Kerugian 3 Bulan Bencana Alam Rp3,1 M

Kerugian 3 Bulan Bencana Alam Rp3,1 M

KUNINGAN - Dampak kerugian material akibat bencana alam yang terjadi di Kuningan selama tiga bulan terakhir sangat besar. Meski tidak menimbulkan korban jiwa, kerugian material akibat bencana alam tercatat Rp3.197.877.611. Data yang dihimpun Radar dari BPBD Kuningan selama bulan Januari, lokasi bencana alam meliputi 11 kecamatan. Dengan rincian Kecamatan Kadugede, Cimahi, Cipicung, Luragung, Ciwaru. Kemudian, Maleber, Selajambe, Kuningan, Hantara, Darma, dan Nusaherang. Bencana di 11 titik kecamatan itu disebabkan angin puting beliung, longsor, banjir, tanggul jebol, dan rumah ambruk. Akibat bencana tersebut total kerugian mencapai Rp567.799.00. Kemudian bencana yang terjadi pada bulan Februari meliputi 14 kecamatan atau mengalami peningakatan. Adapun kecamatan yang terkena musibah bencana alam yakni Kadugede, Cimahi, Cipicung, Luragung, Ciwaru, Maleber, Selajambe, Kuningan, Hantara, Darma, Nusaherang, Cidahu, Garawangi, dan Ciniru. Jumlah kerugian yang harus diderita pemkab meningkat tajam dengan total kerugiannya adalah Rp1.590.504.441. Kerugian yang harus diderita ini hanya terjadi karena hujan yang turun dari tanggal 17 hingga 21 Februari. Sedangkan pada bulan Maret hingga hari ke-10, bencana telah menimpa 15 kecamatan. Kecamatan-kevamatan itu Kadugede, Cimahi, Cipicung, Luragung, Ciwaru, Maleber, Selajambe, Kuningan, Hantara, Darma, Nusaherang, Ciniru, Karangkancana, Garwangi, Cibingbin dengan kerugian material yang mencapai Rp1.039.574.200. “Khusus yang bulan Maret baru sampai laporan hingga tangggal 7 Maret, dan alhamdulillah hingga saat ini tidak ada korban (jiwa, red),” kata Sekretaris BPBD Kuningan Sri Ucu Sukmawati yang didampingi Staf BPBD Yayat, kemarin (10/3). Pantauan Radar sendiri, meski sudah didata namun belum semua mendapatakan penanganan dari pemerintah, seperti Jalan Longkewang. Ruas Jalan Longkewang, Kecamatan Ciniru, itu menyebabkan hingga saat ini masih terputus karena ruas jalan sepanjang 30 meter putus terbawa longsor. Dengan kejadian tersebut nyaris membuat warga terisolasi. Dan untuk pergi ke ibu kota kecamatan, warga harus berputar ke Kecamatan Kadugede. “Untuk Longkewang kami tengah mencari solusi yang terbaik, apakah akan direlokasi atau diuruk. Sebab, jalan putus total,” ujar Kadis Bina Marga H Dadang Darmawan kepada Radar, kala itu. Menurutnya, untuk ruas Jalan Longkewang memang harus benar-benar diambil keputasan tepat. Mengingat, Jalan Longkewang sangat dibutuhkan warga. Ketika jalan putus otomatis warga harus berputar arah. Kades Longkewang Sutarsa mengatakan, packalongsor warga menderita karena ketika berpergian harus mengeluarkan uang dalam jumlah sangat besar. Sebagai contoh, warga yang berkerja menjadi PNS di Kecamatan Ciniru dan juga siswa yang bersekolah di SMP dan SMA Ciniru harus melewati jalan setapak untuk kemudian naik ojek. “Bayangkan dari biasa anak sekolah pengeluaran Rp5.000 kini menjadi Rp15 ribu ini sangat memberatkan orang tua. Untuk itu kami berharap pemerintah mengambil langkah tepat dan cepat,” jelasnya. (mus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: