Lima Calon Rektor IAIN Berdebat

Lima Calon Rektor IAIN Berdebat

Sampaikan Visi-Misi, Tiga Suara Terbanyak Dikirim ke Kemenag CIREBON - Panitia Seleksi (Pansel) menggelar debat penyampaian visi dan misi Calon Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon, kemarin (16/10) di Auditorium Pasca Sarjana. Dalam kegiatan yang dibuka untuk umum itu, hadir dua orang panelis yakni Kepala Puslitbang Kemenag RI Prof Dr H Abdurrahman Mas’ud dan Kasubdit Akademik Pendidikan Islam Dr Muhamad Zain MA. Kegiatan ini juga dihadiri anggota senat dan mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Kepala Puslitbang Kemenag RI Prof Dr H Abdurrahman Mas’ud sebagai panelis, menyampaikan beberapa catatan untuk calon rektor. Ia menilai pemaparan visi misi lima orang calon rektor harus lebih padat dan singkat. Selain itu, jawaban juga harus bisa dijelaskan secara fokus. “Harus ada prioritas yg akan dilakukan. dan hendaknya calon rektor itu tidak berwacana lagi, harus menunujukan keteladanan, baik akademik dan moral etik,” tukasnya. Sementara itu, lain lagi dengan panelis II, Dr Muhamad Zain MA. Ia menyampaikan pesan kepada seluruh anggota senat agar memilih calon rektor dengan hati nurani yang paling dalam. “Pilihlah calon rektor yang membuka aura kampus. Jangan yang membuka aurat kampus. Karena sebagai rektor ia harus bisa cepat mengambil keputusan-keputusan strategis dengan hati yang paling dalam. Maka harus memilih calon pemimpin yang mampu meyakinkan kita untuk bisa membangun kompetitif indeks,” jelasnya. Ketua panitia seleksi calon Rektor, Dr AR Idham Cholid MAg mengatakan, penyampaian visi dan misi calon rektor merupakan tahapan akhir yang sudah dilalui. Rencannya besok anggota senat akan melakukan rapat untuk menentukan pelaksanaan pemilihan rektor baru. “Awalnya tanggal 20 tapi karena rektor diundang pelantikan presiden, kemungkinan pemilihan digelar 21 oktober, kami hanya bertugas menjaring nama-nama calon rektor untuk dipilih anggota senat,” terangnya. Setelah pemilihan rektor oleh anggota senat, hasilnya tiga orang suara terbanyak akan dikirimkan ke Kementerian Agama (Kemenag). “Jadi di sini yang menetukan rektor definitif itu berdasarkan penetapan oleh menteri agama, senat hanya mengajukan tiga kandidat calon rektor, walaupun misalnya mengumpulkan suara banyak di tingkat senat tidak mesti akan menjadi rektor definitif, karena harus ditetapkan oleh menag,” sebutnya. Penetapan rektor sednri akan dilakukan oleh menag tanggal 23-24 Oktober. Ketua Senat yang juga Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Prof Dr H Maksum mengatakan setiap calon sudah menyampaikan visi dan misinya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. “ini kan mereka sudah menunjukan kemampuanya, nanti terserah kepada anggota senat yang memilih. Tentu dengan hati yang bersih, itu saja, insyallah akan tampil pemimpin yang baik juga. Pemimpin yang mengganggap kebaikan orang lain dan tidak membuka kekurangan orang lain. Harus menutup kekurangan orang lain,” bebernya. Acara debat penyampaian visi dan misi calon rektor sendiri berlangsung normatif. Panelis menekankan pembahasan mengenai peningkatan mutu pendidikan di IAIN, yang saat ini citranya jelek di media massa. Tak hanya itu, mereka juga membahas mengenai gerakan radikalisme. Di lain sisi, panelis Muh Zain memberikan tantangan kepada calon rektor yang bisa menanggarkan Rp 1,5 miliar untuk menambah fasilitas IT di lingkungan kampus. Terlebih kata Zein, metode pembelajar dengan IT ini menjadi salah satu metode pembelajaran yang bisa menjadi solusi di tengah minimnya sarana dan pra sarana. Kelima Calon Rektor pun menyatakan kesanggupannya untuk membangun sistem IT yang bagus di kampus dengan berbagai catatan. Seperti yang disampaikan oleh Prof Dr Adang Djumhur. Ia mengaku tertantang dan siap untuk mengembangkan IT. Walaupun kata Adang, pengembangan IT memiliki konsekuensi yang harus ditanggung. “Tapi memang ini penting, karena dosen dan guru besar kurang melek IT. Ke depan itu jadi tantangan, terlebih dengan dibukanya komunitas asean, IT wajib untuk dikuasai,” sebutnya. Sedangkan Prof Dr Djamali Sahrodi mengatakan pengadaan IT ini bukan hal yang baru, karena pernah diadakan dengan anggaran Rp 1,4 miliar. “Ini memang harus dikembangkan, tapi kita perlu hati-hati mencari rekanan yang andal,” katanya. Bagaimana pun, kata dia, teknologi informasi tidak bisa dihindarkan. Pembelajaran tidak hanya menggunakan saran dan prasaran kampus. “Contoh di Singapura dan Malaysia. Bagaimana dosen-dosen sudah menerapkan untuk mengajar melalui facebook, materi-materi bisa didapat melalui fb, ke depan mau tidak mau menggunakan itu,” terang pria yang saat ini menjabat Direktur Pasca sarjana itu. Lain lagi dengan Dr Adib. Ia menyebutkan IT sudah dikembangkan dan saat ini bagaimana caranya untuk memperkuat itu. “Kita sudah punya digital library dengan kapasitas yang kita punya. Ini bisa memperkuat akademik, dan juga daya serap kekurangan sarpras, karena kampus kita terbatas dengan hanya memiliki area kurang 4 ha. Salah satu solusi dengan pendekatan teknologi,” sebutnya. Kesiapan juga ditunjukan oleh kedua kandidat lainnya, yakni Dr H Sumanta Hasyim MA dan Dr H Ahmad Asmuni MA. Terpisah, ketua alumni IAIN Syekh Nurjati, Dr Agus Alwafier By MM berharap rektor baru memiliki visi yang besar untuk membawa IAIN go publik dan menjadi tumpuan masyarakat. IAIN, kata dia, harus menjadi etalase SDM yang unggul yang ditawarkan kepada masyarakat. “IAIN sebagai satu-satunya perguruan tinggi negeri di Cirebon seharusnya bisa lebih populer dibandingkan universitas lainnya,” tuturnya. Selain itu, kata dia, pemimpin yang baru diharapkan juga bisa memberikan perubahan, khususnya dalam hal pembenahan dan pemberantas korupsi. Agus berharap pemimpin IAIN ke depan memiliki moral yang kuat, sehingga tidak tergiur untuk melakukan aksi korupsi. “Apalagi semakin kesini, kasus korupsi di IAIN terus muncul di media massa dan hal ini sangat mencoreng institusi,” lanjutnya. Maka dari itu, korupsi, kata Agus menjadi PR utama bagi rektor baru. Sehingga nantinya akan tercipta kampus yang bersih dari korupsi dan juga permasalahan intelektual yang ada. Dirinya pun berharap pada pihak senat untuk bisa memberikan pilihannya pada calon yang tepat. Sehingga pemimpin ke depan bisa menjadi angin segar bagi IAIN Syekh Nurjati. “Pilih kader yang bersih, berwibawa dan mampu mempersatukan para dosen untuk bekerja cerdas, bekerja keras dan ihlas sehingga IAIN menjadi kampus kebanggan,” tukasnya. (jml/kmg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: