Areal Tambang Gunung Kuda Seluas 30 Hektare, Lahan Milik Perhutani, Disewa 3 Yayasan

Areal Tambang Gunung Kuda Seluas 30 Hektare, Lahan Milik Perhutani, Disewa 3 Yayasan

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi mempertanyakan lahan Perhutani di Gunung Kuda yang berubah menjadi tambang seluas 30 hektare.-Foto: Dedi Haryadi-radarcirebon.com

RADARCIREBON.COM - Areal tambang di Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon ternyata memiliki luas hingga 30 hektare.

Kawasan galian c tersebut berada di lahan milik Perhutani dan disewakan kepada 3 yayasan.

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi mempertanyakan banyak lahan Perhutani justru berubah menjadi areal tambang, bukan kawasan hijau.

Pihaknya juga meminta kepada Pemerintah Kabupaten Cirebon untuk melakukan perubahan tata ruang.

BACA JUGA:Gerak Cepat Tangani Tragedi Longsor Tambang Gunung Kuda Cirebon

Pada perubahan tersebut agar mencantumkan kawasan Gunung Kuda sebagai area hijau, bukan tambang.

"Saya minta Pemda Kabupaten Cirebon segera mengubah tata ruang. Kembalikan menjadi kawasan hijau," tegas Kang Dedi Mulyadi.

Tidak hanya itu, gubernur juga akan memanggil Perhutani terkait dengan perubahan kawasan hutan yang disewakan menjadi pertambangan.

"Ini kan Perhutani banyak sekali hutannya yang berubah jadi tambang. Padahal ini kan perusahaan yang mengelola hutan," katanya.

BACA JUGA:Anaknya Tantrum Tak Mau Sekolah, Orang Tua di Kuningan Minta Tolong Damkar Berikan Nasehat

Dedi menegaskan akan memanggil Perhutani dan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Cirebon. Ia memerintahkan Pemda Kabupaten Cirebon untuk mengalihfungsikan tambang maut ini menjadi kawasan hutan kembali

Dedi mengaku sudah menutup lokasi tambang Galian C Gunung Kuda yang longsor tersebut. Ia juga telah mencabut izin pertambangan yang dipegang oleh tiga yayasan.

"Tadi malam, kami sudah mengeluarkan sanksi administrasi dalam bentuk penghentian izin. Pencabutan izin dari tambang ini. Ini kan dikelola oleh Koperasi Pondok Pesantren. Koperasi Pondok Pesantrennya bernama Al-Azhariyah," kata Dedi.

"Dan kemudian, di samping ini ada dua lagi kan, ada dua tambang yang sama, yang dikelola oleh Yayasan. Jadi, tiga-tiganya sudah kami tutup tadi malam," sambung dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: