35 Ribu Kendaraan Per Jam Menuju Jakarta

35 Ribu Kendaraan Per Jam Menuju Jakarta

\"\"INDRAMAYU– Puncak arus balik kendaraan ke arah Jakarta yang terjadi pada Sabtu (3/9), masih terjadi hingga Minggu (4/9) malam. Ratusan ribu kendaraan, baik roda empat maupun roda dua terus memadati jalur pantura Indramayu. Data yang diperoleh Radar Indramayu di pos penghitungan Dishubkominfo Kabupaten Indramayu di simpang Lohbener, tercatat 203.056 kendaraan melintas menuju Jakarta yang didominasi sepeda motor hingga mencapai 133.147 unit. Lonjakan arus balik pada Minggu (4/9), dalam kurun waktu satu jam saja atau pukul 11.00 hingga 12.00, sebanyak 35.175 unit kendaraan melaju menuju arah Jakarta. Ribuan kendaraan ini masih didominasi sepeda motor sebanyak 32 ribu unit. Diperkirakan, jumlah kendaraan yang melintasi pantura Indramayu ke arah Jakarta pada Minggu (4/9) dari pukul 00.00 hingga 24.00 mencapai lebih dari 250 ribu kendaraan. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan lonjakan yang terjadi pada Sabtu (3/9). Lonjakan yang terjadi secara signifikan pada Minggu (4/9), yakni pada pukul 09.00 hingga 10.00 sebanyak 17.930 unit. Sedangkan pada satu jam sebelumnya terpatok di angka 10.608 unit. Yang lebih mengejutkan adalah lonjakan pada pukul 11.00 hingga 12.00 yang mencapai 35.175 ribu kendaraan. Dari pantauan koran ini, lonjakan terus mengalami peningkatan dalam setiap jam hingga malam hari. Sementara itu, penumpukan kendaraan di dua jalur sekaligus hingga terjadi kemacetan terjadi di jalur pantura Widasari dan Pilangsari. Pasalnya, ratusan ribu kendaraan yang menggunakan jalur alternatif Cirebon-Karangampel-Lohbener, harus memutar arah sejauh sekitar 10 kilometer dari simpang Celeng (Lohbener) menuju bundaran Pilangsari. Sehingga, antrean panjang di jalur menuju Cirebon tak terhindarkan. Terlebih dengan kondisi di jalur menuju Jakarta. Jauhnya jarak tempuh untuk memutar tentu saja menjadi faktor penghambat bagi pemudik untuk dapat cepat sampai di tempat tujuan. Padahal, kondisi ini sudah terjadi pada Sabtu (3/9). Akan tetapi, bundaran Ujung Jaya-Widasari nampaknya bukan suatu akses yang dimanfaatkan pihak kepolisian untuk mengurai kemacetan dan memperpendek jarak tempuh memutar. Sementara itu, arus balik kendaraan ke Jakarta juga terjadi di jalur Cirebon–Karangampel. Kondisi ini tentu saja membuat jalur Karangampel padat dan penuh sesak, dan menyulitkan warga setempat yang ingin menyeberang jalan. Banyaknya pemudik yang melintas di jalur Cirebon– Karangampel–Indramayu ini sudah tentu membuat sibuk petugas kepolisian dari Polsek Karangampel maupun Polres Indramayu. Mereka harus mengatur lalu lintas dengan sistem buka tutup, guna memberi kesempatan kepada penyebarang jalan atau warga lokal yang ingin menyeberang maupun berbelok. Sementara guna mengurai kemacetan, petugas di Karangampel yang dipimpin langsung Kapolsek Kompol Drs Rahmat Mulyadi langsung turun ke lapangan mengatur arus lalu lintas. Arus pemudik yang awalnya melintas di jalur Karangampel menuju Jakarta melewati Indramayu hingga Lohbener, sempat dialihkan dari Karangampel menuju Jatibarang. Hal ini dilakukan karena jumlah pemudik yang melintas ke Lohbener sangat membludak sehingga menimbulkan kemacetan yang cukup panjang. “Pemudik kami arahkan ke Jatibarang karena kondisi di Lohbener katanya sangat parah,” kata kapolsek kepada Radar. Meskipun demikian, pada sore hari arus mudik kembali seperti semula. Arus mudik yang sempat diarahkan melewati Jatibarang kembali diarahkan melewati Lohbener menuju Jakarta. Hal ini dilakukan karena kondisi di Jatibarang  sudah terlampau padat. Kapolsek menambahkan, meskipun arus balik sangat padat dan diduga merupakan puncaknya, namun secara umum kondisinya relatif lancar dan aman. Bahkan kondisi di depan Pasar Karangampel yang biasanya macet juga bisa diatasi, setelah dilakukan penertiban terhadap para pedagang maupun tukang becak yang biasa parkir di tempat tersebut. Kepadatan kendaraan juga terjadi di wilayah Karangsinom, Kecamatan Kandangahur hingga Larangan, Kecamatan Lohbener. Banyaknya kendaraan membuat jalur itu macet hingga sekitar 20 kilometer. Bahkan hingga petang kemarin, kemacetan itu masih terjadi. Selain karena volume kendaraan terus mengalami peningkatan, kemacetan juga dipicu adanya aktivitas keluar masuk kendaraan, seperti di SPBU, masjid dan rumah makan. SPBU Karangsinom salah satunya. SPBU tersebut sebagai titik awal terjadinya kemacetan kendaraan dari arah Cirebon menuju Jakarta. Panjangnya kemacetan hingga sampai wilayah Larangan, juga dipicu karena sepanjag jalur itu terdapat sejumlah SPBU dan masjid serta rumah makan. Bukan itu saja, pemicu lainnya diakibatkan adanya kendaraan yang parkir di bahu jalan di lokasi itu. Sementara pada titik lokasi lainnya, seperti di wilayah Patrol dan Sukra, hanya terjadi penumpukan kendaraan. Meski demikian antrean kendaraan tidak sampai panjang. Sebagai upaya mengantisipasi terjadinya kemacetan lebih parah, kepolisian bahu membahu mengurai arus lalu lintas pada titik lokasi tersebut. “Waduh minta ampun macetnya Mas. Capek juga sih, karena baru jalan sekitar semeter berhenti lagi dan itu terus terjadi sepanjang jalan. Dari Larangan hingga wilayah Kandanghaur ini memakan waktu lebih tiga jaman,” ujar Sakur (46), pengendra mobil pribadi asal Cirebon. Kapolres Indramayu, AKBP Rudi Setiawan saat ditemui ketika terjun langsung mengurai kendaran di wilayah Losarang, mengatakan, antrean kendaraan terjadi karena telah terjadi peningkatan kendaraan. Meski demikian, kondisi tersebut masih bisa diantisipasi. “Seluruh pesonil kita kerahkan untuk mengurai arus lalu lintas. Khusus pada titik lokasi tertentu seperti SPBU dan masjid maupun rumah makan, kita tambahkan kekuatan,” ujar kapolres. Untuk SPBU, kata kapolres, pihaknya melakukan buka tutup pada pintu masuk. Langkah itu dilaklukan agar antrean kendaraan yang hendak mengisi bahan bakar bisa dapat diatur dan tidak sampai memakan bahu jalan. “Khususnya untuk kendaran besar, seperti bus termasuk truk pengangkut sembako. Saat ini juga, dari kendaraan itu banyak yang melintas jalur alternatif, seperti Cikamurang,” katanya. Kapolres juga mengimbau kepada pengendara, jika dalam kondisi lelah, apalagi mengantuk sekiranya beristirahat. (tar/oet/kom)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: