2 Alasan yang Belum Banyak Diketahui sehingga Kartini Batal Sekolah di Belanda, Terkait Aliran?

RA Kartini, sosok pahlawan perempuan Indonesia. -Wikipedia-
RADARCIREBON.COM – Setidaknya ada 2 alasan sehingga Raden Ajeng (RA) Kartini batal sekolah ke Belanda. Namun dari 2 alasan tersebut, ada 1 hal yang belum diketahui banyak orang.
Bahkan ada yang berani menyebutkan jika salah satu alasan tersebut terkait dengan aliran yang dianut oleh sosok penulis buku “Habis Gelap Terbitlah Terang” itu.
Salah satu yang menyebutkan jika Kartini batal sekolah di Belanda karena alirannya itu adalah Alwi Johan. Dia adalah pengonten di media sosial Instagram dengan sebutan Alwijo.
Alwijo menyebutkan, setidaknya ada 2 alasan Sehingga Kartini itu batal sekolah ke Negeri Kincir Angin tersebut.
BACA JUGA:Kapan Lagi Main HP Dapat Cuan, 3 Apilkasi Ini Merupakan Penghasil Saldo DANA Tercepat 2025
BACA JUGA:Dapatkan Cuan Tanpa Ribet! Berikut Ini 5 Game Penghasil Saldo DANA Tercepat Tanpa Undang Teman
Alasan yang petama, semua orang sudah banyak yang tahu. Kartini batal sekolah ke luar negeri tersebut karena ketaatannya kepada ayahnya, yakni Raden Mas Adipati Ario Sosoningrat, bupati Jepara.
Seperti diketahui, RA Kartini merupakan perempuan asal Jepara Jawa Tengah. Dia lahir pada 21 April 1879. Dia seorang keturunan bangsawan. Kartini merupakan anak dari pasangan Raden Mas Adipati Ario Sosoningrat dan MA Ngasirah.
Alasannya Kartini batal sekolah ke Belanda karena ketaatannya kepada ayahnya. Sebab, ayahnya telah menjodohkannya dengan bupati Rembang, KRM Adipati Aryo Singgih Djojoadiningrat.
Walaupun taat kepada sang ayah, namun ketika ingin dinikahkan dengan sang Bupati Rembang tersebut. Apalagi Kartini tahu, jika calon suaminya itu telah memiliki 3 isteri.
BACA JUGA:Teja Berlian Merger dengan PT Dipo, Rebranding dan Perluas Layanan
BACA JUGA:Jalan Rusak Cirtim yang Didemo Sudah Diperbaiki, Begini Penampakannya
Kartini mengajukan 3 syarat yang disebutkan oleh Alwijo. Syarat yang pertama, Kartini menolak mencium kaki sang suami. Kebiasaan itu sudah berlangsung lama di kalangan bangsawan Jawa.
Kedua, Kartini tidak mau berjalan membungkuk di depan suami. Padahal semua orang, ketika itu akan berjalan membungkuk di depan bangsawan. Apalagi sekelas bupati.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: