Kubu SBY Klaim Dukungan 80 Persen

Kubu SBY Klaim Dukungan 80 Persen

JAKARTA - Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) diprediksi dengan mudah kembali menjadi ketua umum Partai Demokrat. Saat ini mantan presiden RI itu sudah mengantongi dukungan 80 persen dari seluruh DPD dan DPC Demokrat. Sebagian besar kader partai berlambang Mercy tersebut yakin SBY terpilih secara aklamasi. Keyakinan itu disampaikan Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Agus Hermanto kemarin (21/12). Menurut dia, SBY bakal tak terbendung untuk menjadi pimpinan Partai Demokrat lantaran didukung mayoritas kader. Agus menambahkan, dukungan itu berasal dari pemilik suara sah saat kongres. Yakni, DPD dan DPC Demokrat se-Indonesia. Jumlahnya pun sangat signifikan, sekitar 80 persen. “Saya dapatkan data dukungan ini ketika mengunjungi DPD dan DPC. Itu bukan ngawur,” jelasnya. Bahkan, kata dia, kader sudah menyiapkan dukungan secara tertulis kepada SBY. Rencananya, surat dukungan tertulis itu dibuat di setiap DPC dan DPD. Menjelang kongres, pernyataan dukungan tersebut diserahkan pada DPP Demokrat. Agus mengklaim, saking banyaknya yang mendukung SBY, calon lain tidak mempunyai kesempatan untuk menang di arena kongres. “Aklamasi tidak dilarang. Bahkan, dicapai lewat mekanisme musyawarah mufakat,” ujarnya. Banyak pihak khawatir, jika memaksa aklamasi, Partai Demokrat akan bernasib sama dengan PPP dan Golkar yang pecah menjadi dua kubu. Menanggapi kemungkinan tersebut, Agus yang juga menjabat wakil ketua DPR itu mengatakan bahwa Demokrat berbeda dengan PPP dan Golkar. Menurut Agus, justru SBY merupakan figur pemersatu partai sehingga dia yakin tidak terjadi konflik. Salah seorang penantang SBY, Gede Pasek Suardika, menyatakan menghormati klaim pendukung SBY yang mengaku sudah mengumpulkan 80 persen dukungan. Namun, dia tetap meragukan data tersebut. “Banyak DPD dan DPC yang ketuanya masih Plt, seperti di Jatim dan Jateng. Mereka bahkan kecewa dengan SBY karena dulu mendukung, tapi kini masih Plt,” ujarnya. Dia juga menilai kepemimpinan SBY di Demokrat banyak kekurangan. Misalnya, perolehan kursi legislatif pada Pemilu 2014 yang turun drastis jika dibandingkan dengan periode 2009. Bahkan, Demokrat pernah menetapkan target perolehan kursi di DPR mencapai 30 persen, tapi kemudian direvisi menjadi 15 persen. “Realitasnya hanya 10 persen. Padahal, saat itu beliau presiden. Logikanya, rakyat tahu bagaimana kinerjanya saat memimpin negara,” ungkapnya. (aph/c7/fat)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: