Nilai Ekspor Kabupaten Cirebon Capai Rp67 Triliun per Tahun, Kontribusi Tertinggi Masih Rotan

Nilai Ekspor Kabupaten Cirebon Capai Rp67 Triliun per Tahun, Kontribusi Tertinggi Masih Rotan

Kerajinan rotan menjadi kontributor utama nilai ekspor Kabupaten Cirebon.-Samsul Huda-radarcirebon.com

RADARCIREBON.COM - Nilai ekspor Kabupaten Cirebon dari berbagai komoditi mencapai Rp 67 triliun per tahun.

Ekspor tertinggi masih dari rotan. Kemudian alas kaki, tekstil, briket arang dan komoditas lainnya.

Rotan berkontribusi sebanyak 23,76 persen ekspor Kabupaten Cirebon, kemudian tekstil 29,96 persen, alas kaki 17,86 persen, ekspor briket arang 9,83 persen, serta produk perikanan sebesar 4,68 persen.

Sekretaris Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Cirebon, Rodiya, mengatakan ada lima industri utama di Kabupaten Cirebon yang menembus pasar internasional.

BACA JUGA:Kronologi Petani di Panongan Lor Tewas Tersambar Petir, Sempat Dilarikan ke Rumah Sakit

Di antaranya, industri furnitur dan kerajinan rotan yang mendominasi dengan market share sebesar 30,89 persen di tahun 2024.

“Itu ekspor yang rutin. Sementara, industri dengan ekspor tidak rutin seperti makanan 3,54 persen dan matras atau kasur 2,60 persen," kata Rodiya.

Ia menjelaskan, beberapa negara yang menjadi pasar besar dari Kabupaten Cirebon adalah, Eropa, Amerika, Timur Tengah, Afrika, dan Asia.

Perputaran uangnya selama setahun di Kabupaten Cirebon mencapai 423 juta US dollar atau Rp67 triliun dari seluruh komoditi.

BACA JUGA:PSSI Ulang Tahun ke-95, Begini Harapan Erick Thohir Terhadap Perkembangan Sepakbola Nasional

“Kalau untuk komoditi rotannya saja di angka 294 juta US dollar atau setara dengan Rp4,7 triliun," ungkapnya. 

Menurutnya, secara menyeluruh seluruh ekspor di Kabupaten Cirebon meningkat. Komuditi rotan tetap berada di posisi atas.

Namun, secara umum nilai produksi rotan 10 tahun terakhir terjadi penurunan. Perbandingan 1:10. Betapa tidak, tahun 2020 diterjang Covid-19, lalu perang Rusia-Ukraina. 

Disusul Perang Israel-Palestina dan sekarang muncul kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: