PDIP dan Golkar Perlu Ketum Baru

PDIP dan Golkar Perlu Ketum Baru

JAKARTA - Mulai saat ini, pemimpin partai politik (parpol) harus berpikir ulang jika ingin maju lagi dalam pencalonan ketua umum. Hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) menyebutkan, masyarakat sudah bosan dengan pimpinan partai saat ini. Mereka meminta ada sosok baru yang memimpin partai. Hasil survei itu disampaikan Direktur Eksekutif LSI Kuskridho Ambardi, kemarin (25/1). Dalam paparannya, Ambardi menjelaskan bahwa survei tersebut penting lantaran sejumlah parpol akan menggelar kongres tahun ini. Antara lain PDIP, Partai Demokrat, dan PAN. “Kami ingin menjaring pendapat masyarakat terkait pemilihan ketua umum parpol,” ujarnya. Menurut Ambardi, masyarakat ternyata sudah menginginkan pemimpin baru, terutama terhadap PDIP dan Golkar. Mayoritas responden tidak menghendaki Aburizal Bakrie (ARB) dan Megawati Soekarnoputri mencalonkan diri lagi sebagai ketua umum. Perinciannya, 45 persen responden menginginkan ARB maju, namun 41 persen lainnya menolak. Sedangkan untuk Megawati, hanya 37 persen responden yang menginginkan putri Bung Karno itu kembali menjadi ketua umum PDIP. Sementara itu, 51 persen lainnya tidak menghendaki dia kembali memimpin partai berlambang banteng moncong putih tersebut. Ambardi menjelaskan, popularitas Megawati kalah oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Jokowi mengumpulkan 36,8 persen suara dan Megawati hanya 23,9 persen. Masyarakat kini menginginkan mantan wali kota Solo tersebut memimpin PDIP. Sedangkan turunnya suara ARB disebabkan konflik internal di Partai Golkar. Berbeda dengan dua parpol tersebut, PAN, Partai Demokrat, dan Partai Gerindra relatif stabil. Responden masih menilai Hatta Rajasa, Susilo Bambang Yudhoyono, dan Prabowo Subianto layak memimpin partai masing-masing. Bahkan, SBY masih dinilai sebagai tokoh yang paling layak memimpin Demokrat. (aph/c11/fat)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: