Bantah PDAU Terancam Bangkrut
KUNINGAN – Lamanya proses seleksi direktur baru memicu sangkaan PDAU terancam bangkrut. Salah satu indikatornya dengan sepinya pengunjung Objek Wisata Kolam Cigugur. Namun sangkaan tersebut buru-buru dibantah Pjs Direktur PDAU, Rani Fitriani ST. Rani menjelaskan, pengelolaan usaha PDAU selama ini tetap berjalan lancar. Bahkan ia menegaskan, memasuki tahun ini terjadi peningkatan pendapatan. Secara kumulatif, sejak Januari sampai April 2014, terdapat surplus pendapatan yang mencapai puluhan juta rupiah. “Dibanding tahun sebelumnya, tahun ini ada peningkatan. Jadi PDAU tidak terancam bangkrut. Itu cuma isu atau sangkaan saja. Kita masih lancar kok, apalagi nanti cottage di Balong Dalem akan segera dioperasikan,” terang perempuan berjilbab itu, kemarin (22/5). Dikatakannya, cottage di Balong Dalem ditargetkan mulai Juni mendatang bisa beroperasional. Sejumlah perlengkapan cottage yang sudah mulai dibuat sejak sebulan lalu, sudah hampir rampung. Selain itu, promosi objek wisata pun terus dilakukan. “Kemarin-kemarin ada penyewaan sarana di Waduk Darma untuk rakor. Tentunya menambah pendapatan kita. Pokoknya operasional PDAU tetap berjalan, bahkan target pendapatan tahun ini akan lebih besar,” ungkapnya. Ditanya harapan segera terpilihnya direktur definitif, Rani menjawab, bakal mengikuti ketentuan seleksi yang ditetapkan. Mau seminggu, sebulan atau beberapa bulan pun, dirinya tidak mempermasalahkan. Yang penting dari seleksi tersebut menghasilkan pimpinan terbaik yang bisa membawa PDAU ke arah yang lebih baik. “Kalau masalah itu sebenarnya bukan kewenangan kami. Kami akan siap mengikuti segala ketentuan. Kalau ternyata minggu depan sudah terpilih direktur definitif, kita siap. Begitu pula kalau harus menunggu sampai sebulan atau beberapa bulan. Yang penting, jangan sampai terburu-buru yang nanti hasilnya asal. Tapi lebih cepat juga lebih baik, tapi dengan hasil yang terbaik,” harap Rani. Terpisah, salah seorang anggota tim seleksi direktur PDAU, Drs Ade Priatna menjelaskan, seleksi pimpinan BUMD tersebut akan disesuaikan dengan regulasi yang kini tengah digodok DPRD. Itu dimaksudkan agar tidak terjadi tumpang tindih aturan dengan mekanisme yang dijalankan. “Mekanisme proses penentuan caol direktur ini juga kan masih berjalan, jadi kita juga akan menyesuaikan dengan regulasi yang sedang dibahas. Karena perda tidak berlaku surut, jadi ya hal ini memang perlu disesuaikan,” kata Ade. Dalam kesempatan itu, ia mendengar bocoran bahwa dewan tengah mempertimbangkan jumlah direksi dalam raperda-nya. Dirinya juga memperkirakan pada perda nanti melahirkan ketentuan hanya satu direktur saja. Ini dimaksudkan untuk menekan biaya gaji dan operasional direksi yang bisa mencapai Rp25 juta. Ditanya tentang lamanya waktu seleksi yang baru memasuki tahapan tes kesehatan, Ade geleng-geleng kepala. Menurutnya, jangka waktu tersebut tidak terlalu lama. Empat bulan berjalan itu lebih disebabkan adanya pendaftaran calon harus dibuka dua kali, mengingat belum mencapai lima orang pendaftar. “Kita juga kan tidak bisa memaksakan aturan, jadi saat pendaftaran pertama kita kekurangan pendaftar calon, ya terpaksa kita membuka pendaftaran kedua,” kata Ade. Kapan seleksi berakhir? Ia tidak bisa memastikan. Bahkan untuk hasil tes kesehatan pun dirinya mengaku belum memegang hasil. Hanya saja Ade menerangkan, tahapan selanjutnya akan dilaksanakan fit and proper test oleh pihak ketiga. Pihak ketiga tersebut terdiri dari orang-orang profesional yang dipilih owner PDAU (bupati). “Setelah semua tes dilaksanakan, nanti akan ada akumulasi nilai. Dari sana baru owner yang akan mempertimbangkan. Pihak ketiga akan mengetes aspek kemampuan, potensi, dan pemaparan visi misi serta program kerja yang akan dilaksanakan,” tukasnya. (ded)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: