Cirebon Disorot Media Amerika Serikat Gara-gara Longsor Gunung Kuda, Sebut Tambang Tak Penuhi Standar K3

Longsor Gunung Kuda, Kabupaten Cirebon menjadi sorotan media asing ternama seperti The New York Times.-Foto: Tangkapan layar - Diolah -radarcirebon.com
RADARCIREBON.COM - Kabupaten Cirebon disorot dunia internasional. Media dari Benua Amerika Serikat, Timur Tengah hingga Asia turut memberitakan. Tapi, bukan karena prestasi yang membanggakan.
Peristiwa longsor di Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, menjadi tajuk pemberitaan media asing.
The New York Times memberitakan dengan judul: Landslide at Quarry in Indonesia Kills at Least 14.
Media ternama tersebut menyoroti mengenai jumlah korban yang cukup banyak dan kondisi tambang tidak memenuhi standar keselamatan, kesehatan kerja (K3).
BACA JUGA:Gerak Cepat Tangani Tragedi Longsor Tambang Gunung Kuda Cirebon
"Sudah beberapa tahun pemerintah memperingatkan bahwa tambang tersebut tidak memenuhi standar keselamatan," tulis media tersebut.
The New York Times juga menyorot deforestasi di Indonesia yang terjadi secara besar-besaran.
"Indonesia adalah negara kepulauan dengan 17.500 pulau dengan populasi lebih dari 280 juta orang. Wilayahnya sebagain adalah hutan hujan tropis. Tetapi banyak (hutan) sudah gundul dalam 50 tahun terakhir, berubah menjadi perkebunan sawit dan pertanian."
"Deforestasi dan pertambangan ilegal juga berkontribusi pada pergerakan tanah di negara ini. Pada Bulan November, 24 orang meninggal di lokasi tambang emas ilegal di Sulawesi," tulis pemberitaan tersebut.
BACA JUGA:Anaknya Tantrum Tak Mau Sekolah, Orang Tua di Kuningan Minta Tolong Damkar Berikan Nasehat
Media ternama Timur Tengah juga menyorot kejadian ini. Judul di Al Jazeera: A least 10 dead, several missing after stone quarry collapses in Indonesia.
Areal tambang di Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon ternyata memiliki luas hingga 30 hektare.
Kawasan galian c tersebut berada di lahan milik Perhutani dan disewakan kepada 3 yayasan.
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi mempertanyakan banyak lahan Perhutani justru berubah menjadi areal tambang, bukan kawasan hijau.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: