4 Resiko Menggunakan Jalur Contra flow di Jalan Tol

4 Resiko Menggunakan Jalur Contra flow di Jalan Tol

Jalur Contra Flow -Foto : momobil.id -radarcirebon.com

RADARCIREBON.COM - Jalur contraflow di jalan tol sering kali menjadi solusi untuk mengatasi kemacetan yang sering terjadi pada saat musim mudik lebaran dan musim liburan.

Namun, tahukah Anda bahwa jalur contraflow bukanlah jalur biasa yang bisa dengan mudah Anda lewati ketika menghadapi kemacetan?

Melewati jalur ini tanpa aturan bisa beresiko bagi keselamatan anda dan sangat beresiko bagi anda untuk melakukan pelanggaran hukum.

Contraflow merupakan sistem pengaturan lalulintas, dimana satu sisi jalan yang biasanya digunakan untuk satu arah dialihkan sementara untuk digunakan oleh kendaraan dari arah berlawanan.

BACA JUGA:Inilah Sosok Dibalik Suksesnya Pengamanan VVIP Saat Presiden Prabowo Berkunjung ke Majalengka

BACA JUGA:6 Kali Presiden Prabowo Ucapkan 'Saya Bahagia' Saat Panen Raya Nasional di Majalengka

Biasanya pada bagian tengah jalurnya hanya dibatasi dengan cone kerucut atau barrier plastik, yang diawasi langsung oleh petugas kepolisian.

Tujuan diadakan jalur contraflow adalah untuk mengurangi kepadatan lalulintas di satu arah. Tapi penggunaan jalur ini tetap dibatasi dan diawasi ketat.

Berikut ini adalah beberapa resiko yang perlu diwaspadai saat melewati jalur contraflow di jalur tol :

1. Tidak Bisa dengan Mudah Berhenti di Rest Area

Rest area merupakan tempat penting bagi para pemudik untuk beristirahat sejenak selama perjalanan.

Namun, bagi pemudik yang melintasi jalur contraflow, akses menuju rest area bisa menjadi kendala.

Hal ini disebabkan karena rest area di jalan tol biasanya hanya tersedia di jalur utama, bukan di jalur contraflow yang bersifat sementara yang hanya dipisahkan dengan cone kerucut atau barrier plastik.

Akibatnya, kendaraan yang berada di jalur contraflow tidak dapat pergi menuju rest area dengan mudah, bahkan sering kali tidak memiliki akses menuju rest area sama sekali.

BACA JUGA:KAI Berikan Cek Kesehatan Gratis di Stasiun Cirebon, Berikut Pelayanan yang Bisa Dinikmati Penumpang

BACA JUGA:Menang 4-1 Atas Yaman, Indonesia Lolos Piala Dunia U-17 dari Fase Kualifikasi

2. Gangguan dari Kendaraan Lain

Gangguan dari pengemudi kendaraan lain merupakan hal yang wajar terjadi saat banyak pengendara memilih menggunakan jalur contraflow.

Hal ini disebabkan oleh tingginya volume kendaraan yang menggunakan jalur ini sebagai alternatif untuk menghindari kemacetan di jalur utama.

Akibatnya, kepadatan di jalur contraflow meningkat, sehingga risiko terganggu saat akan melakukan manuver, pengereman mendadak, atau perubahan lajur secara tiba-tiba pun menjadi lebih tinggi.

3. Sulit Untuk Berhenti jika Ada Situasi Darurat

Situasi darurat, seperti kerusakan kendaraan atau masalah kesehatan, bisa terjadi kapan saja dan di mana saja — termasuk saat melintasi jalur contraflow.

Jalur contraflow merupakan jalur satu arah yang berlawanan dengan arah normal, dan biasanya hanya dibatasi oleh cone (kerucut) atau barrier plastik.

Kondisi ini membuat semua kendaraan melaju dalam arah yang tidak biasa, sehingga ruang gerak menjadi terbatas dan sulit untuk berhenti secara mendadak.

BACA JUGA:Berani Sekali! Didepan Presiden Prabowo, Dedi Mulyadi Minta Ini dan Itu untuk Petani

BACA JUGA:Cerita Suami Perempuan yang Nekat Coba Bunuh Diri di Flyover Pegambiran, Ternyata Ini Masalahnya

Apabila terjadi keadaan darurat, seperti mobil mogok atau pengemudi tiba-tiba kehilangan kesadaran. Maka, akan sangat sulit untuk berhenti atau mendapatkan bantuan dengan cepat.

Situasi ini tentu sangat mengkhawatirkan, terutama di tengah arus lalu lintas yang padat dan bergerak berlawanan arah.

4. Tidak Bisa Melihat Lampu Rambu Lalu Lintas dengan Jelas

Jalur contraflow yang bersifat satu arah namun berlawanan dengan arah normal, yang dimana hanya dibatasi dengan cone (kerucut) atau barrier plastik ditambah dengan kepadatan kendaraan pada saat musim mudik Lebaran atau libur panjang, sering kali membuat lampu rambu lalu lintas sulit terlihat.

Hal ini tentu dapat meningkatkan risiko pelanggaran aturan lalu lintas yang pada akhirnya membahayakan keselamatan pengguna jalan.

Salah satu contohnya adalah ketika lampu rambu lalu lintas di jalur contraflow jalan tol berubah warna secara tiba-tiba.

Pemudik yang sedang melaju dengan kecepatan tinggi bisa menjadi bingung atau kaget dengan perubahan tersebut.

Reaksi spontan seperti pengereman mendadak bisa terjadi, dan hal ini sangat berpotensi menimbulkan kecelakaan beruntun. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: