Bupati Kecewa Minimnya TKI Formal

Bupati Kecewa Minimnya TKI Formal

MAJALENGKA – Mendengar minimnya minat masyarakat Majalengka untuk menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) formal ke sejumlah negara, membuat Bupati H Sutrisno SE MSi kecewa. Menurutnya, menjadi TKI formal sangat menguntungkan dari sisi legislasi. Kesempatan emas bagi masyarakat bisa dengan formal bekerja di luar negeri. Tapi kebanyakan di Majalengka banyak warga memilih ke luar negeri lewat jalan belakang (ilegal, red). “Sebagai kepala daerah, saya sangat kecewa,” ujarnya beberapa hari lalu. Selain kecewa, orang nomor satu di Majalengka ini mengaku prihatin. Sebab, data dari Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Majalengka untuk TKI formal kebutuhannya mencapai 5.000 orang untuk dipekerjakan di beberapa negara. Namun untuk Malaysia yang membutuhkan banyak TKI, ternyata hanya 8 orang TKI formal. ”Entah warganya yang masih belum percaya atau dinasnya yang kurang sosialisasi. Yang jelas, minimnya jumlah TKI formal ke luar negeri harus menjadi catatan Dinsosnakertrans. Silahkan garap sosialisasi sesering mungkin,” pesannya. Sutrisno juga mengaku, saat ini semakin menjamur beberapa perusahaan TKI ilegal di Kabupaten Majalengka. Untuk itu, dia meminta kepada aparat penegak hukum dan semua pihak agar memantau para oknum ilegal yang secara sengaja tidak melaporkan pemberangkatan para TKI ke luar negeri. Banyak warga Majalengka yang didatangi orang dari perusahaan jasa TKI. Tapi di Dinsosnakertrans nama perusahaan mereka tidak ada. Warga juga jangan sampai tertipu dengan oknum-oknum itu. Terpisah, Kasi Pelatihan Produktivitas dan Penempatan Tenaga Kerja Dinsosnakertrans Kabupaten Majalengka, Drs Thamrin Nurzaman mengatakan, pihaknya saat ini sedang menyelidiki beberapa kasus oknum yang dianggap ilegal.  Kesepakatan moratorium TKI ke Arab Saudi yang sejak Agustus 2011 lalu diberlakukan, berdampak pada hilangnya peminat. Kini, moratorium kembali hinggap di tujuh negara Timur Tengah seperti Iran, Qatar, Oman, dan Yaman. Oleh karena itu, untuk me­ngurangi dampak moratorium, pihaknya sudah menyosialisasikan beberapa pelatihan kepada para TKI yang terganjal moratorium. ”Ada banyak pelatihan yang diberikan. Sekarang sedang berjalan,” ungkapnya. (mid)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: