Nyepi dari Kegaduhan Politik

Nyepi dari Kegaduhan Politik

ELIT politik perlu nyepi. Dalam nyepi itu, mereka harus mengurung diri sejenak dari hiruk-pikuk kehidupan politik duniawi yang selama ini kerap melenakan. Seraya melakukan introspeksi dan menyiapkan segalanya supaya bagaimana di hari-hari mendatang mereka dapat berusaha memiliki perilaku yang lebih terpuji lagi. Seperti jamak diketahui, yang paling menonjol hari-hari ini, panggung politik di negeri ini sedang diwarnai oleh sikap buruk para bintangnya. Dengan sangat gamblang ada partai politik mempertontonkan adegan perpecahan. Ada seorang gubernur dari sebuah provinsi bertengkar melawan DPRD. Serta pastinya masih tersedia bentangan contoh peristiwa jelek politik lainnya yang cukup memalukan dan memilukan. Dan, kita, rakyat agaknya juga butuh nyepi terlebih dahulu dari ingar-bingar politik. Saban hari kita terkadang nyaris dijejali berita tentang kekisruhan politik. Di televisi, radio, internet, koran, majalah, dan media lainnya berita mengenai kegaduhan politik sering menjadi sajian utama. Kita muak membaca atau melihat itu. Kita benar-benar kecewa dan ikut gelisah galau merana. Sebelumnya, beberapa waktu lalu, perilaku beberapa politisi yang tercela juga pernah tersuguhkan ke permukaan. Ketika itu, mereka berkelahi sampai membuat parlemen terkesan kacau balau. Sumber pemicunya, apalagi kalau bukan menyangkut masalah perebutan posisi vital politik. Kubu Koalisi Merah Putih (KMP) berhasil menguasai mayoritas jabatan pimpinan dan alat kelengkapan, lantas membuat kelompok Koalisi Indonesia Hebat (KIH) merasa kecewa dan terpaksa harus membuat DPR tandingan. KRISIS INTEGRITAS Dari Pemilu 2014 kemarin, betapa sejujurnya kita mendambakan nanti bakal muncul perubahan signifikan ke arah yang lebih baik. Tapi lantas kini sepertinya kita justru mulai pesimis. Awal masa-masa bulan madu penampilan di belantika politik hasil Pemilu 2014, ternyata belum cukup jadi momentum pemimpin dan wakil rakyat kita di Senayan guna menunjukkan prestasi gemilang dalam politik. Krisis integritas menjadi masalah besar. Mengelola negara dalam masa transisi tidaklah mudah. Perlu nation building, character building, social building yang oleh Jokowi dipopulerkan sebagai revolusi mental. Kita juga perlu system building, institutional building, economic building. Semuanya itu diharapkan dapat berjalan secara evolutif dan harmonis, seperti disampaikan Fritjof Capra, “Semua sistem kehidupan berinteraksi satu sama lain dan saling berbagi sumber daya melewati batas-batasnya.” (Siswono Yudo Husodo, 2015). BELAJAR BERNEGARA Dalam sejarahnya, segala riak dan gejolak perjalanan bangsa yang begitu dahsyat bisa kita lalui dengan baik, ciri suatu negara yang akan menjadi negara besar. Memang belajar bernegara adalah proses tanpa akhir. Dan, seperti semua manusia hebat, lahir dari manusia yang mengalami tantangan berat. Begitu juga negara. Berbagai kekisruhan yang sedang terjadi sekarang ini tak perlu mengecilkan hati akan masa depan negara kita walaupun sesungguhnya kita menyadari negara kita bakal jauh lebih maju dan sejahtera dari sekarang, apabila elite politik berintegritas tinggi dan tak terus-menerus melahirkan kegaduhan politik dan hukum yang menyedot energi sosial dan ekonomi masyarakat untuk membangun negara dan bangsa Indonesia (Siswono Yudo Husodo, 2015). Akhirnya, pemerintahan Jokowi-JK masih panjang, masih banyak waktu untuk berbenah sembari membuktikan kiprah atau komitmennya. Kiranya perjalanan seratus hari kemarin harus bisa menjadi pelajaran berharga. Harapan guna mewujudkan Nawacita itu masih ada. Begitupun sejatinya para stake holder lainnya mesti dapat saling bersinergi bersama pemerintah. Tugas membangun bangsa dan negara hakekatnya bukan hanya tugas pemerintah, namun adalah tugas semua kalangan juga. Jangan pernah berhenti mencintai Indonesia! Give and do the best! *)Penulis adalah Analis Politik dan Ekonomi; Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Cirebon; Program Studi Ilmu Administrasi Niaga; Mantan Ketua Bidang Komunikasi dan Informasi BEM FISIP Untag Cirebon; Penerima penghargaan Untag Cirebon sebagai mahasiswa berbakat menulis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: