Huistra Janjikan Prestasi 10 Tahun Lagi

Huistra Janjikan Prestasi 10 Tahun Lagi

JAKARTA - Pieter Huistra memang baru berada di Indonesia sekitar tiga pekan. Namun, pria yang menjabat direktur teknik PSSI itu sudah mempunyai gambaran kapan Indonesia dapat meraih kejayaan di lapangan hijau. Mantan penggawa tim nasional Belanda tersebut menyebutkan, Indonesia bakal berprestasi maksimal 10 tahun lagi. Keyakinan itu diungkapkannya ketika diundang dalam acara PSSI kemarin. Untuk merealisasikan target tersebut, Huistra akan menaruh tonggak pertamanya dalam membenahi sepak bola Indonesia mulai dua tahun mendatang. \"Sekarang saya harus banyak berbicara dengan semua tokoh sepak bola di Indonesia. Saya menginvestigasi semuanya. Saya akan memulai pembenahannya pada dua tahun mendatang sehingga Indonesia butuh 10 tahun (untuk mendapat prestasi, red). Semoga bisa lebih cepat,\" ujar Huistra dalam workshop yang bertajuk Sudah Kerja Apa Saja PSSI? yang diselenggarakan PSSI, PT Liga Indonesia, dan PSSI Pers di ruang jumpa pers Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, kemarin siang (15/12). Untuk sampai pada titik tersebut, Huistra telah menyiapkan beberapa program jangka panjang. Termasuk sisi penggairahan kembali kompetisi usia muda di tanah air.  Titik beratnya adalah kompetisi usia dini di usia 8 hingga 14 tahun. Kompetisi itulah yang sementara ini belum tersentuh PSSI. Dalam artian, PSSI belum menggarapnya secara nasional. Demikian pula pembinaan di daerah oleh Asosiasi Provinsi (Asprov). Pieter menyatakan kecewa terhadap minimnya kompetisi usia dini di Indonesia. Sebab, rata-rata hanya pihak swastalah yang justru mempunyai minat besar untuk menggarap. Untuk itu, selama dua tahun masa kontrak di PSSI, mantan pelatih De Graafschap tersebut menyiapkan dulu fondasinya. Targetnya, pada 2016, pembinaan usia dini bisa berjalan. \"Target saya, kompetisi usia muda sudah harus bergulir pada 2016 dan lima hingga enam provinsi akan dijadikan proyek percontohan. Mungkin dari situ, daerah-daerah lain akan mencontoh dan ikut-ikutan menggelar kompetisi usia muda,\" ungkapnya. Sebagai langkah awal untuk memperkuat fondasi itu, tahun depan dia mulai membenahi semua hal. Mulai dari peningkatan kualitas pelatih, wasit, dan segala yang berkaitan dengan pembinaan usia muda. \"Setidaknya, akan ada sekitar 77 kursus kepelatihan. Kalau itu bisa dijalankan, sudah ada bekal sebelum memulai kompetisi usia muda dua tahun lagi,\" imbuhnya. PSSI menyebut sudah mendengarkan paparan Huistra tersebut secara internal. Saat itu Huistra menyebut, U-15 sebagai jenjang pertama yang harus dimulai PSSI tahun depan. Rekomendasi Huistra itu pula yang akan digunakan PSSI sebagai acuan untuk kembali menggulirkan kompetisi usia muda. Tahun ini PSSI sudah menghidupkan kembali Piala Soeratin. Direktur Kompetisi PSSI, Tommy Welly yang dihubungi tadi malam menuturkan bahwa pihaknya sampai saat ini terus menggodok segala persiapan. \"Regulasi dan jadwalnya akan kami coba untuk diformulasikan. Semoga pada awal 2015 sudah ada regulasi dan jadwalnya yang setelah itu bisa kami sebarkan ke seluruh Asprov,\" papar Towel, sapaan akrab Tommy Welly. Untuk menggelar kompetisi usia muda mulai U-14 hingga U-18 seperti keinginan Huistra, Towel menyebut harus dilakukan secara bertahap. Berdasar pengalaman antusiasme daerah dalam menyambut kembalinya Soeratin, Towel yakin kompetisi U-15 juga bakal direspons positif. Hanya, kalau untuk U-13 ke bawah, dia menganggap tidak mudah. Sebab, jenjang tersebut semestinya dilakukan Asprov, bukan PSSI Pusat. \"Sebab, bagaimanapun U-13 ke bawah itu masih terikat dengan sekolah. Jadi, sulit kalau mengacu kompetisi nasional. Lihat saja kemarin Soeratin Cup, sampai sebulan mereka harus libur sekolah,\" jelasnya. (ren/c23/ttg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: