Makna Natal bagi Umat Kristiani

Makna Natal bagi Umat Kristiani

Oleh Yohanes Muryadi *) Penulis adalah Umat Gereja Bunda Maria, Anggota FKUB Kota Cirebon SETIAP agama mempunyai hari raya, yang di kalender  dicetak dengan warna merah menandakan bahwa hari raya itu dijadikan sebagai hari libur nasional sebagai tanda saling menghormati. Misalnya Hari Raya Idul Fitri, Waisak, Imlek, Nyepi, Natal dan sebagainya. Paling tidak ada dua hari raya utama dalam agama Katolik yaitu Paskah dan Natal. Natal adalah hari raya untuk memperingati Kelahiran Tuhan Yesus. Tanggalnya pasti yaitu tanggal 25 Desember dalam tahun, harinya bisa Minggu bisa hari yang lain, tiap tahun tidak sama. Paskah untuk memperingati kebangkitan Tuhan Yesus, harinya pasti yaitu hari Minggu, bulannya biasanya April, tanggalnya tidak tetap. Pada tanggal 25 Desember 2014 ini, mulai tanggal 24 Desember malam, umat Kristiani seluruh dunia merayakan Natal. Maka  saya ingin menulis tentang Natal, sebagai informasi, semoga berguna. KELAHIRAN YESUS Bagi orang Katolik, Yesus diakui sebagai Tuhan sekaligus juga manusia. Ia datang di dunia untuk menebus dosa manusia, agar  umat manusia selamat. Kelahiran Yesus di dunia itu, dengan perantaraan rahim Bunda Maria, yang mengandung dari Roh Kudus. Injil Matius bab I, ayat 18 sampai 21 menceritakan hal itu sebagai berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, Malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata, “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka”. Selanjutnya Injil Lukas  bab 2, ayat 1 sampai dengan 7, menceritakan tentang kelahiran Yesus  sebagai berikut. Pada waktu Itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia. Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria. Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing masing di kotanya sendiri. Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem , - karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud - supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya yang sedang mengandung. Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan. Dari dua perikop tersebut di atas, ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan yaitu: Pertama : Yesus dilahirkan lewat perantaraan Bunda Maria seorang gadis yang amat sederhana, tetapi kudus, atas kehendak Roh Kudus, bukan dari manusia. Dalam diri Yesus, Allah menjelma menjadi manusia ini menunjukkan kerendahan hati Allah. Allah yang Maha Tinggi mau menjadi manusia biasa. Dalam segala hal,  Yesus sama seperti manusia kecuali dalam hal dosa. Yesus tidak mempunyai dosa. Kedua: Yesus memilih Maria yang amat sederhana menjadi Bunda-Nya. Yesus tak lahir dari seorang raja tetapi dari rakyat sederhana. Setelah lahir, Yesus dibungkus dengan kain lampin dan diletakkan dalam palungan, yaitu tempat makan ternak. Maria terpaksa melahirkan di gua kandang hewan karena di tempat penginapan tak ada lagi tempat bagi mereka, mereka tidak mempunyai uang untuk membayar penginapan itu. Ini menunjukkan bahwa Yesus yang adalah Tuhan, mau yang serba sederhana. Dengan adanya cerita ini, maka dalam gambar atau gua Natal, selalu ditampilkan Bayi Yesus yang diletakkan di palungan dikelilingi oleh Bunda Maria, Yusuf, para gembala dan beberapa ekor domba. MAKNA  NATAL Dengan merenungkan peristiwa Natal, ada beberapa pesan penting kepada umat Kristiani yang harus dilaksanakan yaitu: Damai, sederhana, dan peduli. Damai, berarti tentram, rukun, saling menghormati dalam sukacita. Kehadiran Umat Kristiani dimanapun,  dengan pikirannya, perkataannya, dan tindakannya  harus membawa damai, membawa rukun, membawa tentram, membawa sukacita. Itu bisa terjadi bila umat Kristiani bersikap ajur ajer, membaur, menyatu dengan masyarakat, seperti ragi yang menyatu dengan rotinya. Yesus telah merendahkan Diri-Nya, maka Umat Kristiani sebagai murid Yesus juga harus rendah hati. Itu terjadi jika umat Kristiani memandang umat lain apapun agamanya sebagai manusia utuh, ciptaan Tuhan, citra Tuhan, sebagai saudara. Di dalam diri manusia kita jumpai Allah yang bersemayam. Di zaman yang sering terjadi kekerasan, pertentangan, perpecahan bahkan atas nama agama ini Umat Kristiani harus membawa kerukunan. Sederhana. Di zaman yang serba materailistis, harta kekayaan menjadi tujuan utama dalam hidup, penghormatan kepada manusia diukur dari apa yang dimiliki ini, Umat Kristiani harus menjadi teladan dalam hal kesederhanaan. Martabat manusia harus dijunjung tinggi, manusia lebih berharga dari pada harta kekayaan. Harta hendaknya menjadi jembatan agar bermanfaat bagi sesamanya, dan Tuhan menjadi tujuan. Jika setiap orang bersemangat hidup sederhana, terlepas dari ketamakan , maka semua orang akan merasa aman dan nyaman. Banyak orang melakukan tindakan pidana korupsi karena tak bisa hidup sederhana. Mari kita gelorakan semangat hidup jujur, sederhana. Biarlah hanya Tuhan yang menjadi sesembahan kita, bukan harta. Semoga dengan hidup jujur dan sederhana, semua orang selamat dan berkecukupan. Jujur sederhana  itu indah, membawa damai dan menyelamatkan. Peduli. Presiden Jokowi dalam pidato kenegaraannya saat dilantik, menekankan tiga hal penting demi kesejahteraan Indonesia yaitu: Bersatu, gotong royong dan bekerja. Jika semangat ini menjiwai bangsa Indonesia dan diwujudkan, maka  Bangsa Indonesia akan sejahtera dan Negara Indonesia akan kuat. Bangsa kita akan bersatu dan bergotong royong,  jika ada semangat peduli. Dilihat dari sudut sosial ekonomi, maka ada ada penduduk Indonesia yang kaya raya, kaya, cukup, sedang, miskin dan miskin sekali. Jika penduduk yang miskin ada 10%, maka jumlahnya sudah 22 juta jiwa. Jika semangat peduli ada, maka yang 22 juta jiwa itu dapat tertolong. Jika seluruh kekayaan kita dijadikan satu, kemudian dibagi merata, maka seluruh penduduk Indonesia ini akan berkecukupan, tak ada yang berkekurangan. Melaksanakan amanat Natal, Umat Kristiani harus mewujudkan sikap peduli dengan menyantuni mereka yang belum beruntung, dengan bekerja sama dengan seluruh umat beragama yang lain. Agama hendaknya kita jadikan alat untuk melakukan kebaikan, sehingga seluruh umat manusia rukun, saling menghormati dan sejahtera. KESIMPULAN Dari uraian tersebut di atas,  dapat kita tarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: Pertama, Natal memperingati Kelahiran Yesus, yaitu Allah yang menjelma menjadi manusia untuk menebus dosa manusia , membawa damai bagi umat manusia. Ada  tiga pesan utama Natal yang harus dilaksanakan oleh umat Kristiani yaitu : Membawa damai, hidup sederhana dan Peduli kepada sesama terutama kepada mereka yang belum beruntung. Akhirnya saya ucapkan “Selamat Natal” kepada umat Kristiani, dan Selamat Tahun Baru  bagi seluruh bangsa Indonesia, khususnya saudara-saudaraku di Cirebon Kota. Semoga damai sejahtera menyertai kita semua. Amin. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: