Rabu Abu Awal Puasa Katolik

Rabu Abu Awal Puasa Katolik

Oleh: Yohanes Muryadi* MUNGKIN banyak umat nonkatolik yang tidak mengetahui bahwa umat Katolik memiliki tradisi berpuasa selama empat puluh hari yaitu dari Rabu Abu sampai hari raya Paskah. Rabu Abu tahun 2015 ini jatuh pada tanggal 11 Februari 2015, sedangkan Paskah jatuh pada hari Minggu 5 April 2015. Lewat tulisan ini, saya ingin memperkenalkan puasa Katolik agar umat agama lain mengetahui. Selamat membaca          KEUTAMAAN YANG HARUS DIRAIH Ada empat keutamaan dalam tradisi Gereja Katolik yaitu: Doa, Amal Kasih, Puasa dan Pantang. Biasanya puasa dan pantang dijadikan satu, tetapi dalam tulisan saya, Puasa dan Pantang saya pisahkan. Mengenai Doa, Gereja menganjurkan hendaknya umat selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu. Para Rasul mempunyai kebiasaan berdoa pada jam-jam tertentu, baik bersama-sama di Bait Allah maupun secara pribadi di rumah. Paulus juga menganjurkan agar umat berdoa setiap waktu. Karena didorong oleh teladan serta nasihat-nasihat itu, Gereja, Umat Allah, dengan setia memanjatkan doa. Hendaknya umat berdoa setiap waktu, baik bersama-sama maupun secara pribadi, di mana saja, kapan saja, lebih-lebih doa dalam hati yang menjiwai seluruh kegiatan hari itu. Dengan doa seperti itu, Gereja menguduskan seluruh hari dan seluruh kegiatan manusia. Mengenai Puasa, Gereja mengajarkan sebagai berikut: Puasa adalah ungkapan tobat, sekaligus merupakan ulah doa yang hangat. Dalam tradisi Gereja, puasa merupakan ibadat yang penting, yang dilaksanakan umat sebagai persiapan untuk perayaan-perayaan besar khususnya Paskah, yaitu hari untuk memperingati Kebangkitan Tuhan Yesus. Umat juga berpuasa sebelum dibaptis, serta dalam menjalani peristiwa-peristiwa penting agi hidupnya. Kebiasaan berpantang juga dilakukan oleh Gereja, umat Allah,  dengan cara tidak makan atau melakukan sesuatu yang biasanya sangat menarik sebagai latihan rohani. Sedangkan tentang Amal Kasih ditulis sebagai berikut: Menurut Al Kitab amal kasih itu antara lain: Memberi makan kepada orang yang lapar, memberi minum kepada orang yang haus, memberi perlindungan kepada orang yang asing, memberi pakaian kepada orang yang telanjang, melawat orang sakit, mengunjungi orang yang dipenjarakan, dan menguburkan orang mati.          PUASA KATOLIK Masa Puasa yang ditetapkan secara resmi oleh Gereja adalah masa Prapaskah, yaitu selama 40 hari sebelum Hari Raya Paskah. Puasa Katolik dimulai pada hari Rabu, yaitu hari Rabu 40 hari sebelum Paskah dan diakhiri pada hari Jumat Agung, hari untuk memperingati Wafat Tuhan Yesus. Selama masa Prapaskah itu, hari puasa resmi hanya dua yaitu Rabu Abu dan Jumat Agung. Umat yang wajib berpuasa adalah usia 18 tahun sampai dengan 60 tahun. Puasa Paskah harus dipandang keramat dan dilaksanakan di mana-mana pada hari Jumat Agung. Bila mungkin puasa ini hendaknya diperpanjang sampai hari Sabtu Suci. Namun Gereja sangat menghargai warganya yang berpuasa penuh selama 40 hari menjelang hari raya Paskah, meneladani cara berpuasa Musa, Elia dan terutama Yesus. Di samping itu, secara pribadi, Umat Katolik disarankan untuk berpuasa pada hari-hari yang dipilihnya sendiri sebagai ungkapan tobat dan laku tapa. Puasa ini juga bermanfaat untuk membangun semangat pengendalian diri dan menumbuhkan semangat setiakawanan dengan sesama yang berkekurangan. Yang dimaksud bertobat atau metanoia adalah sikap menyadari bahwa hidupnya penuh dosa, menyesali atas dosa-dosa itu, mohon ampun kepada Tuhan dan berjanji untuk meluruskan hidupnya, dengan terus mohon kepada Tuhan agar tak jatuh ke dalam dosa lagi. Di samping berpuasa, Gereja juga mempunyai kebiasaan berpantang. Dalam tradisi Gereja, pantang dilakukan setiap hari Jumat sepanjang tahun, kecuali jika hari Jumat itu bertepatan dengan hari raya Gerejawi. Yang wajib berpantang adalah umat yang telah berusia 14 tahun ke atas. Berpantang berarti tidak melakukan atau makan sesuatu sebagai tanda tobat misalnya: pantang daging, garam, gula, jajan, merokok dan lain-lain. Pada hari pertama puasa, yaitu Rabu Abu, umat Katolik ke Gereja untuk mendapatkan berkat, tanda salib dengan abu basah dengan ucapan, “Bertobatlah dan percayalah kepada Injil” atau “Ingatlah manusia berasal dari abu dan akan kembali kepada abu”. Di Kota Cirebon Umat Katolik hanya memiliki dua gedung Gereja yaitu Gereja Bunda Maria di jalan Dukuh Semar dan Gereja Santo Yusup, di Jalan Yos Sudarso Cirebon.           SEDERHANA, RENDAH HATI, PEDULI Pada saat berpuasa umat Katolik wajib hidup lebih hemat dan sederhana. Dengan hidup hemat dan sederhana, umat Katolik bisa menabung setiap hari yang hasilnya selama 40 hari itu dikumpulkan lewat panitia Aksi Puasa Pembangunan Keuskupan. Dana hasil pengumpulan itu dapat dipakai untuk karya amal, membantu pendidikan, bantuan untuk kaum muda, atau bantuan untuk mereka yang kurang beruntung dalam bentuk pemberian modal usaha, pemberian alat kerja dan lain-lain. Puasa sebagai tanda pertobatan dapat diwujudkan dengan lebih rendah hati dan peduli kepada sesama, lebih-lebih mereka yang sangat membutuhkan yaitu kaum miskin. Gereja dengan semangat option for the poor, harus semakin peka terhadap harapan dan penderitaan masyarakat yang juga menjadi harapan dan penderitaan Gereja. Gereja sebagai garam harus semakin menyatu dengan masyarakat dengan segala suka dukanya, dan Gereja sebagai lilin harus membawa terang ke dalam masyarakat, lebih-lebih kepada mereka yang mengalami kegelapan, sehingga masyarakat semakin rukun damai, penuh harapan dalam mengarungi hidup yang penuh kesulitan dan tantangan ini. Gereja (baca uamat Allah) harus melakukan amal kasih kepada sesama manusia tanpa membedakan, lebih-lebih kepada mereka yang belum beruntung.          INTI REFLEKSI Dari uraian di atas, dapat kita ambil beberapa poin yang dapat sebagai bahan refleksi selanjutnya yaitu: Gereja Katolik memiliki empat keutamaan yaitu: Doa, puasa, pantang dan amal kasih. Mulai hari Rabu 11 Februari ini , selama 40 hari yang disebut juga masa Prapaskah, umat Katolik melakukan puasa sebagai ungkapan tobat. Selama masa berpuasa itu, umat Katolik wajib lebih banyak berdoa, berpantang, hidup sederhana, serta melakukan karya amal bagi sesama kita yang terpinggirkan, miskin harta maupun miskin rohani yaitu lapar akan kasih sayang. Dengan demikian dunia akan menjadi tempat yang nyaman, aman dan damai. Itulah dambaan seluruh umat manusia. Jika kita cermati ternyata Hidup Doa, Puasa, Pantang, dan karya Amal Kasih adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan. Semoga dengan Puasa ini, umat Katolik semakin bermartabat dan bermanfaat bagi sesama, membawa terang, menjadi garam bagi masyarakat dimanapun ia berada. (*)   *Penulis adalah umat Katolik Gereja Bunda Maria, Anggota FKUB Kota Cirebon, dan Pelaku Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan        

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: