Baru 9 Korban Ditemukan

Baru 9 Korban Ditemukan

Mulai Minta Bantuan Tanker ke SKK Migas JAKARTA- Tim Badan SAR Nasional (Basarnas) terus melakukan proses pencarian puing dan korban penerbangan AirAsia QZ8501. Hingga kemarin, Basarnas berhasil mengevakuasi dua tambahan korban meninggal di lokasi pencarian. Hasil tersebut men­jadikan total korban yang ditemukan mencapai sembi­lan jenazah. Dan hingga tadi malam, sebanyak delapan jena­zah berhasil diangkut ke Surabaya. “Zona operasi tetap seluas 90 kali 150 nautical mile atau 13.500 kilometer persegi. Hari ini (kemarin, red) saya meluncurkan 19 kapal, empat helikopter, dan lima pesawat. Hasilnya, kami sudah mengonfirmasi sembilan jenazah. Enam sudah berada di Surabaya, dua akan kami kirimkan malam ini (tadi malam, red). Dan satu jenazah masih ada di KRI Yos Sudarso,” terang Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI F. Henry Bambang Soelistyo dalam keterangan pers kemarin (1/1). Selain korban, pihaknya juga menemukan beberapa barang temuan. Yakni, dua tas hitam dan satu koper abu abu. Ditambah lagi penemuan obyek potongan tangga, tabung selam, dan serpihan logam oleh Kapal Polisi (KP) Balam 4017 dan KP Punai 5009. Dalam pencarian tersebut, dia menyebutkan faktor cuaca masih sebagai kendala terbesar. Hal tersebut bahkan dialami saat tim ingin mengevakuasi dua korban dari KRI Yos Su­darso. Namun, karena cuaca yang tidak memungkinkan, baru satu yang akhirnya bisa dievakuasi baru satu jenazah. “Helikopter tidak bisa landing di kapal. Harus evakuasi dengan tali. Dan setelah mengangkut satu korban, cuacanya lang­sung buruk. Akhirnya, sampai se­karang helikopter masih belum bisa kembali,” terangnya. Dia menambahkan, tim Basarnas memutuskan untuk menambah kembali satu posko. Setelah menetapkan kantor Basarnas sebagai posko utama dan Pangkalan Bun sebagai posko taktis, Soelistyo menetapkan Rumah Sakit Bhayangkara sebagai posko identifikasi. Hal tersebut diputuskan untuk menghindari adanya informasi salah dalam hal identifikasi korban yang sudah ditemukan. “Saya prediksi akan terjadi berbagai simpang siur informasi. Utamanya, terhadap jenis kelamin dan identitas korban. Karena itu, saya tetapkan bahwa wewenang menyampaikan identitas korban dilimpahkan Posko DVI (Disaster Victim Identification) RS Bhayangkara. Saya pun tidak akan memberikan keterangan itu meski mendapatkan tembusan. Semua ini harus satu pintu agar nanti tidak ada informasi salah,” jelasnya. Dia menegaskan, kompetensi dari Posko tersebut dirasa paling ideal dalam kondisi saat ini. Selain tim forensik, posko tersebut juga didiami oleh perwakilan AirAsia yang memiliki manifesto korban yang ada. “Mulai saat ini, Basarnas dan Pangkalan Bun hanya bertanggung jawab mengenai jumlah korban yang sudah terkonfirmasi,” imbuhnya. Pada pencarian hari ini, pihaknya berencana untuk mengerahkan beberapa bantuan search and rescue unit (SRU) untuk mendukung upaya pencarian. Misalnya, rencana bantuan kapal tanker yang diperbantukan oleh SKK Migas sebagai penyedia bahan bakar. Serta, kapal kapal untuk mendukung urusan logistik kapal. Salah satunya, KRI Sorong milik TNI AL. Ditambah lagi, ada beberapa SRU luar negeri yang siap membantu. “Kalau harus kembali ke pangkalan, itu bakal membuang waktu. Karena kecepatan kapal paling hanya 10 knots. Makanya, kami akan mendekatkan logistik dan bahan bakar ke area pencarian. Belum lagi, ada dua kapal destroyer milik Jepang yang sudah standby di Selat Malaka. Mereka akan masuk kapanpun kami butuh,” ungkapnya. Sementara itu, Kepala Humas SKK Migas Rudianto Rimbono mengaku sudah membicarakan bantuan-bantuan tersebut kepada Basarnas. Saat ini, pihaknya sudah memastikan bantuan kapal Anchor Handling Tug Supply (AHTS) milik CNOOC untuk mendukung logistik di area pencarian. Sedangkan, rencana penyediaan kapal tanker pemasok bahan bakar masih dalam proses pembicaraan. “Saat ini, kami sedang koordinasi dengan ConocoPhillips terkait kapal BBM. Juga, recncana bantuan tim evakuasi bawah air dari Total dan Chevron. EMP (Energi Mega Persada) sudah menyatakan siap membantu tapi masih mencari apa yang bisa dilakukan. Yang jelas, kami akan usahakan ada bantuan maksimal dari pelaku industri migas,” ungkapnya. Sebelumnya pun, Joint Staff Office Japanese Army Kolonel Yoshiura sempat mengunjungi Kantor Basarnas untuk menyatakan kesiapan pihak Jepang. Saat ini, dua kapal tipe destroyer yang menyimpan tiga unit helikopter sedang siaga di wilayah Malaysia. “Personel kami dalam kapal tersebut mencapai 370 orang. Mereka masih berada di Port Klang Malaysia. Besok pagi mereka berangkat ke wilayah dekat pencarian,” jelasnya. Saat ini, Basarnas mengaku punya sekitar 1.200 personal di bawah komando. Diantaranya, 670 orang merupakan personal darat yang diperbantukan oleh TNI AD. (bil/aph)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: