Lewati Akhir Tahun dengan Husnul Khatimah
Oleh : Zaenal Masduqi MAg MA Penulis adalah Sekretaris Jurusan Sejarah Peradaban Islam IAIN Syekh Nurjari Cirebon DALAM hitungan jam tahun 2014 akan segera berakhir dan akan digantikan dengan tahun baru 2015. Selama setahun berlangsung di tahun 2014 telah banyak aktivitas, kreativitas bahkan prestasi yang telah ditorehkan oleh masing-masing individu manusia sebagai manifestasi keberadaannya di muka bumi ini. Selain hal hal yang positif, mungkin juga di 2014 bagi sebagian kita merupakan tahun kegagalan dalam meniti karir, belum terlampauinya target minimal atau bahkan kebangkrutan dalam berbagai aktivitas. Kedua fenomena di atas akan menemukan kesempatan yang sama di tahun 2015 untuk lebih ditingkatkan keberhasilannya dan kreativitasnya bagi yang sukses serta belajar untuk mencari sebab-sebab kegagalannya, bagi yang pernah gagal di tahun yang sebentar lagi akan meninggalkan kita. Namun untuk menuju keberhasilan di tahun 2015 ini, ada saat yang menghajatkan perhatian lebih dari berbagai pihak terutama pemerintah dan orang tua yaitu malam pergantian tahun. Di malam tahun baru inilah pemerintah dan masyarakat, terutama muda-mudinya bersiap-siap menyambutnya dengan berbagai acara. Dari mulai pagelaran seni musik di panggung-panggung hiburan, pesta kembang api dan peniupan terompet. Jutaan kembang api mencoba membakar langit saat tengah malam, tiupan terompet bersahutan mencoba menghentak keheningan malam. Di malam tahun baru pula pemerintah dan masyarakat diuji apakah berhasil melewati malam tahun baru dengan selamat dan berkah atau meninggalkan malam tahun baru dengan penyakit masyarakat yang merupakan awal kegagalan di tahun 2015? Berdasarkan data Badan Pusat Statistik yang dikutip oleh sebuah majalah Islam, Indonesia menghabiskan miliaran rupiah untuk mengimpor kembang api dari China di tahun 2013 senilai 1,57 juta dolar Amerika Serikat dengan berat mencapai 1,38 juta kg pada Desember 2013. Sementara di bulan sebelumnya, November 2013 impor mencapai 2,74 juta dolar AS dan berat mencapai 2,32 juta kg. Secara akumulasi, total impor kembang api Indonesia dari China pada tahun 2013 menembus 32,48 juta dolar AS dengan berat 24,39 juta kg. Jumlah ini setara dengan 389,29 miliar. Tak cukup hanya di situ, jutaan liter minuman keras yang memabukkan telah membasahi bumi Indonesia dan tenggorokan muda-mudinya. Lagi-lagi Badan Pusat Statistik melaporkan data impor minuman keras jenis whisky ke Indonesia sepanjang 2013 mencapai 72,2 miliar AS setara dengan dengan 72,2 miliar rupiah. Sementara di Januari 2014, impor whisky Indonesia sebesar 84,53 ribu dolar AS dengan berat 8,60 ribu kg. Pergaulan bebas muda-mudi juga kerap menjadi aktivitas yang lazim di malam pergantian tahun. Penjualan kondom di sejumlah apotek dan toko obat mengalami peningkatan signifikan terutama di daerah-daerah perkotaan dan tempat wisata. Lebih memilukan lagi para pembeli kondom di malam pergantian tahun baru didominasi oleh kalangan muda. Sungguh ironis, tapi inilah fenomena malam pergantian tahun baru di negeri yang mayoritas penduduknya Muslim ini. BAGAIMANA LINGKUP CIREBON? Fenomena sosial apapun yang terjadi di kota-kota besar di Indonesia terutama Jakarta, Medan dan Surabaya termasuk dalam hal menyambut malam pergantian tahun berimbas ke kota-kota lainnya tak terkecuali Kota Cirebon. Suasana malam tahun baru di Kota Cirebon seperti tahun-tahun yang sudah menyiratkan berbagai perubahan secara serentak dan sejenak. Seketika jalan yang biasanya lengang, sunyi dan agak gelap, berubah menjadi ramai dengan deruman suara kendaraan dan bunyi terompet, terang benderang dengan sorotan kendaraan yang hilir mudik berpapasan, menjadikan mereka yang bersepeda secara kelompok maupun sendiri dan para pejalan kaki melenggang dengan nyamannya untuk ikut menikmati suasana tersebut. Rupa-rupanya mereka ingin mendapatkan kesan di malam pergantian tahun dan tak mau melewatinya begitu saja. Keadaan demikian akan lebih terasa bila masuk ke jalan-jalan protokol, Kota Cirebon malam itu tampak lebih hidup, lebih cantik dan lebih mempesona. Malam pergantian tahun telah mendatangkan berkah tersendiri bagi segolongan masyarakat. Beberapa stasiun bahan terlihat berjejer di beberapa ruas jalan terutama di sepanjang jalan Ciperna/Grongrong yang sangat macet, layaknya jalur Puncak Bogor saat datangnya musim liburan dan jalan-jalan di Jakarta pada saat berangkat dan pulang kerja. Begitu pula tingkat hunian hotel dan pengunjung tempat-tempat hiburan malam akan mengalami peningkatan grafik. Sampai dengan fenomena di atas dalam menyambut malam tahun baru masih dianggap wajar karena manusia dalam satu sisi memiliki sifat bergembira di kala suasana menghajatkannya. Hal yang kemudian menjadi problem kegembiran tersebut mengarah kepada terciptanya penyakit-penyakit sosial yang merugikan diri dan masyarakat seperti yang telah dijelaskan di atas. Penulis optimis Kota Cirebon dan sekitarnya yang memiliki semangat Kota Wali dan malam tahun baru kali ini terjadi di Bulan Maulud, yang sebagian besar masyarakat Cirebon memperingatinya dengan berbagai kegiatan keagamaan mampu menjadi benteng untuk menekan terjadinya penyakit-penyakit sosial sebagai dampak langsung dari tradisi menyambut malam pergantian tahun. LEWATI DENGAN HUSNUL KHOTIMAH Kata Husnul Khotimah terdiri dari dua gabungan kata. Pertama kata husnul yang berarti baik, berjalan mulus tanpa cacat. Kedua, kata khotimah yang berarti akhir, selesai, tamat atau rampung. Bila diterjemahin secara bebas perjalanan hingga akhir dilalui dengan mulus tanpa cacat. Kata husnul khotimah bisa dilekatkan pada setiap kegiatan seperti, studi, kepanitiaan, karier bahkan kehidupan di dunia. Kita pasti berharap bisa menyelesaikan setiap kegiatan dengan predikat husnul khotimah (mulus tanpa cacat). Suka cita orang merayakan tahun baru itu didorong oleh beragam alasan, bisa karena besarnya optimisme akan datangnya masa depan yang lebih cerah. Atau karena merasa lega nnya, pergantian tahun merupakan penanda bertambahnya usia yang menunjukkan semakin dekat dengan kematian. Bagi orang yang menyadari bergantinya waktu berarti bertambahnya usia dan berkurangnya batas masa hidup di dunia. Datangnya tahun baru tentunya tidak serta merta dirayakan dengan kegembiraan. Tapi lebih tepat diisi dengan perenungan. Jika tahun yang telah berlalu dilewati dengan catatan-catatan kebaikan tentu harus disyukuri dan dipertahankan. Jika tahun yang telah dilewati banyak catatan buruknya maka bertaubat, tidak terulang kembali dan bertekad untuk husnul khotimah di akhir tahun-tahun yang akan datang. Di awal tahun baru 2015 hendaknya kita sebagai manusia yang dinamis, patut juga memiliki impian (obsesi) yang positif dan terukur dalam mengukir keberhasilan yang hendak dicapai, minimal dalam jangka 1 tahun ke depan. Walaupun baru berbentuk impian, akan lebih menyedihkan bila kita yang diberi hak hidup untuk bermimpi kemajuan saja tidak punya, apalagi kemajuannya itu sendiri, bukankah kemajuan transportasi yang kita nikmati sekarang ini hasil dari impian (obsesi) penemunya di masa lalu? hanya saja mereka (para penemu) tidak berhenti pada impiannya saja yang melambung, impiannya dicoba untuk direalisasi walaupun mereka mengalami kegagalan demi kegagalan. Selamat tahun baru 2015, semoga di tahun baru ini kita secara bertahap mengubah pola hidup kita yang bernuansa hedonis dan kebendaan menjadi pola ruhiyyah. Pola hidup ruhiyyah paling tidak dimanifestasikan dalam bentuk keberanian memaksa diri untuk terbiasa memanfaatkan kesempatan untuk hal-hal yang baik dan benar. Wallahu A’lam bis Showab. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: