'Mal Kandang Ayam' di Selatan Kota

'Mal Kandang Ayam' di Selatan Kota

PemBerDaYaaN: ilustrasi mal kandang ayam yang bisa dilakukan untuk pemberdayaan masyarakat di wilayah selatan Kota Cirebon.-ilustrasi-radarcirebon.com

Oleh: Yanto S Utomo
CEO Radar Cirebon Group

BELUM lama ini ada berita mengejutkan dari wilayah Cadas Ngampar. Salah satu wilayah di selatan Kota Cirebon. Ada 2 orang menjadi korban reruntuhan galian C. Satu orang meninggal dunia dan satunya lagi kuka-luka.

Mereka ini tertimpa reruntuhan ketika sedang menggali pasir. Padahal sudah lama tempat tersebut terlarang untuk digali. Selain membahayakan  bagi pencari pasir, juga mengancam kerusakan lingkungan.

Sulit menyalahkan para penggali manual di Cadas Ngampar dan sekitarnya. Mereka tahu jika itu iligal, tapi hanya cara itu pula untuk bertahan hidup. Belum ada jalan lain kecuali hanya menjadi penggali pasir dan pemecah batu.

Pemkot sejak lama sudah mewacanakan dan menjanjikan alih profesi bagi para petambang manual di Selatan Kecamatan Harjamukti tersebut. Saya belum tahu apakah janji alih profesi itu sudah diwujudkan atau belum.

Namun hingga detik ini, nyatanya masyarakat di Selatan Kota itu masih menekuni pekerjaan lamanya. Penggali pasir dan pemecah batu.

Beberapa walikota-wakil walikota dan para anggota dewan sering mewacanakan perubahan di Selatan. Ada yang ingin dijadikan kawasan peternakan, pariwisata dan bermacam-macam kegiatan. Namun faktanya, masih belum bisa mengatasi problem alih profesi bagi masyarakat setempat.

Semua tahu sudah ada peternakan sapi, tapi juga belum bisa mengatasi upaya alih profesi. Kemudian ide untuk menjadikan kawasan tersebut lokasi pariwisata, banyak kendalanya. Selain terbentur kultur masyarakat, juga di kawasan itu sudah lama ada Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah di Kopi Luhur. Menjadi mustahil kawasan ini bisa menjadi tujuan pariwisata. Tak mungkin orang berwisata di sekitar TPA sampah.

Memang ada satu peluang untuk menjadikan kawasan sekitar itu menjadi tujuan wisata religi. Yakni di kawasan Pondok Pesantren (Ponpes) Benda Kerep. Tapi tidak mudah pula menjadikan ponpes sebagai tujuan wisata. Jika tidak hati-hati, justru terjadi benturan sosial yang tidak kita inginkan.

Ketika bertemu dengan Wakil Walikota Cirebon, Siti Farida Rosmawati di kantor Radar Cirebon beberapa waktu lalu, saya mengusulkan untuk serius membangun Selatan. Di antaranya menjadikan Selatan Kota tersebut sebagai “Mal Kandang Ayam”.

Saya sampaikan kepada Wawali, banyak keuntungan dan kondisi yang sangat mendukung jika kawasan tersebut dijadikan “Mal Kandang Ayam”. Bisa sedikit demi sedikit mengatasi persoalan ketertinggalan di kawasan ini.

Apalagi, di dekat desa itu sudah ada “Mal Kandang Ayam”. Jumlahnya sudah puluhan kandang. Lokasinya di Desa Sinarancang, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon. Letaknya hanya dibatasi waduk Setu Patok. Atau hanya selemparan batu dari Harjamukti bagian selatan.

Apa yang dimaksud dengan “Mal Kandang Ayam”? Yakni, satu kawasan peternakan ayam modern yang mirip dengan mal. Disebut mal, walau karena namanya kandang ayam, tapi mewah. Para penghuninya memang ribuan ayam, tapi suhu Ac-nya lebih dingin dari kamar kita.

Jangan dibayangkan dengan kandang ayam tradisional yang sering kita jumpai. Baunya yang membuat polusi dan tampak kumuh. Di kandang modern ini tidak begitu. Ketika berada di dalam kandang, tidak terlalu bau. Apalagi di luar kandang, tidak tercium bau sama sekali.

“Mal Kandang Ayam” di Desa Sinarancang ini dipelopori oleh Ustad H Ujang Bustomi. Kyai dan YouTuber papan atas ini adalah pengasuh Pandepokan Anti Galau. Lokasi kandang ayam ini juga tak jauh dari 2 tempat wisata milik Ustad Ujang. Yakni Kafe Anti Galau dan Talaga Langit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: