Tak Ada Makan Siang Gratis

Tak Ada Makan Siang Gratis

Pejabat Eselon II Sering Kumpul, Bantah Bahas Mutasi KEJAKSAN- Pelan tapi pasti, isu mutasi menjadi topik hangat di internal para birokrat. Kasak kusuk hingga mengatur posisi sudah mulai tampak. Hal itu terlihat dengan mulai berkumpulnya beberapa pejabat eselon II yang dianggap ingin mengatur posisi. Kemarin (22/10) secara tidak sengaja Radar memergoki  tiga pejabat eselon II menikmati makan siang di salah satu rumah makan. Di antaranya Kepala DPPKD Maman Sukirman SE MM, Asisten Pembangunan Atang Dahlan, dan Asisten Administrasi Umum yang juga anggota Baperjakat Jamaludin. Maman Kirman saat dikonfirmasi perihal agenda makan siang adalah menentukan formasi mutasi mendatang, langsung membantah keras. Dia mengaku hanya makan siang  biasa dan itu sudah menjadi kebiasaan dirinya bersama sejumlah eselon II lainnya seperti Staf Ahli Abidin Aslich.  “Ini murni makan siang yang sering kami lakukan,“ bantahnya Disinggung perihal kabar dirinya santer diberitakan bakal kena mutasi sebagai kadishubinkom, Maman untuk kesekian kalinya mengelak. Dia beralasan mutasi adalah hak preogratif wali kota. Dirinya sebagai PNS yang loyal kepada pimpinan akan mengikuti apa keputusan pimpinan. Bahkan mantan staf ahli ini menilai munculnya pemberitaan di media perihal mutasi ada benarnya dan ada juga salahnya.  Namun demikian, Maman memberikan apresiasi ke media yang mengangkat perkembangan mutasi. “Yang muncul di media ada benarnya, dan ada juga salahnya. Tapi ya tidak ada masalah kok,“ tandasnya. Sementara salah satu pejabat eselon III senior kepada Radar secara tegas menyatakan tidak tertarik dengan isu mutasi di lingkungan pemkot. Karena bagi PNS pemkot membicarakan mutasi tidak lebih hanya menarik bagi mereka yang ingin masuk nominasi dan memiliki koneksi. Berbeda dengannya yang tidak memiliki koneksi dan tidak masuk nominasi. “Saya sih tidak masuk nominasi karena tidak ada koneksi.  Apalagi kalau diminta pakai komisi wanipiro,  karena aku ora opo opo,“ ujarnya sambil tersenyum. Dirinya juga menganggap jargon pro perubahan yang selama ini menjadi jargon  wali kota dan wakil wali kota selama kampanye Pilwalkot 2013 yang lalu tidak ada pengarauhnya. Bahkan kalau dicermati secara seksama, sambung pejabat itu, sudah sampai di mana jargan pro perubahan yang dirasakan oleh internal pemkot dan masyarakat. ”Semua yang terlihat adalah pro tim sukses. Dan pro tim sukses sama dengan pro transaksional. Tidak ada makan siang gratis Mas,” tandas pejabat yang enggan disebutkan namanya itu. Terpisah, Dra Hj Maemunah MSi saat dikonfirmasi apakah sudah menerima surat pemberitahuan berangkat ke Bandung untuk mengikuti assesment, Maemunah secara tegas menyatakan  dirinya belum mendapatkan surat pemberitahuan dari baperjakat untuk berangkat ke Bandung. Terlebih lagi dirinya sudah pernah mengikuti assesment saat mendampingi Drs H Hayat yang akan promosi eselon II saat itu. “Kalau ditugaskan ke Bandung untuk ikut assesment lagi juga tidak apa-apa kok. Yang jelas saya belum terima surat pemberitahuan,“ akunya. (abd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: