Seorang Ibu Melahirkan Prematur di Dalam Bus
CIREBON - IGD Rumah Sakit Mitra Plumbon (RSMP) geger. Pasalnya, kemarin RSMP menerima pasien bernama Duryati (30), warga Solo yang melahirkan dalam bus jurusan Solo-Jambi, Rabu (26/3) dinihari. Informasi yang dihimpun Radar, Duryati melakukan perjalanan naik bus jurusan Solo-Jambi didampingi sang suami. Ketika memasuki Tol Palimanan-Kanci, tiba-tiba korban mengalami kontraksi, ketubannya pecah dan pembukaan yang terjadi cepat sekali. Sang suami kemudian meminta sopir untuk mencari rumah sakit terdekat. Namun, belum sampai di rumah sakit yang dituju, bayi mungil berjenis kelamin perempuan tersebut keburu lahir dalam kondisi prematur. Dibantu oleh ibu-ibu penumpang bus dan hanya dibalut kain sarung milik sang ibu. Sementara itu, ketika Radar berkunjung ke ruang Standar B kamar Kebidanan RSMP, sang suami meminta berita bahagia ini tidak terlalu dibesar-besarkan karena takut keluarga di kampung panik dan khawatir. “Sudah ya, minta pengertiannya,” ujarnya singkat. Sementara itu, dokter umum RSMP Dr Gea Rachmawati didampingi Humas RSMP Lukman membenarkan pihaknya pada Rabu (26/3) sekitar pukul 02.30 menerima pasien yang dalam kondisi sudah melahirkan. Dia sendiri tidak mengetahui secara detail bagaimana proses persalinan dalam bus jurusan Solo-Jambi tersebut, karena dari pihak keluarga enggan menjelaskan lebih rinci. “Kondisi saat itu antara sang bayi dan sang ibu masih terhubung tali placenta karena ari-ari bayi tersebut masih berada di dalam rahim sang ibu,” ujarnya. Ia menambahkan, menurut pengakuan sang ibu, dia sendiri tidak menyangka akan melahirkan karena saat itu usia kandungannya masih sekitar tujuh bulan. Ia menambahkan, sang ibu merasa mules selama perjalanan karena saat itu kondisi jalan yang dilewati bus banyak yang dalam kondisi rusak dan mobil sendiri saat itu selalu ngebut. “Saat ini ibu dan bayinya dalam perawatan intensif tim medis, terutama sang bayi yang lahir dalam kondisi prematur,” imbuhnya. Ia pun mengimbau kepada ibu-ibu yang dalam kondisi hamil untuk tidak melakukan perjalanan jauh, apalagi kondisi kandungannya sudah di atas tujuh bulan. Selain beresiko keguguran, akibat dari guncangan selama perjalanan dikhawatirkan akan mempengaruhi posisi dan kondisi kandungan. “Ini kan demi kebaikan sang ibu dan calon bayi,” ungkapnya. (dri)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: