Guru dan Karya Tulis Ilmiah Populer

Guru dan Karya Tulis Ilmiah Populer

SEIRING dengan diundang­kan­­nya UU Guru dan Dosen, kualifikasi tenaga pendidik dan kependidikan (baca guru) yang akan menjadi pendidik disyaratkan harus berlatar belakang sarjana. Sungguh merupakan sebuah kemajuan yang sangat menggembirakan, dan tergambar di benak kita bahwa para pendidik yang berbasis pendidikan sarjana, sudah tidak bisa disangsikan lagi akan memiliki kualifikasi keilmuan yang baik dan andal dalam mentransfer ilmu kepa­da anak didiknya. Di sisi lain pula dapat mengem­bangkan wawasan keilmuannya melalui kegiatan menulis karya tulis ilmiah sesuai dengan latar belakang disiplin keilmuan masing masing. Walau dalam bertugas keseharian, tentu saja karena berbagai kesibukan atau alasan lain mungkin hanya beberapa orang guru saja yang mampu aktif dan kreatif berkonsentrasi secara eksis dalam menulis karya tulis ilmiah populer yang dipublikasikan di media massa. ARTIKEL ILMIAH POPULER Artikel adalah sebuah karangan ilmiah yang dimuat di surat kabar atau majalah, yang membahas tentang sebuah topik masalah tertentu yang dianggap hangat, aktual, penting dan banyak dibicarakan di masayarakat sehingga dipandang perlu untuk diketahui pembaca. Naskah karangan ilmiah populer, bentuknya berbeda dengan penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang berupa makalah, atau penelitian tindakan kelas (PTK). Bentuknya lebih simple, hanya ada judul, nama penulis, dan sub-sub judul pinggir yang dikembangkan menjadi uraian dalam bentuk paragraf demi paragraf, bisa dikembangkan menjadi 7-20 paragraf tergantung kebutuhan dan keahlian kita dalam mengembangkannya. Namun biasanya sebuah artikel yang dipinta oleh redaktur opini tidak lebih dari 5-7 halaman saja atau 5000 karakter ditulis menggunakan huruf Times New Roman atau Arial. Jadi kita dapat memperkirakan kalau jumlah halaman naskahnya berkisar antara 5-7 halaman, naskah artikel ilmiah populer tersebut dapat kita dipublikasikan, atau dikirim ke media massa menggunakan e-mail, dan tentunya disertai dengan data identitas penulisnya. Redaksi telah menyediakan kolom khusus yaitu rubrik opini dalam beberapa koran atau surat kabar harian baik lokal, maupun nasional. Dalam lembaran halaman inilah terdapat lahan bagi para guru untuk berkarya, membuat publikasi ilmiahnya di samping itu tentu saja diperuntukan pula bagi khalayak pembaca lain yang bersedia menulis. Kini pemerintah sangat memperhatikan sekali aktivitas dan kreativitas guru dalam pengembangan ilmu pengetahuan dari para guru berupa karya tulis ilmiah. Bahkan karya tulis ini seperti telah kita maklumi bersama sudah menjadi salah satu kegiatan guru yang akan mendapatkan kredit point untuk menunjang kenaikan pangkatnya. Dalam penilaian kinerja guru (PKG) misalnya terdapat penilaian khusus dari kegiatan guru di luar kegiatan belajar mengajar berupa publikasi ilmiah dengan bobot nilai tertentu. Salah satunya adalahkegiatan publikasi ilmiah yang paling sederhana yaitu membuat karya tulis ilmiah populer tentang masalah yang berhubungan dengan pendidikan yang dimuat di media masa, majalah atau surat kabar. Dengan kegiatan ini terbuka luaslah bagi guru yang aktif dan kreatif untuk menuangkan gagasannya berupa karya berupa artikel ilmiah populer pada koran, surat kabar atau majalah. Dan tentu saja bila dimuat akan mendapatkan poin dan sekaligus koin (honor ) pengganti lelah. Selain itu namanya akan terkenal di kalangan masyarakat pembaca, juga akan menjadi kebanggaan rekan-rekan guru sejawatnya, kebanggaan sekolah tempat tugasnya, juga akan dikagumi para peserta didiknya, sehingga bisa jadi mendorong dan menginspirasi para siswa untuk lebih termotivasi dalam belajar di sekolahnya. GAYA PENULISAN Bagi kita yang tertarik untuk membuat artikel, secara garis besarnya artikel yang akan kita buat memiliki model gaya penulisan tersendiri, tergantung dari tujuan apa yang hendak kita inginkan. Misalnya, bila kita bertujuan agar pembaca ingin bertambah pengetahuannya, buatlah artikel gaya naratif (bercerita) yang berisi tentang sesuatu hal peristiwa atau kejadian secara kronologi, bentuknya mirip seperti berita atau laporan perjalanan, singkat, padat, enak dibaca. Sementara itu jika ingin memberi gambaran tentang sesuatu objek tertentu, sehingga para pembaca mendapatkan kesan terhadap masalah yang kita tulis lebih mendalam, Anda boleh memilih gaya deskriptif (penggambaran) dalam model artikelnya. Atau jika Anda misalnya memiliki tujuan agar pembaca mindset-nya berubah paling tidak menyetujui gagasan tentang sesuatu hal yang penting dengan disertai berbagai data dan alasan yang benar-benar bisa diandalkan dengan tujuan pembaca bisa diyakinkan dan bermanfaat maka artikelnya memilih model gaya argumentatif (syarat alasan). Sedangkan bagi Anda yang senang merenungkan masalah-masalah yang menarik berdasarkan kenyataan yang ada, model artikel yang bercorak perenungan ini sangat pas bila memilih model gaya reflektif (perenungan). Model ini cocok sekali untuk masalah yang berhubungan dengan filsafat, moral atau agama. TEKNIK MENULIS Teknik menulis yang paling sederhana segeralah memilih topik. Dalam tulis menulis atau mengarang topik adalah pokok bahasan yang akan kita susun. Topik berarti juga gagasan utama. Dalam berbagai kamus kontemporer tema atau topik diartikan sebagai, ide cerita, amanat cerita, pangkal persoalan, atau pokok permasalahan utama yang akan diuraikan dalam karangan kita. Betapa pun bagusnya karangan bila tidak taat pada topik akan disisihkan. Sehingga kalau ada dua karangan bagus, maka yang akan dipilih oleh sang juri lomba mengarang adalah karangan yang paling taat pada topik. Perlu kita sadari pula bahwa menentukan topik berbeda dengan menentukan judul. Menentukan topik harus jelas, singkat dan padat. Menentukan topik tidak cukup dengan hanya mencari jawaban atas pertanyaan “apa”, tapi harus bisa menjawab pertanyaan “bagaimana”. Contoh topik: ”Teknik menulis artikel ilmiah populer”. Dari topik ini selain terdapat pertanyaan apa itu artike ilmiah populer? Apa itu menulis artikel ilmiah populer? Juga harus dapat menjawab bagaimana menulis artikel ilmiah populer itu, dan seterusnya. Topik yang kita pilih harus menarik perhatian penulis dan pembaca. Kita jangan memaksakan menulis yang tidak menarik baik bagi penulis maupun pembaca walaupun topik tersebut dianggap sangat baik untuk dibahas. Masalah yang kurang menarik perhatian penulis, karena kurang bahan pengetahuan pengalaman dan lain-lain, maka akan menghasilkan karya tulis ilmiah yang hambar dan asal-asalan. Topik yang kita pilih juga jangan terlalu luas. Sebab kalau kita paksakan akan kesulitan dalam menyelesaikan tulisan kita, karangan kita akan terlalu melebar ke sana kemari, tidak mungkin mendalam.Untuk itu memilih tema harus dirumuskan yang cakupannya lebih sempit, tapi kongkrit. Bila kita telah menemukan topik yang menarik, tinggal mencari bahan yang relevan dengan topik yang akan kita bahas. Bahan ini dapat kita peroleh dari artikel yang sudah dimuat di surat kabar, koran, majalah atau internet yang sudah kita analisis dengan kritis, juga buku-buku referensi acuan, hasil pertemuan ilmiah (seminar, lokakarya, simposium) dan lain-lain. Makalah dari kegiatan seminar merupakan bahan yang bagus untuk dijadikan bahan tulisan ilmiah populer, karena biasanya bahan makalah tersebut telah disiapkan oleh para pakar. (*) *) Penulis adalah Guru SMP Negeri 2 Ligung, Kabupaten Majalengka

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: