Dedi Mulyadi Sebut Terlalu Mudah Membangun Infrastruktur di Jawa Barat. Hal sulit adalah mengubah mentalitas.

Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi miris dengan kondisi warga yang banyak mengaku kesulitan untuk mengubah karakter miskin warga Jabar. -Tangkapan Layar-Youtube @BantenHay
Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat, Darwis Sitorus saat konferensi pers di Aula Kantor BPS Provinsi Jawa Barat di Jalan PHH Mustofa, Kota Bandung, Rabu 15 Januari 2025.
Kondisi ekonomi makro yang cenderung positif menjadi faktor penurunan angka kemiskinan.
Inflasi yang cukup terkendali dan pertumbuhan ekonomi triwulan III/2024 yang tumbuh sebesar 2,59 persen dibanding triwulan I/2024 menjadi indikator turunnya kemiskinan.
Indikator lainnya adalah tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada Agustus 2024 juga menurun sebesar 0,16 persen dibanding Februari 2024.
"Penurunan angka kemiskinan selain diakibatkan kondisi ekonomi makro yang membaik, juga adanya berbagai program bantuan untuk masyarakat dari pemerintah," ujar Darwis Sitorus.
Untuk mengukur garis kemiskinan (GK), BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar.
Dengan pendekatan ini kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan non makanan. Kemudian diukur dengan menggunakan garis kemiskinan.
"Garis kemiskinan September 2024 sebesar Rp535.509 per kapita per bulan, dan GK naik 2,19 persen dibandingkan Maret 2024. Komoditas makanan menyumbang 74,72 persen terhadap garis kemiskinan September 2024," jelas Darwis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: