Cintaku Termakan Usia

Cintaku Termakan Usia

Cerpen oleh: Ade Fitriyani SEBUT saja aku dengan nama Tia. Aku adalah seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi swasta di Kota Cirebon. Umur ku saat ini 19 tahun. Aku anak bungsu dari tiga bersaudara. Kakak-kakakku semuanya sudah menikah. Di kampus, aku memiliki seorang teman mahasiswa, namun dia satu tingkat di atas ku. Meski dia satu tingkat di atas ku, namun umurnya lebih muda dariku. Aku mulai dekat dengannya ketika aku terjun ke dunia organisasi. Dia adalah seorang mahasiswa yang aktif dalam organisasi. Dia juga termasuk mahasiswa yang pintar dan sangat dekat dengan para dosen. Dia bernama Rajo. Saat aku akan mengadakan sebuah kegiatan organisasi bersama teman-temanku, aku sering berhubungan dengan Rajo untuk membahas persiapan apa saja yang diperlukan. Rajo sangat membantuku dalam mempersiapkan semuanya. Bahkan dia pun mengajariku cara berorganisasi yang baik dan berbagai hal tentang prosedur-prosedur ketika akan melakukan kegiatan. Singkat cerita, seusai acara yang aku adakan terselenggara dengan baik dan lancar, kedekatanku dengan Rajo pun semakin terjalin. Di luar kampus, kami sering bertemu untuk membahas organisasi kampus dan membahas hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan sosial. Dia mengajariku bagaimana menjadi seseorang yang dapat bermanfaat untuk orang lain dan menjadi seorang yang memiliki banyak keterampilan. Karena, menurut dia, semakin banyak keterampilan yang dimiliki seseorang, maka semakin bermanfaat hidupnya untuk lingkungan sekitar. Semakin besar pula peluang seseorang untuk mewujudkan impiannya. Kedekatan kami pun tidak berhenti sebatas itu, kami selalu berhubungan lewat handphone untuk membahas masalah pribadi dan perasaan kami masing-masing. Karena di antara kami masing-masing malu untuk mengungkapkan isi hati. Dampak dari kedekatan kami, aku dan dia mulai tumbuh benih-benih cinta. Suatu saat Rajo pun memberanikan diri untuk menyatakan cintanya kepadaku. “Tia,,” “Ada apa Rajo?” “Aku ingin mengatakan sesuatu sama kamu.” “Apa yang ingin kamu katakan?” “Aku…” “Aku apa Rajo?” “Aku…suka..” “Suka apa Rajo” “Aku suka kamu Tia.” “Apa? Kau serius Rajo?” “Aku serius Tia..maukah kau menjadi masa depanku?” “Mmmmm…(Tia pun menganggukkan kepalanya. Itu artinya dia menerima Rajo menjadi kekasihnya) Rajo dan Tia pun menjalin hubungan. Sampai pada akhirnya Rajo pun lulus dari kuliahnya, sedangkan Tia masih harus menunggu 1 tahun lagi untuk lulus kuliah. Saat itu, umurku sudah 24 tahun, dan Rajo berusia 23 tahun. Saat Rajo telah lulus kuliah, dia mengajak ku bertemu di suatu tempat yang sering menjadi tempat kami sharing dan bercerita berbagai hal ketika dia masih kuliah dulu. Tepat 14 Februari 2014 pukul 14.02 lebih 14 detik ,aku dan Rajo bertemu di tempat itu yang kita berdua namakan Goa Cinta, karena di tempat ini, Rajo menyatakan cintanya dan di tempet ini juga pertama kali aku dan dia berfoto berdua sebagai seorang kekasih. Sewaktu masih berpacaran, aku dan Rajo sering mengkhayal untuk mengadakan acara resepsi pernikahan di Goa cinta ini dan akan menjadikan tempat ini sebagai tempat rekreasi pertama yang dikunjungi anak-anak kami kelak. Tapi, sepertinya khayalan itu tidak akan terwujud. Hari ini, tepat tanggal 14 Februari 2014 pukul 14.02 lebih 14 detik ,aku dan Rajo duduk di salah satu sudut dari Goa tersebut. Saat itu, wajah Rajo sangat aneh dan sangat muram sepertinya ada sesuatu yang sangat penting yang ingin dia sampaikan kepadaku. “Tia,,,” “Ada apa Rajo?” “Apakah kau sayang kepadaku? Apakah kau ingin aku menjadi seseorang yang sukses?” “Kenapa kamu tanyakan hal itu padaku? Sudah tentu, aku sangat menyayangimu dan aku selalu berdoa agar kau menjadi seseorang yang sukses dan bahagia.” “Ya aku percaya padamu, lalu, apakah aku boleh meminta izin kepadamu?” “Izin apa Rajo?” “Aku ingin melanjutkan pendiidikan ku ke tingkat S2 di Inggris. Aku mendapat tawaran beasiswa untuk kuliah di sana sambil bekerja hingga aku menjadi orang yang sukses. Dan aku di sana sekitar 4-5 tahun. Apa boleh aku pergi ke sana?” “Ya boleh kok,, kejarlah cita-cita kamu dan tinggalkan cintamu di sini karena cintamu takkan mampu mengejarmu.” “Kenapa kamu berbicara seperti itu Tia? Aku pergi hanya 4-5 tahun. Apakah kamu mau menunggu ku pulang?” “Maaf Rajo, aku gak bisa menunggumu selama 4-5 tahun lagi, karena 4-5 tahun ke depan, umurku sudah mencapai umur 28-29 tahun. Dan buat aku itu sudah ambang batas menjadi seorang Zone Tampan (Zomblo Nelangsa Tanpa Pasangan). Rajo pun berusaha menyakinkan Tia bahwa umur takkan menjadi masalah baginya. Bahkan Rajo pun berkata kepada Tia, walaupun wajah Tia menjadi keriput dan mlorod, Rajo akan selalu menyayanginya sepenuh hati. Tapi, bujukan Rajo tidak mempengaruhi keputusan Tia untuk berpisah dengan Rajo karena umur Tia tidak memungkinkan untuk menunggu cinta dari Rajo. Hal itu disebabkan karena aura seorang wanita sudah berkurang ketika berumur di atas 25 tahun. Selain alasan itu, jika seorang wanita menikah pada usia 28 sampai di atas 30 tahun, itu akan mengalami kesulitan ketika ingin memiliki buah hati. Lain halnya dengan seorang pria, usia di atas 25 tahun merupakan usia yang cocok dan ideal untuk mengarungi bahtera rumah tangga. Dan akhirnya, Tia dan Rajo pun mengambil keputusan untuk berpisah dan cinta mereka pun usai karena termakan usia. Rajo pun melanjutkan studi S2 di Inggris, sedangkan Tia tetap melanjutkan studinya sambil perlahan-lahan melupakan Rajo. (*) *) Penulis adalah Aktivis STAI Bunga Bangsa Cirebon

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: