Revitalisasi Masjid Sang Cipta Rasa Tuntas sebelum Muludan

Revitalisasi Masjid Sang Cipta Rasa Tuntas sebelum Muludan

CIREBON- Masjid Agung Sang Cipta Rasa merupakan salah satu bangunan cagar budaya yang menjadi objek revitalisasi tahun 2014. Kegiatan revitalisasi ini meliputi konservasi dan perbaikan atap (sirap) serta bagian pagar. Dalam setiap langkah revitalisasi, para pekerja di lapangan selalu berkoordinasi dengan tim ahli di bidangnya. Ada tiga orang ahli yang selalu menemani proses revitalisasi tersebut. Yakni Ismiyono yang merupakan ahli pemugaran, Edi selaku ahli arkeologi, dan Aris sebagai konseptor. Mereka semua berasal dari Jogjakarta dan pernah melaksanakan konservasi Candi Borobudur dan situs lainnya. Ismiyono, salah satu tim konservasi mengatakan dalam memperbaiki Masjid Agung Sang Cipta Rasa pihaknya harus melihat kondisi awal masjid itu. \"Setelah itu baru ditentukan tindakan apa yang akan dilakukan, apakah akan dilakukan pemeliharan saja atau pemugaran,\" tukasnya. Ia menekankan pihaknya berupaya semaksimal mungkin untuk tetap memperhatikan otensitas dari bangunan cagar budaya tersebut. Dikatakan, dalam melakukan treatment Masjid Agung Sang Cipta Rasa pihaknya merujuk pada pelestarian cagar budaya, di mana konservasi dilakukan untuk mempertahankan, melindungi, mengembangkan dan memanfaatkan bangunan cagar budaya. \"Sebenarnya begini, kita awalnya tentu melihat kondisi dulu. Semisal bagian dalam masjid ada tiang yang disangga oleh besi, itu juga merupakan bagian konservasi untuk menyelamatkan otentisitas Masjid Sang Cipta Rasa,\" ujarnya. Sementara koordinator pelaksana, Bayu, mengatakan pada tahun ini kegiatan revitalisasi Masjid Sang Cipta Rasa hanya memperbaki atap di bagian bangunan utama, dan juga pagar. \"Untuk sirap hanya di bagian utama, kemudian pagar yang berada di sekeliling masjid, akan kita konservasi mengembalikan pada bentuk aslinya,\" ucapnya. Dikatakan dia, setiap perbaikan pihaknya selalu ditemani oleh tim ahli. Sehingga ketika ada persoalan, pihaknya meminta rekomendasi sebagai pegangan teknis dalam melakukan perbaikan. \"Ya kita berupaya melakukannya sesuai dengan prosedur sesuai aturan, karena semua bangunan cagar budaya pasti sangat rumit. Dan kita terus konsultasikan dengan tim ahli di bidangnya masing-masing,\" tuturnya. Bayu meneyebutkan penyelesaian revitalisasi masjid sendiri akan mengikuti kalender keraton. \"Kita upayakan sebelum acara muludan digelar, perbaikan sudah selesai. Karena ini kan sampai akhir tahun. Muludan awal Desember sudah mulai ramai, kita akan mengikuti kalender keraton,\" tuntasnya. (jml)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: