Menghindar Jadi Perempuan Murahan

Menghindar Jadi Perempuan Murahan

Oleh: Dudi Farid Wazdi* SAAT ini, media sedang heboh memperbincangkan kematian Deudeuh, Pekerja Seks Komersil (PSK) yang mati di tangan pelanggannya. Konon ia mati karena telah menghina pelanggannya dengan cibiran; bau badan, item, dekil, lengket dan seterusnya. Sayang seribu sayang, kenapa yang menjadi hebohnya itu hanya kematiannya, bukan pekerjaannya yang memang selain haram, murahan, juga sangat tidak aman. Sebagai negara yang berfalsafah Pancasila, semestinya pekerjaan semacam itu tidak ada. Anda bisa bayangkan betapa sangat riskannya pekerjaan semacam itu. Karena sudah bisa dipastikan yang datang padanya itu bukanlah laki-laki yang baik. Sehingga segala sesuatunya (ragam kriminil) sangat mungkin terjadi. Atas dasar peristiwa itu, sesungguhnya: kalau Anda tahu, lebih baik memilih mati kelaparan ketimbang hidup dengan pekerjaan yang sangat riskan itu. Atau, kalau itu dianggap ungkapan putus asa, mendingan ganti pekerjaan itu dengan pekerjaan yang lebih sederhana, meski dengan penghasilan pas-pasan. PSK (baik cewek/cowok) itu sangat tidak manusiawi, menebar penyakit (lahir-batin) dan bahkan menebar kematian yang menjijikan dan bahkan memilukan (sengsara dunia-ahirat). Sebagai umat Islam, kita tentunya harus menyandarkan semua urusan pada kaidah yang seharusnya menurut Islam. Termasuk persoalan pekerjaan perempuan itu. Islam telah menempatkan perempuan dalam posisi yang mulia. Bahkan Rasululloh bersabda, perhiasan yang paling berharga di dunia ini adalah perempuan, tapi yang solehah. Kalo gak soleh? Berarti belum bisa dikatakan sesuatu yang berharga. Jadi syaratnya harus soleh dulu. Lalu bagaimana seorang perempuan bisa meraih predikat solehah? Untuk meraih predikat perempuan solehah, Islam telah mengatur soal perempuan mulai dari urusan cara berpakaian, memilih pekerjaan sampai cara berperilaku. Karena memang Islam diturunkan untuk mengatur seluruh urusan dalam kehidupan ini. Semua aturan-aturan untuk perempuan itu adalah bentuk kasih sayang Allah. Misalnya, Allah SWT memerintahkan perempuan untuk menutup auratnya dengan Jilbab agar ia terlindungi dari laki-laki yang jahat. Dalam surat Al Ahzab ayat 59 Allah SWT menjelaskan cara berjilbab yang benar.Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang. Jelaslah sudah bagaimana Allah SWT tidak hanya memerintahkan perempuan untuk menutup auratnya, tapi ayat tersebut menjelaskan tentang cara dan tujuan Jilbab itu sendiri. Tapi kenapa pada kenyataannya begitu banyak perempuan muslim yang tidak mengindahkan perintah Allah ini. Allah SWT sangat menyangi makhluknya, maka Allah turunkan aturan-aturan untuk manusia agar manusia terhindar dari siksaNya yang amat pedih. Ayat di atas adalah salah satu bentuk kasih sayang Allah terhadap perempuan agar mereka selamat dari neraka. Namun kebanyakan perempuan muslim tidak menyadarinya, hingga mereka begitu bebas memperlihatkan auratnya. Mereka lebih suka berpakaian seperti orang-orang kafir yang menjajakan auratnya. Karena mereka telah menjadi korban dari peradaban orang-orang kafir yang semakin dipropagandakan di negeri kaum muslimin melalui media-medianya. Perlu diketahui bahwa orang-orang kafir telah menyerang umat Islam dari berbagai aspek kehidupan. Mulai dari budaya, ekonomi, sosial, politik hingga hukum. Sebagaimana ciri khas orang kafir yang telah Allah jelaskan dalam Alquran surat Al Baqoroh ayat 217,“….Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barang siapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. Mereka akan senantiasa berupaya untuk menghancurkan umat Islam, menjauhkan umat Islam dari nilai-nilai Islam yang seharusnya. Salah satu cara mereka menghancurkan moral generasi muda Islam adalah melalui lifestyle (gaya hidup), fashion dan music. Dikenal dengan istilah westernisasi atau membudayakan budaya orang-orang barat, orang-orang kafir ini telah dengan leluasa menyebarkan pengaruh mereka di tengah-tengah orang Islam melalui media massa baik elektronik maupun cetak. Mereka menguasai sebagian besar media massa di dunia. Melalui media-media itulah mereka melancarkan program-program mereka untuk menyesatkan dan merusak umat Islam. Setiap hari kita menyaksikan gaya hidup orang-orang kafir yang bebas yang ditayangbebaskan di media. Film, music dan sejenisnya adalah senjata mereka dalam rangka merusak generasi muda Islam. Mereka menciptakan artis-artis yang berbusana seksi dengan trend fashionnya, mereka menciptakan icon-icon pergaulan yang semua itu di tayangkan dengan bebas dan dikonsumsi oleh umat Islam. Dan hasilnya telah kita lihat sendiri begitu kuatnya pengaruh mereka terhadap pergaulan generasi muda Islam saat ini. Kita sudah sulit membedakan mana orang Islam dan orang kafir, karena mereka semua sudah berpakaian, berperilaku dan berpola-pikir sama. Lemahnya iman, khususnya perempuan muslim telah membuat mereka menjadi budak-budak fashion, menjadi kaum peniru artis, menjadi perempuan modern yang salah kaprah. Dulu bangsa kita tidak mengenal legging, hotpant, tangtop dll. Pakaian-pakain itu adalah busana orang kafir yang kemudian dikampanyekan di negeri ini melalui artis-artis dan akhirnya ditiru oleh perempuan Islam.  Busana setan itu telah dikenakan oleh perempuan Islam mulai dari kota-kota besar hingga ke daerah terpencil. Inilah dia makna lain dari perempuan murahan. Perempuan yang memurahkan aurat bagi bukan mahramnya lalu akhirnya akan menjual segala yang  ia miliki. Mulai dari wajahnya, tubuhnya hingga kemaluannya, seperti Deudeuh. Sungguh, ini adalah sesuatu yang sangat memprihatinkan. Mudah-mudahan kita semua bisa menghindarinya, Amien. Wallohu’alam bishowab. (*)   *Penulis adalah Penyuluh Agama Kemenag Indramayu  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: