Demo Tolak Geothermal Ricuh

Demo Tolak Geothermal Ricuh

*Aher: Itu Sudah Sesuai Ketentuan, Pasti Menguntungkan Semua Pihak CIREBON- Puluhan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Cirebon berunjuk rasa di depan Kampus 1 Unswagati, Rabu (19/3). Sasaran mahasiswa adalah Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan yang kala itu memberikan kuliah umum. Mahasiswa ingin berbicara langsung dengan gubernur soal lelang pemanfaatan panas bumi (geothermal) oleh PT Chevron di Gunung Ciremai. Sambil membawa tumpukan kertas koran yang dibentuk menyerupai gunung, mahasiswa terus menyuarakan aksinya. Aksi ini sempat diwarnai aksi teatrikal yang berujung kericuhan antara pengunjuk rasa dan petugas keamanan kampus. Pengunjuk rasa mencoba menembus blokade aparat keamanan. Akibatnya, bentrokan sempat terjadi ketika aparat mencoba mendesak mereka untuk mundur. Beberapa pengunjuk rasa juga sempat jatuh karena terdorong. Tak sampai di situ, pengunjuk rasa berusaha untuk menerobos masuk. Sebagian mahasiswa pun sempat memblokir Jl Pemuda, depan kampus 1 Unswagati, dan berujung pada kemacetan. Beberapa mahasiswa nekat merebahkan diri di badan jalan. Akibatnya arus lalu lintas sempat terhambat dan terpaksa dialihakan oleh aparat kepolisian. Dari seluruh aksi yang dilakukan mahasiswa, hasilnya sia-sia. Tak ada tanggapan yang terlontar dari Ahmad Heryawan ketika keluar dari kampus. Heryawan hanya melambaikan tangannya di balik kaca mobil sambil berlalu. \"Aher tak pro rakyat,\" teriak Anton, salah satu mahasiswa. Sementara Koordinator aksi, Firdaus mengatakan tuntutan yang disampaikan dalam aksi ini yakni menolak eksplorasi Gunung Ciremai yang akan dibuat proyek geothermal. \"Intinya kami menolak keras proyek geothermal. Proyek itu berdekatan dengan pemukiman padat penduduk,\" tuturnya. Dengan tegas, Firdaus mewakili pengunjuk rasa lainnya menolak dengan tegas soal eksploitasi Gunung Ciremai oleh PT Chevron, karena akan merusak kondisi alam beserta lingkungan di sekitarnya. \"Ribuan penduduk di sekitar Ciremai saja turun menolak proyek ini, masa kami mahasiswa diam saja? Kami akan terus berjuang untuk mempertahankan Gunung Ciremai sampai titik darah penghabisan,\" koarnya. Firdaus juga menegaskan, jika tidak ada langkah atau tindakan tegas dari pemerintah Jawa Barat, dirinya akan mengumpulkan mahasiswa seluruh Indonesia untuk berunjuk rasa. Sementara gubernur mengatakan kabar penjualan Gunung Ciremai hanya berita bohong dan fitnah. “Siapa yang mengatakan dijual? itu berita bohong dan berita fitnah,” kata gubernur yang akrab disapa Aher itu usai melantik bupati dan wakil bupati Cirebon di DPRD Kabupaten Cirebon. Dia mengaku belum ada ekplorasi untuk Gunung Ciremai. Yang ada baru tender, dan itu sudah sesuai dengan ketentuan dan asas penyelamatan lingkungan. Masih menurut Aher, pemanfaatkan Gunung Ciremai karena mengandung sumber listrik yang sangat ramah lingkungan sehingga tidak akan merusak apa-apa. “Pemanfaatan ini pasti menguntungkan semua pihak,” tuturnya. KEPUTUSAN DPRD KUNINGAN MOLOR Janji pimpinan DPRD Kabupaten Kuningan untuk melayangkan surat penolakan Chevron dalam waktu tiga hari ternyata meleset. Sampai kemarin (19/3), DPRD Kuningan secara kelembagaan belum menuntaskan rapat yang menghasilkan sebuah keputusan. Hanya saja kajian yang dilakukan Komisi C selaku komisi terkait sudah kelar. Ketua DPRD Kabupaten Kuningan Rana Suparman mengaku belum menggelar rapat unsur pimpinan. Itu disebabkan rekomendasi hasil kajian komisi C baru diterimanya kemarin (19/3) siang. Sehingga untuk menggelar rapat pimpinan pada hari itu, ia menemui kesulitan. “Tadi siang (kemarin, red) rekomendasi komisi C baru masuk ke meja saya. Alhamdulillah jajaran komisi berhasil menyelesaikan tugasnya tepat waktu yakni selama 3 hari,” sebutnya. Setelah menerima rekomendasi Komisi C, pihaknya langsung mengeluarkan undangan kepada seluruh pimpinan dewan. Maksud dari undangan itu guna menindaklanjuti rekomendasi Komisi C dalam sebuah rapat unsur pimpinan. “Kita akan kompromikan dengan unsur pimpinan. Tapi secara substansif, kajian komisi C sesuai aspirasi yang disuarakan elemen masyarakat yang berunjuk rasa Jumat lalu,” ujar Rana. Rekomendasi Komisi C mesti dibicarakan secara intensif bersama seluruh pimpinan dewan yang ada. Setelah ada keputusan secara kelembagaan, maka selanjutnya bisa segera melayangkan surat sesuai dengan harapan masyarakat. “Secara material Komisi C sudah menjalankan tugasnya selama 3 hari. Baru tadi (kemarin, red) saya menerima hasil rekomendasinya dari pihak sekretariat. Kita akan secepatnya menggelar rapat unsur pimpinan,” tandasnya. Rana meminta maaf kepada masyarakat lantaran masih membutuhkan waktu antara 1 sampai 2 hari lagi. Itu karena pada Kamis (20/3) dirinya harus menjalankan kewajiban berkampanye sebagai caleg di dapil V sesuai jadwal yang diberikan KPU. “Mohon maaf kepada masyarakat, kelihatannya besok (Kamis, red) rapat unsur pimpinan ditunda. Karena saya jadi jurkam. Jumat besok baru kita bahas secara mendalam dan segera melayangkan surat ke presiden dan gubernur,” ungkapnya. Ditanya tentang isi rekomendasi komisi C, Rana menyebutkan, terdapat beberapa poin. Diantaranya menyatakan, berdasarkan hasil kajian dan aspirasi, geothermal berimplikasi pada terjadinya gempa tektonik. Selain itu, lanjut dia, disebutkan pula bahwa perlu adanya kajian lebih lanjut mengenai beberapa Negara yang menghentikan geothermal. Sementara di Indonesia, geothermal ini justru baru beberapa tahun dimulai. Poin berikutnya, komisi C setuju dengan keinginan masyarakat atas perlindungan terhadap Gunung Ciremai. Terpisah, Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Kuningan Nuzul Rachdy SE mengatakan, pihaknya sudah menyerahkan rekomendasi ke pimpinan Selasa (18/3). Isinya sesuai dengan harapan mayoritas masyarakat Kuningan. Tinggal bagaimana pimpinan menindaklanjuti hasil kajian komisi. “Kami Komisi C sudah menjalankan tugas sesuai dengan apa yang disepakati waktu itu. Tinggal pimpinan membahasnya, apakah sudah melayangkan surat ataukah belum, saya engga tahu, itu domain pimpinan,” ungkapnya. (mik/sam/ded)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: