Acep Sesalkan Praktik Money Politics

Acep Sesalkan Praktik Money Politics

Jika melihat perolehan suara Pemilihan Legislatif (Pileg) 2014, PDIP pesimis mempertahankan 14 kursinya di DPRD Kuningan. Partai berlambang moncong putih itu pun menuding, penurunan suara diakibatkan oleh banyaknya para caleg partai lain yang melakukan praktik money politics. “Banyak sekali praktik jual beli suara. Praktik politik transaksional, atau money politics. Itu yang membuat lumbung-lumbung suara kita hilang. Cara itu benar-benar tidak mendidik,” tegas Ketua DPC PDIP Kuningan, H Acep Purnama, usai evaluasi partainya, Jum’at (11/4) Praktik money politics dipastikannya terjadi pada pra pemilihan, atau mendekati hari-hari pencoblosan. Oknum dan bukti praktik money politics diakui Acep sudah ada di tangan. Metode money politics, lanjut Acep, bukan hanya dilakukan incumbent atau caleg bermodal besar. Tapi caleg yang sifatnya tidak diperhitungkan pun telah melakukan hal serupa. Acep juga memprediksi, modal besar pelaku money politics juga berasal dari suntikan caleg DPR RI. Sebab luas wilayah dapil para caleg provinsi maupun pusat, mengharuskan mereka memiliki tandem di daerah sebagai operator. \"Lihat saja suara kami untuk DPR RI dan DPRD Provinsi, kan relatif aman. Tapi ketika dilihat hasil perolehan suara di tingkat daerah, jauh tidak seimbang dengan suara di atasnya. Ini kami perkirakan akibat banyaknya praktik money politics,” tandasnya dengan nada kesal. Akibat kejadian buruk tersebut, Acep pesimis tidak akan mampu mempertahankan 14 kursi DPRD yang direbutnya pada Pileg 1999. Bahkan Ia memperkirakan periode 2014-2019 bisa kurang dari 14 kursi. Itu menurutnya semua di luar perkiraan partai. “Banyak daerah sebagai lumbung suara PDIP, tiba-tiba hasilnya gak signifikan. Jadi jumlah kursi kita sekarang pasti turun,” jelasnya. Acep sendiri berani menjamin tidak ada satu pun kadernya melakukan praktik money politics dalam Pileg 2014. Ia beralasan, tidak ada caleg-nya yang bermodal besar. Rata-rata caleg-nya bermodal pas-pasan. “Saya tahu modal para caleg saya pas-pasan. Jadi mana mungkin melakukan money politics,” tandas pria yang kini menjabat wakil bupati Kuningan ini. Terkait indikasi kecurangan KPU dan panwas, Acep tidak melihat hal itu. Ia tidak mau berpikiran negatif kepada dua lembaga penyelenggara dan pengawas pemilu tersebut. Hanya Ia meminta ketegasan dari panwas untuk menindak para caleg yang melakukan praktik money politics. (tat)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: