Empat Bocah Korban Sodomi Jalani Visum
**Sejak Kasus Mencuat, Tersangka Belum Terlihat di Sekolah KUNINGAN - Setelah sempat tertunda lantaran dokter bedah yang menjadi mitra kepolisian berada di luar kota, akhirnya empat bocah dari Desa Cieurih, Kecamatan Cidahu, yang diduga menjadi korban sodomi menjalani visum di RSUD 45 Kuningan, Rabu (14/5). Keempat bocah berinisial UB, FR, JA dan RM yang kini duduk di bangku kelas 4 dan 5 Madrasah Ibtidaiyah (MI) tersebut, menjalani pemeriksaan di ruangan Instalasi Gawat Darurat (IGD) oleh tim medis yang dipimpin Dr Irwan Adinin SpB. Usai melakukan visum, Irwan mengatakan, dalam menjalani visum dia dibantu dua orang dokter dan satu perawat. \"Visum yang kami lakukan hanya fokus memeriksa kondisi anus korban apakah ada luka atau terindikasi mengalami kekerasan seksual atau tidak,\" ujar Irwan. Mengenai hasil visum tersebut, papar dia, sebetulnya bisa diketahui dalam waktu sehari itu. Namun pihaknya tidak mempunyai kewenangan untuk menginformasikannya selain kepada aparat penyidik Polres Kuningan. \"Hari ini (kemarin) juga sudah bisa diketahui hasilnya. Namun secara resmi kami baru akan memberikan hasil visum ke pihak penyidik seminggu ke depan,\" terang Irwan. Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Kuningan, Aipda Dahroji yang mendampingi keempat bocah tersebut menerangkan, kegiatan visum dilakukan untuk membuktikan apakah benar telah terjadi kekerasan seksual sodomi terhadap empat bocah tersebut. Jika ternyata hasil visum menunjukkan benar keempat bocah tersebut telah disodomi, maka pihaknya akan segera melakukan pemeriksaan terhadap dua terduga pelakunya yaitu PI dan US yang juga masih dibawah umur. \"Dari hasil visum tersebut akan menjadi petunjuk kami untuk menangani kasus dugaan sodomi terhadap empat bocah tersebut. Tidak menutup kemungkinan, jika hasil visum menunjukkan ada indikasi kekerasan seksual maka dalam waktu dekat ini kami akan melakukan pemeriksaan terhadap tersangka,\" jelas Dahroji. Seperti diberitakan Radar sebelumnya, empat bocah warga Desa Cieurih, Kecamattan Cidahu masing-masing berinisial UB, FR, JA dan RM diduga menjadi korban pelecehan seksual dua tahun yang lalu oleh dua pelaku berinisial PI dan US yang kala itu masih duduk di bangku SMP. Pengalaman buruk keempat bocah yang duduk di bangku kelas 4 dan 5 sekolah setingkat SD tersebut baru diketahui para orang tua korban dari guru ngaji di desa setempat dua tahun kemudian. Tanpa sengaja, sang guru ngaji saat memberi nasihat kepada anak-anak untuk berhati-hati agar jangan sampai menjadi korban seperti yang terjadi di Sukabumi, namun salah satu muridnya nyeletuk menunjuk salah satu murid mengaji pernah diperlakukan serupa. Dari informasi tersebut, kemudian diperoleh data jumlah korban sodomi dua pelaku yang kini sudah duduk di bangku SMK tersebut berjumlah empat orang. Para orang tua yang tak terima anaknya diperlakukan tak senonoh tersebut pun akhirnya melaporkannya ke polisi. Sementara Sekretaris Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora), Drs Dedi Supardi MPd mengaku prihatin dengan adanya kasus dugaan sodomi yang menimpa anak di bawah umur. Dia menyarankan agar orang tua dan guru lebih ketat dalam mengawasi anak-anak baik di lingkungan rumah atau sekolah. “Kami turut prihatin jika kejadian itu benar-benar berlangsung. Sekolah harus lebih ketat mengawasi anak didik ketika berada di sekolah. Begitu juga orang tua siswa disarankan agar terus melakukan pengawasan. Ini untuk mencegah hal yang tidak diinginkan terjadi. Meski yang menjadi korban siswa MI, namun kami sudah memerintahkan UPTD Disdikpora Cidahu untuk terjun ke lapangan melakukan pengawasan,” sebut Dedi. (ags)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: