The Fed Tenangkan Pasar Keuangan
JAKARTA - Keputusan Bank Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve/The Fed) untuk menahan tingkat bunga acuannya berhasil menenangkan gerak liar rupiah selama beberapa hari terakhir. Kurs tengah rupiah yang dicatat Bank Indonesia (BI) pun menguat tajam 1,21 persen ke level Rp12.565 per USD jika dibandingkan dengan hari sebelumnya yang mencapai Rp12.720 per USD. Sementara itu, di pasar spot, rupiah melonjak 104,8 poin (0,83 persen) ke level Rp12.562,5 per USD. Rabu (17/12) waktu Washington DC, AS, Gubernur The Fed Janet Yellen mengungkapkan, berdasar hasil meeting Federal Open Market Committee (FOMC), pihaknya menahan suku bunga acuan (Fed rate) di angka 0 persen. Kebijakan itu setidaknya diberlakukan hingga kuartal pertama 2015. “The Fed mungkin mulai meningkatkan suku bunga setidaknya dalam beberapa rapat selanjutnya,” ungkap Yellen seperti dikutip CNBC, Rabu. Setidaknya, The Fed dijadwalkan mengadakan rapat soal kebijakan moneter pada 27-28 Januari 2015. Sebagaimana diketahui, sejak 2008, suku bunga acuan AS bertahan mendekati level 0 persen. Kebijakan itu terus dipertahankan hingga diyakini AS mencetak inflasi rendah dan tingkat pengangguran menurun. Keputusan itu, sebagaimana dikutip Wall Street Journal, secara tidak langsung menggambarkan bahwa The Fed akan bersabar sebelum meningkatkan suku bunga mereka sehingga suku bunga bakal tetap rendah hingga waktu yang ditentukan (considerable time). “Parameter ekonomi lepas landas dilakukan secara bertahap. Ekonomi tidak dapat kembali pada level normal hingga 2017,” ujar Yellen seperti dikutip Bloomberg. Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara menyatakan, pasar memang tengah menunggu hasil FOMC untuk menentukan apakah mereka akan mereposisi investasinya jika suku bunga acuan AS naik. “Considerable time memang ditunggu. Karena itu, mungkin bunga AS baru naik untuk jangka lama. Mungkin baru naik kuartal keempat 2015,” katanya. Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menambahkan, gejolak rupiah beberapa waktu ini merupakan fenomena global. “Begitu pernyataan FOMC netral, market kembali normal. Dampak Rusia juga selesai,” terangnya. Analis PT Mandiri Sekuritas Leo Rinaldy menyatakan, intervensi BI yang cukup intens pada dua hari terakhir telah membuat nilai tukar rupiah tidak terpuruk lebih dalam. Pada saat yang sama, BI melanjutkan aksi menguatkan posisi simpanan USD dengan menyerap mata uang tersebut melalui instrumen FX term deposit dan FX swap. “Sejak awal bulan hingga 12 Desember, berdasar kalkulasi Mandiri Sekuritas, BI sudah menyerap USD 1,2 miliar,” katanya. (gal/gen/c5)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: