Manfaatkan Anggaran PNPM Melalui Pengelolaan Sampah

Manfaatkan Anggaran PNPM Melalui Pengelolaan Sampah

LEUWIMUNDING – Fasilitator PNPM Yadi Supriadi menjelaskan sejak tahun 2010, LKM Tirta Mandiri Desa/Kecamatan Leuwimunding, Kabupaten Majalengka kian berkembang menjadi masyarakat yang produktif. Pihaknya bekerjasama dengan kelompok gapoktan dan punk menggalang potensi, bantuan stimulan yang digulirkan oleh pemerintah melalui PNPM mampu mengakomodir dengan baik lewat penanggulangan dan pengelolaan sampah. “Dari sisi sinergis kita membangun dan merangkul sumber daya yang ada dan sudah digagas. Apalagi sejak tahun 2010 lalu itu pengelolaan anggarannya mampu tumbuh berkembang dari 50 persen lebih,” ujarnya. Pihaknya selalu mengevaluasi melalui kegiatan saresehan tentang bagaimana masyarakat bisa membuang sampah pada tempatnya. Minimnya keterbatasan energi khususnya sumber daya manusia yang ada akhirnya program ini pun terus berkembang dan menjadikan sampah sebagai salah satu magnet memiliki nilai ekonomis. “Kita semua tahu bahwa program ini hanya sebatas memfasilitasi. Namun melihat potensi yang ada di masyarakat Leuwimunding ini tidak semata-mata bahwa bantuan dari pemerintah ini tidak bisa dikembangkan. Melalui kegiatan ini juga kami mengapresiasi karena mampu mengembangkan program peningkatan keluarga di wilayah ini,” paparnya. Salah seorang anggota komunitas punk, Ujang mengatakan, punk seharusnya tidak dipandang anarkis. Untuk mengubah cara pandang masyarakat, pihaknya terus memutar otak di antaranya adanya gagasan dimulai dari membersihkan lingkungan sekitar. “Seperti PNPM ini yang merupakan satu frekuensi dengan komunitas kami. Peran PNPM di desa kami ini sangat penting karena telah membantu untuk mengembangkan kegiatan komunitas kami melalui Jumat Bersih (Jumsih). Selain itu sampah dibuat menjadi nilai jual,” terangnya. Sementara iut, anggota LKM Mandiri, Aang Rukman Lesmana menambahkan, penyusuan program yang ditawarkan ke masyarakat itu tidak meski fokus terhadap pembangunan infrastruktur. Tetapi pengelolaan sampah juga terkadang tidak menarik sejumlah masyarakat. Oleh karena itu, pihaknya bertemu dengan komunitas anak muda dan punk yang sudah menjalankan kegiatan pengelolaan sampah tersebut sejak tahun 2008 lalu. “Kita gabung dengan beberapa komunitas dan membuat suatu program untuk menggali potensi yang ada saat ini. Tujuannya generasi muda di desa kami ini jangan sampai mencari pekerjaan sampai keluar daerah karena di desanya juga sudah bisa mengaplikasikan dengan baik,” imbuhnya. Menurutnya, berangkat dari hal itulah beberapa program terus dikembangkan guna sama-sama peduli terhadap lingkungan dan penanggulangan kemiskinan serta lingkungan ekonomi dan sosial. Pihaknya terus berjuang bagaimana bahwa suatu program di lingkungannya itu tidak semestinya mengandalkan dari pemerintah namun minimalnya bisa lebih bersinergi seluruh lapisan masyarakat terkait pengelolaan sampah yang baik. (ono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: