Tingkatkan Keamanan Berkendara, TÜV Rheinland Indonesia Uji Performa & Keamanan Ban Roda Dua Sejauh 20.000 Km
Tingkatkan Keamanan Berkendara, TÜV Rheinland Indonesia Uji Performa & Keamanan Ban Roda Dua Sejauh 20.000 Km dalam Berbagai Kondisi Jalan Raya-istimewa-radarcirebon.com
JAKARTA, RADARCIREBON.COM – Sebagai lembaga pengujian dan sertifikasi dengan standar global, TÜV Rheinland Indonesia mengumumkan telah menguji performa ban secara komprehensif sejauh 20.000 km yang dimulai pada Jumat (31/1/2025) dan akan rampung pada akhir April 2025.
Pengujian atas ban kendaraan roda dua yang diproduksi PT King Tire Indonesia tersebut, dilaksanakan dalam memenuhi komitmen kepastian performa, kualitas dan keamanan ban. Berbagai metode pengujian telah dilakukan oleh tim pengendara profesional di berbagai kondisi jalanan Jabodetabek.
Michael Deakin, Local Field Manager, Mobility M04 TÜV Rheinland Indonesia, menjelaskan bahwa proses pengujian ini adalah bukti nyata perusahaannya dalam memastikan keamanan dan kualitas ban. Ia menambahkan, sebagai perusahaan sertifikasi dengan rekam jejak panjang, TÜV memastikan pengujian ini telah dilakukan sesuai dengan standar tinggi yang dimilikinya.
“Kami meyakini, pengujian memang penting untuk memenuhi regulasi, tapi pengujian yang dilaksanakan dalam kondisi aktual ini bertujuan untuk memastikan bahwa produk ban memenuhi standar dasar keselamatan. Berbeda dengan pengujian di dalam laboratorium, pengujian di jalan raya memiliki banyak variabel nyata yang dinamis, seperti kondisi lalu lintas, perubahan cuaca dan kondisi jalan.
Lewat pengujian ini, kami memastikan bahwa ban mampu berfungsi optimal di berbagai situasi dan memenuhi aspek keselamatan bagi pengendaranya,” jelas Michael.
TÜV Rheinland Indonesia Menguji Ban Secara Akurat dan Sesuai Kondisi Aktual Jalan
Dalam melakukan pengujian, TÜV Rheinland Indonesia mengumpulkan banyak data yang akurat dari performa ban dalam berbagai kondisi nyata jalanan di Indonesia.
Faktor cuaca, lalu lintas, dan kontur jalan turut dimasukkan sebagai variabel penting di dalamnya. Sebanyak 8 pengendara ditugaskan dalam pengujian ini dengan target menempuh perjalanan sepanjang sekitar 300 km per harinya.
Dalam perjalanan tersebut, pengendara melalui berbagai kondisi jalan yang mencerminkan tantangan berkendara sehari-hari. Jalanan beraspal dengan kondisi bagus dan bebas hambatan misalnya, digunakan untuk menguji stabilitas dan daya cengkeram ban saat melaju dengan kecepatan tinggi.
BACA JUGA:Pertama di Indonesia! All in One Skincare & Make-Up Travel-Friendly Buat Remaja!
Sedangkan rute dengan kombinasi jalanan berkontur kurang bagus dan jalan perkotaan merepresentasikan lalu lintas yang dinamis. Untuk melengkapi semua variabel, rute pengujian di jalanan yang lebih kasar dengan kombinasi jalan perkotaan juga dilewati guna menguji daya tahan ban dalam kondisi yang lebih ekstrem.
Dalam pengujian, pengendara dihadapkan pada kondisi cuaca yang bervariasi, mulai dari hujan deras hingga cuaca panas ekstrem, guna menguji ketahanan dan daya cengkram ban terhadap berbagai faktor lingkungan. Setiap 3.000 km, tim teknis melakukan evaluasi terhadap ban yang diuji, mencatat perubahan daya tahan, pola aus, serta performa keseluruhan.
Laporan Komite Nasional Keselamatan Transportasi pada 2019 lalu, menyebutkan bahwa 80% kecelakaan kendaraan di jalan raya disebabkan oleh masalah ban. Data Korlantas Polri tahun 2023/2024 lalu juga menunjukkan bahwa kondisi kendaraan yang tidak layak turut menjadi penyebab utama kecelakaan.
Ribuan kasus kecelakaan lalu lintas di Indonesia setiap tahunnya, banyak melibatkan kendaraan dengan kondisi ban yang kurang layak. Salah satu faktor utamanya, adalah kurangnya perawatan pada ban, seperti tekanan udara yang tidak sesuai, hingga keausan yang tidak terdeteksi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: