Demo IAIN Berujung Anarki

Demo IAIN Berujung Anarki

Bakar Kursi dan Rusak Bus Kampus, Seorang Mahasiswa Diamankan CIREBON – Persoalan yang menerpa IAN Syekh Nurjati mulai dari masalah internal hingga kasus korupsi kembali memicu keprihatinan mahasiswa. Namun kali ini, demonstrasi mahasiswa yang digelar kemarin berujung anarki. Terjadi pembakaran dan perusakan. Pantauan Radar mahasisa yang tergabung dalam Badan Pergerakan Mahasiswa IAIN Syekh Nurjati melakukan aksi penyegelan pintu masuk kampus selama empat jam, dari pukul 10.00 WIB hingga 14.00, Selasa (30/9). Aksi ini juga diwarnai penggalangan tanda tangan dan vandalisme dengan mencorat-coret dinding pagar kampus serta membakar kursi perkuliahan. Akibat aksi penyegelan tersebut, kendaraan yang akan masuk ke kampus harus putar balik dan tidak bisa parkir di dalam. Tak hanya itu mahasiswa lain yang akan masuk pun harus memutar arah untuk masuk di pintu ke dua. Koordinator aksi, Djajuli mengatakan, apa yang dilakukan sebagai refleksi atas kasus-kasus korupsi yang menjerat para pejabat IAIN, dimana kasus tersebut belum selesai diusut hingga saat ini. Tak hanya itu, mereka juga menyampaikan keluhan mahasiswa yang menginap di rusunawa. Mahasiswa rusunawa, saat ini kekurangan air bersih. Ini disebabkan karena budget pembayaran air dikurangi. Sehingga membuat mahasiswa kesusahan. \"Kita juga ingin menyampaikan aspirasi kawan-kawan di rusunawa yang kekurangan air, sampai-sampai mereka manadi itu harus minta pertolongan ke rumah-rumah warga, ini kan memalukan,\" tandasnya. Dijelaskan lagi, sampai saat ini kasus korupsi yang membelit di tubuh IAIN seperti kasus APBN P untuk pengadaan tanah diusut tuntas. \"Kami ingin kasus ini bisa dipercepat, kajati dan kajari harus bisa menyelesaikan dan mengusut kasus ini, kami akan terus melakukan pengawalan,\" kata Djajuli. Tak hanya itu, mereka pun menuntut agar ada revolusi di tubuh rektorat. Mahasiswa ingin para pejabat rektorat segera mundur. Hal ini mengingat mereka sudah terindikasi dengan kasus dugaan korupsi. Ia juga menyebutkan akan menggugat jika ada calon-calon rektor yang terindikasi korupsi. \"Karena jelas dalam peraturan itu tidak boleh calon rektor yang terindikasi korupsi maju dalam pemilihan rektor, maka jika kami tahu ada nama calon rektor itu, kami akan gugat,\" tuntasnya. *TINDAKAN ANARKI Setelah sekitar empat jam menggelar unjuk rasa dengan membakar ban dan kursi perkuliahan di pintu masuk kampus IAIN Syekh Nurjati, mahasiswa yang berjumlah sekitar sepuluh orang tersebut mulai bertindak anarki. Mereka merusak bus milik kampus yang terparkir di lokasi itu. Perusakan bus tersebut dipicu karena mahasiswa kecewa pihak rektorat tidak bersedia berdialog di lapangan dan malah meminta hanya beberapa perwakilan. “Siapa yang butuh, rektorat lah yang harus datang kemari dan menjelaskan polemik dugaan korupsi di IAIN,” ujar salah satu pendemo. Suasana pun kemudian memanas ketika sejumlah kelompok mahasiswa mengetahui jika rektor dan para purek sudah tidak berada di tempat dan keluar lewat pintu lainnya. Satu persatu mahasiswa tersebut menyelinap ke dalam kampus dari celah gerbang yang terbuka. Mereka kemudian menyeret plang rambu tempat parkir dan kemudian melempari bus kampus dengan batu, kayu dan kursi. Akibat aksi anarki itu, kaca samping mobil bus jebol. Pihak kepolisian yang melihat aksi sudah menjurus anarki langsung mengamankan salah seorang mahasiswa yang melakukan pelemparan ke Mapolsek Utbar untuk menjalani pemeriksaan. Selain mahasiswa yang belakangan diketahui berinisial RZ, petugas kemudian mengamankan mobil bus operasional IAIN tersebut ke Mako Polsek Utbar. Radar yang sempat menanyai RZ di sela sela pemeriksaan di Mapolsek Utbar mengaku kecewa dengan pihak rektorat yang tidak jujur dan enggan menemui. Menurutnya sudah sepantasnya rektorat memberikan penjelasan terkait kasus yang kini menjadi polemik di IAIN. “Ini klimaks dari kekecewaan kami, setelah semua cara yang kami tempuh tidak menemui hasil,” paparnya. Sementara itu Kapolres Cirebon Kota AKBP H Dani Kustoni SH SIK MHum didampingi Kapolsek Utbar Kompol Luhut Sitohang SH didampingi Panit II Reskrim Ipda Imanudin mengatakan, pihaknya masih melakukan pemeriksaan kepada yang bersangkutan. Namun hingga kini pihak kampus belum membuat laporan sehingga kepada mahasiswa tersebut tidak bisa dilakukan penahanan. “Kita periksa saja dan kita mintai keterangan 1 X 24 jam, dari pihak kampus belum ada yang melapor,” tandasnya. Terpisah, sejumlah mahasiswa IAIN perwakilan BEM, DEMA, dan juga UKM yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa IAIN mengaku prihatin dengan adanya tindakan anarki itu. \"Itu kan fasilitas mahasiswa juga, jadi seharusnya itu dirawat, apalagi kursi di IAIN ini kan kurang,\" kata Ibnu. Ia pada dasarnya tidak menyalahkan adanya aksi itu. Hanya saja cara-cara yang ditunjukan dalam aksi harus yang lebih elegan. Ia juga menduga aksi itu ditunggangi oleh pihak-pihak dari luar kampus. \"Demo itu tidak seluruh mahasiswa IAIN, apalagi saya lihat ada orang luarnya, dan ternyata dia yang melakukan perusakan itu,\" sebutnya. Ia pun meminta agar pihak kepolisan tidak hanya mengamankan oknum yang merusak fasilitas kmapus, juga bisa mengusut oknum yang sengaja merusak citra IAIN. Kecaman juga disampaikan oleh Ketua HIPMI PT Yuda, Dema Fak Syariah Akil dan sejumlah perwakilan mahasiswa IAIN lainnya. Menurut mereka aksi anarki itu tidak mencerminkan insan akademis dan agamis. (jml/dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: