Tolak Yuddy, Perajin Rotan Cirebon Demo Istana Negara

Tolak Yuddy, Perajin Rotan Cirebon Demo Istana Negara

CIREBON - Puluhan perajin rotan dari daerah Bodesari, Kecamatan Plumbon dan sekitarnya melakukan aksi unjuk rasa dengan berangkat ke Jakarta menggunakan belasan mobil untuk menolak pencalonan Yuddy Chrisnandi sebagai menteri, Kamis (23/10). Massa menuding, politisi Partai Hanura itu menjadi salah satu inisiator lahirnya peraturan pemerintah tahun 2004 yang membuka keran ekspor bahan baku rotan ke luar negeri. Akibat kebijakan itu, negara-negara yang sebelumnya tidak dapat menggarap furniture yang berbahan baku rotan, menjadi produsen furniture rotan yang besar, seperti China, Vietnam, Thailand, dll. Hal itu berimbas dari minimnya order yang didapatkan para eksportir furniture rotan yang berada di Cirebon, khususnya daerah Tegalwangi, Bodesari, Tegalsari, Marikangen, Plumbon, dan sekitarnya. Volume ekspor kerajinan rotan pada saat itu turun sangat drastis, sehingga banyak pabrik furniture yang bangkrut dan terpaksa beralih ke usaha lain. Informasi yang dihimpun Radar menyebutkan, dengan menenteng poster bertuliskan “Menolak Yuddy Chrisnandi Masuk Kabinet” puluhan orang yang terdiri dari para pelaku usaha industri furniture rotan, perajin, pekerja dan simpatisan itu berangkat ke Jakarta guna melakukan aksi besar-besaran yang rencananya akan difokuskan di Istana Negara, Jakarta, pada Jumat hari ini. Salah satu koordinator aksi, Akyani (37) yang juga pemilik CV Vian mengaku hal itu dilakukannya karena kekhawartiran akan kembali terulangnya kejadian tahun 2004 silam. Karena pada tahun tersebut, pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk mengekspor bahan baku rotan. Diakuinya, aksi itu murni solidaritas para pekerja rotan dan pemilik industri rotan dan tidak ada sedikitpun nuansa politik di dalamnya. “Aksi ini murni dari hati kami, tidak ada paksaan ataupun tekanan, apalagi politik untuk menjegal saudara Yuddy Chrisnandi,” katanya. Ia pun mengaku, sengaja berangkat ke Jakarta pada sore hari agar paginya standby bersama-sama para serikat pekerja rotan lainnya yang berasal dari Solo, Jepara, Semarang dan Surabaya. “Kami sengaja berangkat sore agar tidak ketinggalan start, kami akan menginap dulu semalam di Jakarta sebelum beraksi di Istana Negara,” ujarnya. Sementara itu, Ketua Masyarakat Rotan Indonesia (MARI) H Badrudin Hambali yang juga ikut rombongan mengatakan aksi itu akan terus berulang dan bertambah besar jika orang-orang yang dahulu menjadi inisiator dibukanya keran ekspor bahan baku rotan, memangku jabatan yang berpotensi mengulangi kejadian tahun 2004 silam. “Kami akan terus mengawal jalannya pemerintahan yang baru ini. Bagi pihak-pihak yang dahulu tidak berpihak pada perajin industri rotan, kami tegas menolaknya,” katanya. (rif)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: