna, Mahasiswa KKNT Inovasi IPB University Bangun Rumah Maggot

Kurangi Sampah Organik di Damarguna, Mahasiswa KKNT Inovasi IPB University Bangun Rumah Maggot

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Inovasi IPB University 2024 bersama Karang Taruna melakukan budidaya maggot BSF (Black Soldier Fly) di Desa Damarguna, Kecamatan Ciledug, Kabupaten Cirebon.-ISTIMEWA/RADARCIREBON.COM-

CIREBON, RADARCIREBON.COM - Sejumlah mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Inovasi IPB University 2024 bersama Karang Taruna melakukan budidaya maggot BSF (Black Soldier Fly).

Kegiatan ini merupakan upaya pengurangan jumlah sampah organik di Desa Damarguna, Kecamatan Ciledug, Kabupaten Cirebon.

Manajemen sampah merupakan suatu permasalahan yang sering terjadi di berbagai  wilayah.

Juhdi, seorang petugas pengelola sampah dan lingkungan hidup Desa Damarguna menuturkan, jumlah sampah yang diangkut oleh pengelola sampah ke TPS desa adalah sebanyak 600 Kg per hari, terdiri dari sampah organik dan anorganik.

BACA JUGA:Edukasi Masyarakat, BRI Peduli Jaga Sungai Jaga Kehidupan

BACA JUGA:Jelang Nataru, Pemprov Jabar Bersama 27 Kabupaten dan Kota Upayakan Stabilitas Harga

Berdasarkan hal tersebut, kelompok Mahasiswa KKNT IPB University bekerja sama dengan Karang Taruna setempat  membuat program yaitu Pembudidayaan Maggot BSF sebagai salah satu solusi pengelolaan sampah organik.

Tujuannya, untuk mengurangi jumlah sampah serta memberikan tambahan pendapatan bagi pengelola Dinas Lingkungan Hidup (DLH)  Desa Damarguna.

Salah satu mahasiswa KKNT yang berasal dari program studi Nutrisi dan Teknologi Pakan, Salma Azkia, menjelaskan bahwa budidaya maggot BSF merupakan inovasi berkelanjutan di bidang peternakan yang diharapkan dapat memberikan edukasi terkait kesadaran pemilahan sampah di kalangan masyarakat.

“Maggot BSF termasuk salah satu alternatif pakan yang sangat baik untuk diberikan ke ternak ikan, ayam, atau burung karena memiliki kandungan protein yang sangat tinggi, yaitu sekitar 30-40 persen dan punya nilai jual yang lebih murah dibandingkan pakan komersial,” ungkapnya.

BACA JUGA:Veddriq Leonardo Sumbang Emas Pertama, Ini Klasemen Indonesia di Olimpiade Paris 2024

BACA JUGA:Alhamdulillah, Veddriq Leonardo Sumbang Emas untuk Indonesia di Olimpiade 2024

Pemeliharaan maggot BSF di Desa Damarguna kini telah berhasil mencapai masa panen, dengan total pemeliharaan selama 21 hari dari fase telur hingga larva berumur 21 hari.

Adapun maggot yang berhasil dipanen, yaitu sebanyak 10 kg dari berat telur atau bibit awal sebanyak 10 gram.

Program kerja Rumah Maggot ini diterima dan didukung dengan sangat baik oleh pemerintah Desa Damarguna dan masyarakat sekitar yang terungkap saat sosialisasi budidaya maggot dilaksanakan serta antusias warga setempat selama proses budidaya berlangsung.

BACA JUGA:5 Pemain Baru Persib Bandung Bakal Jalani Debut, Live Streaming di Sini

BACA JUGA:Petani Singkup Kuningan Tanam Padi Varietas Baru, Produktivitas Tinggi dan Hemat Pupuk

“Saya sangat berterima kasih banyak karena sudah memberikan ilmu kepada kami mengenai budidaya maggot, memang hal ini merupakan keinginan kami (DLH) sejak lama namun belum ada pergerakan saja.”

“Saya akan lanjutkan programnya, apabila ada kebingungan di tengah pelaksanaannya nanti akan saya kontak teman-teman KKN,” kata Juhdi .

Tim mahasiswa KKNT Inovasi IPB University 2024 berharap budidaya maggot yang sudah dilakukan dapat dilanjutkan dan dikembangkan untuk meningkatkan kebermanfaatan bagi warga desa Damarguna. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: reportase