Transfer Terakhir Untuk Istriku

Transfer Terakhir Untuk Istriku

Oleh: Muhamad Hadi Rakha Fathurohman*   HARI mulai senja, jam pun telah menunjukan pukul 05.00 petang. Aku mulai bersiap-siap pulang dari kantor menuju tempat kos bersama temanku. Namaku Adi Rifa’i, aku adalah perantau begitu juga dengan temanku Doni yang hidup bersama ku di kostan. Aku sudah memiliki istri dan satu orang anak tetapi istriku lebih memilih tinggal di kampung halamannya daripada tinggal bersama ku di perantauan. Pukul 05:15 aku dan Doni sampai di kostan. Kami turun dari motor dan masuk ke kostan. Hari ini aku sangat pusing dan lemas. Aku duduk sambil membaca SMS yang masuk ke HP ku. “Mas transfernya jangan kelamaan Novi mau belanja!!” Ternyata ini SMS dari istriku. “Iya Novi sayang nanti mas transfer kok,” balasku. Aku duduk sambil melamun di teras sambil menikmati teh yang ku buat sambil melihat pemandangan di sore hari. “Hey Di! Sore-sore ngelamunin siapa?” tanya Doni sambil mengagetkanku. “Iya nih Don gue bingung, gajian besok tapi istri gue udah minta ditransfer cepet-cepet sekarang,” jawab ku. “Heuh, Istri lu keras kepala banget ya Di,” jawab Doni. ”Walau begitu juga dia adalah istriku dan aku sangat mencintainya,” jawabku sambil masuk ke dalam untuk mandi sore. Adzan maghrib sudah mulai berkumandang, aku langsung siap-siap menuju masjid untuk salat berjamaah. Aku selalu mengajak Doni untuk bersama-sama ke masjid, tapi Doni lebih suka salat di kostan. Aku berjalan ke masjid dengan lemas karena memang hari ini tubuhku lemas dan meriang. Aku salat berjamaah hingga selesai lalu pulang ke kostan. “Tok..tok..tok Assalamu’alaikum Don.” Tak lama kemudian Doni membuka pintu “Wa’alaikumussalam” Lalu kita bersalaman. “Tangan lu panas banget Di lu sakit?” tanya Doni. “Ngga kok Don, cuma kecapean aja,” jawabku. “Masuk dan istrahat sana, nanti gue masakin Mie,” jawab Doni. Lalu aku masuk dan tiduran di kamar. Aku mengecek HP ku barangkali istriku SMS. Ternyata tidak ada pesan yang masuk di HP-ku. Aku ingin mengatakan kepadanya jika aku sedang tidak enak badan, tapi aku takut nanti dia malah khawatir dengan keadaanku, jadi aku hanya diam saja. Tak lama kemudian Doni masuk ke kamarku membawakan Mie dan obat untuk ku. “Terimakasih ya Don, lu emang sahabat terbaik gue,” ucapku sembari memegang pundaknya.. “Don maafin gue ya kalo gue punya salah sama elu ,nanti kalo gue pergi lu jangan sedih dan lu cari teman lagi untuk menemani lu di kostan. Jangan lupa salat berjamaah di masjid jangan males,” ungkap ku. “Ah elu mau pulang kampung Di? Atau lu mau pindah?” tanya heran Doni. “Nggak kok Don, mana makanan lu?” tanya ku mengalihkan pembicaraan. “Gue udah makan kok waktu lu ke masjid. Gue keluar dulu ya dan jangan lupa abisin makanannya dan diminum obatnya,” jawab Doni sambil keluar dari kamar ku. Saat ini aku sedang mual, lemes dan meriang. Aku tidak nafsu untuk makan, tetapi aku harus memakan masakan sahabat ku ini. Aku makan hingga habis lalu ku minum obatnya. Aku kembali tiduran sambil menunggu adzan Isya. Karena tubuh ku sedang lemah dan meriang aku ketiduran. Aku baru terbangun jam 11:00 malam. Cepat-cepat ku cari HP barangkali istriku SMS, ternyata benar banyak pesan yang masuk dan panggilan tidak terjawab, aku baca pesan istri ku. “Mas besok kan gajiannya? Abis gajian langsung transfer ya jangan ditunda-tunda inget!!” “Mas ko gabales? Mas lagi sama wanita lain ya???”  “Mas udah ga cinta sama Novi??” SMS itu masuk jam 8, aku merasa bersalah pada istriku.. Aku langsung membalas pesan istriku “Iya nanti mas langsung kirim ko besok setelah pulang kerja, mas ngga selingkuh ko sayaang kan mas cinta cuma sama kamu aja. Mas akan selalu mencintai Novi kok.” Ku tunggu balasan pesan darinya tapi sudah 15 menit tidak dibalas juga. Aku mencoba menelpon tetapi tidak diangkat, mungkin Novi sudah tidur pikirku. Aku bangun dari tempat tidurku untuk salat isya, wudhu lalu kembali lagi ke kamer. Ku bentangkan sejadahku, aku pun mulai salat. Setelah salat aku duduk termenung lalu berdo’a, “Yaa Allah Yaa Rabb Engkau adalah pemilik dunia ini, maka aku serahkan kepada mu semua masalah dunia ini. Yaa Allah lindungilah istri dan anak ku dengan perlindungan Mu, karena aku tahu perlindungan-Mu itu sangat kokoh. Yaa Allah bimbinglah istri hamba menjadi wanita yang sholihah dan kelak kumpulkanlah kami semua ke dalam Syurga Mu aamiin…” Lalu aku rapihkan sejadah dan kembali lagi ke tempat tidurku. Kembali aku mengecek HP ternyata belum ada balasan juga. Aku kirim SMS “Sayang sampaikan salam mas ke anak kita dede Aqila Azka, dede jagain umi ya saat abi ga ada, nanti seminggu lagi abi pulang mau ketemu dede.. Cepatlah besar medan dakwah sudah menunggumu” Akupun tertidur. Pukul 04:15 pagi aku baru terbangun, aku masih merasa tidak enak badan walau sudah mendingan. Aku bangun lalu mandi dan bersiap-siap menuju masjid. Tak lupa ku bangunkan sahabat ku Doni. “Don bangun Don. Don bangun udah shubuh nih,” ungkapku. “Mmmm iya Di nanti gue nyusul,” jawabnya sambil masih mengantuk. “Mandi sana, gue berangkat dulu ya,” sahutku. Adzan sudah berkumandang, tak lama kemudian iqomah dikumandangkan. Aku masih belum melihat Doni. Salat pun dimulai. Hingga salat selesai, aku belum melihat Doni. Akupun pulang menuju kostan. Aku masuk dan mencari Doni. Ternyata dia masih tertidur. “Don bangun katanya mau ke masjid,” tegurku. “Masih ngantuk nih Di,” jawabnya sambil setengah sadar. Aku paksa dia bangun kemudian dia pergi ke kamer mandi. Aku pergi ke kamer untuk mengambil HP lagi dan menelepon istriku,. Tuuuuuttt tuuuuuttt tuuuuuuuttt maaf nomer yang anda tuju tidak menjawab cobalah beberapa saat lagi,. Heuh masih tidur kayanya istriku, padahal aku mau banget ngobrol dengannya hari ini..Aku pergi ke tempat tidurku lagi karena aku masih lemas, aku rebahan dengan santai sambil murojaah surah favoritku yaitu surah Al Mulk. Mentari mulai menyinari bumi. Burung-burung mulai bernyanyi, aku bangun dan beranjak dari tempat tidur untuk membeli makan. Setelah membeli makan aku kembali lagi ke kostan dan mengajak Doni makan bersama. “Don ayo makan dulu!”  “Lu udah gak sakit Di?” tanyanya. “Udah ngga kok Don,” jawab ku. Lalu kami makan bersama dan bersiap menuju kantor. Istriku SMS “Ingat Mas, sore langsung transfer!” ku balas “Iya sayangku, pulang kerja mas langsung transfer.” Kali ini Doni yang mengendarai motor. Karena aku masih tidak enak badan. Sampai di kantor aku dan Doni mulai bekerja. Aku tidak fokus saat bekerja karena kondisi ku saat ini tidak enak badan. Hingga jam 05:00 sore aku masih lemas, Aku SMS istriku “Sayang mas transfernya besok gimana? Mas tambah gak enak badan nih.” Tak lama kemudian istriku membalas “Kan udah janji!! pokoknya sekarang ditransfernya nanti malam Novi mau pergi belanja.” Aku pun membalasnya, “Iya iya Novi cantiiiik, nih mas mau berangkat”. Aku lihat Doni masih sibuk dengan tugasnya, jadi aku pergi ke ATM sebentar lalu menjemput Doni. “Don gue ke ATM dulu ya mau transfer nih, tunggu setengah jam lagi nanti gue anter. Lu kan lagi sakit tuh, muka lu pucet,” jawab Doni. “Tenang aja Don, toh ATM-nya deket kok, kan lu tahu sendiri istriku gimana? Nanti dia marah,” jawab ku. “Ya udah hati-hati ya,” jawab Doni dengan ragu. Akupun mulai menghidupkan motor lalu mengendarai. Baru berjalan sebentar aku sudah tidak fokus dalam mengendarai. Aku tetap mencoba fokus hingga sampai ke ATM lalu transfer ke istriku. Akupun SMS istriku, ”Mas mau banget manggil kamu umi dan kamu manggil mas abi, tapi kamu gak mau terus. Ya sudahlah gapapa. Sayang uangnya sudah mas transfer ingat jangan boros. Nanti malam Novi bisa belanja sama dede, jagain anak kita ya.” Akupun mengendarai motor lagi menuju kantor untuk menjemput Doni. Kali ini aku benar-benar lemas dan pandanganku tidak jelas, sungguh sangat tidak fokus. Aku tidak melihat di depan ada truk besar dengan kecepatan penuh menabrak ku. Aku lemah terkapar dengan darah yang mengalir. Aku sudah merasa sangat lemas, semuanya gelap aku tidak bisa melihat apa-apa lagi. (*)   *Penulis adalah pelajar SMKN 1 Kota Cirebon

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: