6 Penyebab Orang Selingkuh Berulang Kali, Ternyata Ada Unsur Ini Dalam Otaknya

Ilustrasi foto selingkuh.-pexels.com -
5. Normalisasi Perselingkuhan dalam Lingkungan Sosial
Lingkungan juga berperan besar. Jika seseorang berada dalam lingkungan yang memaklumi atau bahkan membanggakan perselingkuhan, otaknya akan terbiasa menganggap hal itu sebagai sesuatu yang wajar. Nilai moral dan rasa bersalah perlahan terkikis.
Apalagi di era digital, di mana godaan datang dari media sosial, aplikasi kencan, atau grup obrolan rahasia. Jika tidak diimbangi dengan kesadaran diri yang kuat, seseorang bisa dengan mudah terseret ke dalam perilaku berulang tanpa merasa perlu introspeksi.
6. Kurangnya Rasa Empati
Beberapa orang memang memiliki tingkat empati yang rendah—tidak bisa membayangkan atau merasakan penderitaan orang lain. Bagi mereka, perasaan pasangan bukanlah hal utama. Mereka fokus pada kepuasan diri sendiri. Dalam konteks otak, empati melibatkan kerja area seperti anterior insula dan cingulate cortex. Jika fungsi ini tidak optimal, maka kesadaran moral dan empati pun melemah.
Antara Pilihan dan Pola Otak
Selingkuh berulang kali memang tetap merupakan pilihan. Tapi, memahami bahwa otak dan pengalaman masa lalu juga memengaruhi perilaku seseorang bisa membantu kita melihatnya dari perspektif yang lebih luas. Ini bukan pembenaran, melainkan penjelasan.
Jika kamu pernah diselingkuhi atau sedang berada dalam hubungan yang diwarnai ketidaksetiaan, ingatlah: kamu bukan penyebabnya. Bisa jadi, orang tersebut sedang berperang dengan dirinya sendiri—dengan otak, trauma, dan pola yang belum selesai.
Dan bagi siapa pun yang menyadari dirinya punya kecenderungan untuk selingkuh, langkah pertama adalah menyadari pola itu. Karena perubahan tidak mungkin terjadi tanpa kesadaran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: