42 Anak Ikuti Pasanggiri Moka 2014

42 Anak Ikuti Pasanggiri Moka 2014

KUNINGAN - Pasanggiri Mojang Jajaka (Moka) Alit dan Remaja Kuningan tahun 2014, berlangsung di Restoran Lembah Ciremai, Senin (10/3). Kegaiatan yang bertujuan memperkenalkan budaya sunda terhadap anak muda tersebut memunculkan banyak wajah baru terpilih. Di kategori mojang pinilih alit, nama Malya Nisa Rislina mencuat. Menyusul mojang wakil 1 alit, Kezia Aulia Purnama dan mojang wakil 2 alit Vini Alvionisa Dwi Serriyani. Adapun mojang kameumeut diraih Ajeng Lestari Khoerunisa, dan mojang kewes Laras Widya Astuti. Nama Ruly Zaidan pun tampil sebagai jajaka pinilih alit. Menyusul jajaka wakil 1 Alit Ibnu Hamzah Ramadhan, dan jajaka wakil 2 Alit Naufa Dwi Rival Fakhri. Dikategori mojang pinilih remaja, Siti Ramdiani Shavia Putri terpilih. Menyusul mojang wakil 1 remaja Mitha Fillanov, dan mojang wakil 2 remaja Gina Fauzi. Pilihan tersebut dijatuhkan tiga dewan juri grand final, yakni Ketua HIPSI Cirebon Ade Masduki, Kasie Promosi dan Informasi pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Eva Nurafifah Latif, dan Mojang Pinilih Jabar 2013, Citra Lestari Oktaviana. Ketua Panitia Dadan Nurhamdan menuturkan, pasanggiri dimulai dari kunjungan wisata. Di mana para peserta moka remaja terlebih dahulu melakukan kunjungan wisata ke Taman Purbakala Cipari. Di sana mereka menjalani interview test dengan tiga bidang khusus, yaitu psikologi, public speaking, budaya dan pariwisata. Kemudian memasuki grand final, para peserta moka remaja dan alit perform di atas catwalk untuk dinilai dewan juri. Penilaian meliputi busana, ekspresi dan cara berjalan. “Baju yang dipakai jajaka ialah beskap atau jasko lengkap dengan dodot dan bendo. Sedangkan untuk mojang menggunakan kebaya sartika lengkap dengan sanggul ciwidey, sinjang dan perlengkapan lain,” terang Dadan. Disebutkannya, jumlah peserta Moka Alit mencapai 22 orang dengan kisaran usia 6 hingga 12 tahun. Adapun Moka Remaja 20 orang kisaran usia 13 hingga 17 tahun. Sesuai dengan tema, ia ingin sekali memperkenalkan budaya sunda kepada generasi muda melalui pasanggiri. Sekaligus mempromosikan pariwisata, serta mencari bibit unggul untuk dijadikan panutan. Kepala Disparbud Teddy Suminar mengakui, jika pasanggiri merupakan salah satu cara untuk melestarikan budaya sunda. Langkah nyatanya dengan melibatkan anak-anak yang merupakan cikal bakal generasi ke depan. “Saya selaku pupuhu di disparbud sangat mendukung kegiatan ini,” ucap dia. Wakil Bupati H Acep Purnama MH pun sangat mendukung adanya pasanggiri. Sebab menurutnya, pasanggiri merupakan salah satu langkah untuk memperkenalkan budaya kepada generasi muda sejak dini. Ia menyarankan, ke depan pasanggiri moka bisa dilakukan outdor agar terlihat berbeda. “Saya mengapresiasi, moka telah menggelar kegiatan prestisius. Ini sangat memuaskan,” ungkap dia. (tat)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: