Masa Tanam Serentak Picu Kelangkaan Pupuk

Masa Tanam Serentak Picu Kelangkaan Pupuk

*Petani Butuh Pupuk karena Usia Padi Masih Kurang Sebulan MAJALENGKA – Masa tanam kedua yang waktunya serentak di sejumlah kawasan di Majalengka terutama di wilayah utara, memicu terjadinya kelangkaan pupuk urea bersubsidi. Ditambah pula droping pupuk dari distributor yang tidak sebanding dengan kebutuhan petani. Seperti yang terjadi di kawasan Jatitujuh dan sekitarnya. Di kawasan ini, droping pupuk yang didapatkan agen-agen maupun pengecer pupuk tidak sebanding dengan kebutuhan para petani untuk menggarap lahan pertanian mereka pada awal-awal masa tanam kedua di tahun 2014 ini. Imbasnya, pupuk urea bersubsidi yang sangat dibutuhkan para petani langsung diserbu para petani ketika datang ke kios-kios agen maupun kios pengecer. Bahkan, para petani yang sudah tahu jadwal dropingnya, rela mengantre bahkan menaruh uang DP untuk mendapatkan pupuk. Embun, pemilik kios pupuk Subur Jaya di kawasan Jatitujuh menyebutkan jika pengiriman atau droping pupuk urea bersubsidi dari distributor pupuk hingga saat ini relatif normal, di kisaran 4 ton-10 ton per satu kali pengiriman. Namun, di masa tanam yang waktunya hampir serentak yang terjadi di wilayahnya, stok pupuk urea bersubsidi tersebut tidak mampu mencukupi keperluan pupuk bagi para petani. Akibatnya, ketika stok di kios-kios penjual pupuk menipis, praktis kiosnya tidak dapat melayani kebutuhan para petani yang terus datang setiap harinya tersebut. “Pengirimannya sih normal. Dua minggu sekali kita didrop sekitar empat sampai sepuluh ton dari distributor. Biasanya sih cukup, tapi di masa tanam yang hampir merata ini, stok yang ada tidak mampu memenuhi keperluan petani. Kalau boleh usul sih, dropingnya minta ditambah lah, kasihan para petani yang sawahnya baru pada ditenemin padi. Kalau kekurangan pupuk, padinya jadi nggak bagus tumbuhnya,” ujarnya, kemarin (20/5). Meski stoknya minim dan pemintanya masih banyak, dia mengaku jika harga jual dari pupuk bersubsidi ini tidak dijual diatas HET (harga eceran tertinggi). “Ngejualnya sih masih sesuai HET walaupun stoknya minim. Kalau di atas HET bisa dipenalti kita,” tuturnya. Sementara itu, petani yang tengah berburu pupuk di kios tersebut Saripudin mengaku jika pada masa tanam kedua ini, mayoritas tanaman padi para petani di kawasan tersebut masih berusia rata-rata di bawah satu bulan. Masa ini, kata dia, cukup membutuhkan pemupukan. Dia menyebutkan, kebutuhan pupuk untuk lahan padi seluas satu hektara kurang lebih tiga hingga empat kuintal. Sedangkan, stok pupuk yang biasa tersedia di kios-kios pengecer paling banter hanya mampu mememenuhi kebutuhan 10 hingga 20 hektara lahan padi saja. “Nggak sebanding dengan total jumlah lahan padi yang saat ini tengah digarap para petani di kawasan tersebut yang mencapai puluhan hektar. Bahkan, bahasa kasarnya, kita siap panjer DP buat dapetin pupuk di kios pupuk,” sebutnya. Oleh karena itu, para petani berharap agar ketersediaan pupuk bersubsidi yang beredar di Majalengka, pasokannya ditambah lagi terutama pada masa-masa tanam yang waktunya hampir berbarengan di setiap daerah. (azs) FOTO: AZIS MUHTAROM/RADAR MAJALENGKA DISERBU. Truk distributor pupuk yang hendak mendroping pupuk urea bersubsidi ke salah satu kios di kawasan Jatitujuh, langsung diserbu oleh para petani yang sudah mengantre. Kelangkaan pupuk ini diakibatkan oleh masa tanam yang waktunya hampir berbarengan sehingga stok pupuk di kios-kios pupuk tidak dapat memenuhi kebutuhan para petani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: