Imajinasi Suka-suka saat Melukis Topeng

Imajinasi Suka-suka saat Melukis Topeng

KESAMBI- Wajah serius tampak dari para siswa SMPN 6 Cirebon saat menempelkan kuas di topeng berukuran 12x18 sentimeter itu. Ada yang melukis topeng panji, samba, rumyang, tumenggung dan kelana. Mereka menciptakan kreasi topeng dengan warna sesuka hati dan imajinasi sendiri. Dinda, salah satu siswi SMPN 6 Cirebon tampak asyik mewarnai topengnya. Ia membuat topeng Panji dengan dasar warna putih. “Susah banget, dari tadi nggak rapih kasih warnanya, tapi harus sabar,” ujarnya. Meski sedikit kesulitan, Dinda tetap semangat melukis. Rupanya, melukis topeng adalah pengalaman pertama bagi Dinda.”Baru kali ini. Makanya agak susah,” ungkapnya. Dinda dan 100 siswa SMPN 6 Cirebon lainnya rela duduk bersimbuh berjam-jam untuk melukis topeng. Kegiatan ini diadakan dalam pembukaan Cirebon Trade Tourism and Investment Expo 2014 di CSB Mall, Sabtu (31/10). Kepala SMPN 6 Cirebon, Casila mengatakan, kegiatan ini untuk mengajak siswa-siswi, yang merupakan generasi muda Cirebon untuk mengetahui kesenian topeng lebih mendalam lagi. “Setelah tahu, diharapkan dapat timbul rasa tertarik dan mencintai kesenian ini,” ujarnya. Dari kegiatan ini juga, pihak sekolah bertekad melatih daya kreativitas pelajar. Menurut Casila, bakat seni setiap siswa pasti berbeda. Ada yang suka seni musik, ada juga yang suka seni rupa, seperti melukis. “Di sini, mereka bisa langsung praktik,” paparnya. Di samping itu, kegiatan ini juga digagas untuk semakin mengenalkan siswa dengan sejarah dan kebudayaan lokal. Tak bisa dipungkiri, di era serba modern seperti sekarang, generasi muda mulai banyak yang melupakan sejarah bangsanya sendiri. Sementara itu, Pemilik Sanggar Cipta Kreasi Ade Supriadi melalui perajin topeng Imam Afendi yang memfasilitasi kegiatan tersebut mengatakan, kerajinan topeng Cirebon sudah ada sejak zaman para wali. Dulu, kerajinan menjadi media penyebaran agama Islam. Imam menambahkan, topeng lukis Cirebon jenis Panji, Samba, dan Rumyang lebih feminim, sedangkan Tumenggung dan Kelana cenderung maskulin. Tumenggung dan Kelana dibuat dari bahan kayu jaran yang biasa ditanam di pinggir jalan di Cirebon atau fiber dengan menggunakan alat pisau. Setelah dihaluskan dengan ampelas dan diberi cat dasar, topeng kemudian diampelas lagi hingga halus. Setelah halus, topeng dicat dengan warna sesuai karakter yakni putih untuk karakter panji, putih dengan rambut ikal hitam untuk karakter Samba, merah muda lembut untuk karakter Rumyang, merah muda pekat untuk karakter Tumenggung, dan merah tua untuk karakter Kelana. Usai memberi cat dasar, dibuat lukisan pada sekitar mata, alis, dan bibir. Sementara, untuk menambah aksen diberi warna emas. (mik)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: