Waspada NU Jadi Alat Politik

Waspada NU Jadi Alat Politik

SUMBER – Setiap pergantian pimpinan melalui konferensi cabang (konfercab), acap kali Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Cirebon diterpa nuansa politik yang kental. Isu yang berkembang, kalangan pengurus belum menyentuh kepada jamiyah yang ada di pelosok-pelosok secara menyeluruh, tapi berusaha mendekatkan pada kekuasaan. Dengan harapan adanya simbiosis mutualisme. Sehingga yang akan menjadi syuriah maupun tanfidziyah, akan memegang estafet untuk mengamankan personal politik yang sedang berkuasa. “Di sini (NU, red) bukan untuk numpang beken (terkenal, red) dan menjadikan NU sebagai kendaraan kepentingan pribadi, kelompok, apalagi alat kekuasaan. Kalau begitu, NU akan tertinggal dan hanya pribadi-pribadinya saja yang maju,” ungkap Sekretaris PC NU Kabupaten Cirebon Drs H Sutejo MA. Dosen IAIN Syekh Nurjati Cirebon ini mengatakan, kalangan nahdliyin sebagai pewaris Mbah Hasyim Asy’ari mestinya mempunyai semangat untuk memajukan NU yang ditunjukkan dengan dedikasi dan loyalitas. “Sangat disayangkan bila generasi nahdliyin hanya memanfaatkan NU sebagai alat untuk menonjolkan pribadi, tapi tidak membawa kepentingan NU dan jamiyyah,” ungkapnya. Lebih lanjut dikatakan, syuriah dan tanfidziyah untuk periode yang akan datang di PCNU Kabupaten Cirebon harus memiliki independensi tidak bergantung pada kekuasaan. Perubahan itu agar menjadikan NU lebih maju. Tapi bukan berarti mau dijadikan alat politik tertentu ataupun menjurus underbow parpol. Terpisah, pendidik yang juga mantan pengurus NU Kabupaten Cirebon Irwan Al Aziz SPdI menilai kriteria syuriah dan tanfidziyah yang akan membawa NU di Kabupaten Cirebon harus memiliki kepercayaan diri yang tinggi, sehingga tidak diombang-ambing oleh kepentingan-kepentingan pihak ketiga. Potensi yang ada pada jamiyyah diniyyah ini mestinya menjadi kajian bersama untuk kemaslahatan umat, bukan pribadi. Lanjut dia, bila saja ormas ini digadaikan kepada kepentingan politik, lambat laun hanya akan dijadikan sebagai simbol, karena nahdliyin merasa tidak terlayani. “Syuriah dan tanfidziyah harus bisa melepaskan diri dari kepentingan politik dan penguasa,” tukasnya. Seperti diketahui, sejumlah kandidat calon ketua tanfiziyah dan syuriah dalam Konfercab PCNU Kabupaten Cirebon yang bakal dilangsungkan pada 14 Desember mendatang sudah bermunculan. Untuk kandidat calon ketua tanfidziyah ada KH Ali Murtadho dan KH Wawan Arwani MA. Sedangkan kandidat calon ketua syuriah ada nama KH Bachrudin Yusuf dan KH Usamah Manshur. (san)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: