Mimpi 40 Tahun Los Rojiblancos

Mimpi 40 Tahun Los Rojiblancos

MADRID – Atletico Madrid perlu menunggu sepanjang 40 tahun demi bisa lolos ke babak semi final Liga Champions. Selama itu, prestasi Los Rojiblancos tak menentu dan kerap absen dari ajang kasta tertinggi kompetisi Eropa tersebut. Dan kemarin (10/4) dini hari, penantian empat dekade itu terwujud dengan sangat epik: mengalahkan Barcelona!. Blaugrana yang selama ini sangat dominan mendadak mati kutu di Vicente Calderon, kandang Atletico. Mereka tak leluasa menyerang anak asuh Diego Simeone. Meski terus menguasai bola hingga 68 persen (Atletico hanya 32 persen), Barca -sebutan Barcelona- tak mampu melakukan apa-apa. Ruang gerak gelandang kreatif Xavi Hernandes sempit hingga dia tak bisa menemukan Lionel Messi di depan. Messi yang di laga “normal” lainnya leluasa mengecoh lawan-lawannya, kali ini seperti menghadapi tembok. Dia tak bisa menembus barisan pertahanan Barcelona. Bahkan, beberapa kali dia harus turun ke belakang demi mendapat bola. Atletico memanfaatkan dengan baik keunggulan tinggi badan pemain-pemainnya. Buktinya, gol Koke di menit ke-5 berawal dari crossing David Villa yang tak mampu diatasi bek Barca. Umpan lambung Villa di depan gawang Jose Manuel Pinto diteruskan striker muda Adrian ke Koke. Koke yang berdiri bebas menyambut umpan itu dengan tendangan voli first time. Jala gawang Pinto bergetar. Seisi Vicente Calderon pun bergemuruh. Atletico pun lolos dengan agregat gol 2-1 setelah di Camp Nou pada leg pertama, mereka bermain seri 1-1. “Setelah 40 tahun kami kembali di tempat yang pantas. Kami percaya bahwa kerja kami akan menghasilkan. Kini kami memiliki peluang. Kami telah banyak berkembang,” kata pelatih Atletico, Diego Simeone seperti dikutip Football Espana. Pelatih berpaspor Argentina itu memerintahkan anak asuhnya untuk terus menekan lawan. Terutama kepada Pinto setiap kali dia membawa bola. Mereka juga memaksa mereka untuk memainkan lebih banyak crossing. “Barca tidak akan terlalu berbahaya dengan umpan-umpan lambung,” katanya. Kemenangan tersebut terasa lebih spesial karena mereka tidak diperkuat striker Diego Costa dan gelandang Arda Turan. Sebagai gantinya, Simeone memainkan Adrian yang diduetkan Villa. Adrian di pucuk serangan sedangkan Villa sedikit ke belakang. Strategi itu terbukti sukses. Striker Spanyol 26 tahun itu menyumbang assist gol Koke. “Saat Costa cedera hanya ada satu pemain di benak saya, yaitu Adrian,” kata mantan gelandang Inter Milan itu. “Para pemain terus berlari. Saya mengagumi mereka. Saya mencintai mereka. Saya senang dengan bagaimana mereka membangun serangan dan bertahan line by line. Tim ini bukan milikku. Ini milik mereka. Ini adalah ide kami untuk bermain seperti ini. Tak ada yang ingin mengkhianati. Rasa cinta begitu dalam di antara kami semua,” papar Simeone. Kini, Atletico tinggal mengulangi cara yang sama saat mereka bentrok di penghujung Primera Division. Kali ini laga bakal digelar di Camp Nou pada 18 Mei mendatang. Atletico sebagai penguasa klasemen bisa bablas juara. Simeone bisa menebus puasa gelar Primera Division Atletico selama hampir dua dekade. (aga)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: