Lawan Keputusan Exco PSSI

Lawan Keputusan Exco PSSI

Klub-klub Siap Lanjutkan Kompetisi JAKARTA - Aroma perpecahan di internal PSSI mulai tercium. Itu setelah klub-klub peserta Liga Indonesia mulai resistensi dengan keputusan Executive Committee (Exco) PSSI yang memutuskan untuk menghentikan semua kompetisi sepak bola nasional secara menyeluruh. Di mata klub, apa yang sudah dilakukan oleh PSSI tersebut bukan keputusan populis dan sangat merugikan klub. Dan, kemarin (4/5) sejumlah klub mulai berani mengungkapkan keresahan mereka terhadapat keputusan Exco PSSI tersebut. Sebut saja Pusamania Borneo FC, juara ISL musim lalu Persib Bandung serta Bali United. Semuanya sepakat, penghentian kompetisi oleh PSSI adalah titik balik simpati klub ke para elit PSSI saat ini. “Jangan dong, PSSI dan Kemenpora ribut terus kami klub yang di korbankan,\" kata Aidil Fitri General Manager Pusamania Borneo FC saat datang ke kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga, di Jakarta, kemarin. “Istilahnya, dua raksasa sedang bertarung jangan sampai korbankan kami yang kecil-kecil di bawah ini dong. Sudah cukup, banyak kerugian yang kami alami,”  tegasnya. Dengan begitu, Aidil yang juga juru bicara 18 klub anggota ISL itu mengungkapkan bahwa dia sudah berkomunikasi dengan sejumlah klub Liga Indonesia, dan mereka menolak dengan keputusan yang sudah dibuatkan oleh PSSI tersebut. Bahkan, kata Aidil, sejumlah klub sudah nekat untuk ikut kompetisi walau berada di bawah kendali tim transisi. Pria bertubuh tambun itu bahkan menyatakan bahwa mereka juga tidak takut dengan ancaman sanksi PSSI yang sudah menyiapkan hukuman bagi klub-klub pembangkang. \"Enggak (takut) lah, emang siapa yang mau menanggung semua kerugian klub selama ini. Kami sampai saat ini sudah habis Rp20 miliar, apa PSSI mau gantikan semua itu,\" tegasnya. Aidil juga mengungkapkan bahwa, yang mereka sesalkan dari sikap PSSI tersebut adalah tidak adanya komunikasi ke para klub sebelum keputusan penghentian kompetisi diumumkan oleh Exco PSSI. \"Kesepakatan awalnya kompetisi hanya diliburkan selama satu bulan, tapi kok tiba-tiba dihentikan. Sudah begitu, nggak dikomunikasikan sama kita lagi,\" ungkap Aidil. Dia lantas menyarankan pihak Kemenpora untuk segera bersikap, termasuk dengan mengambil alih semua perangkat pertandingan seperti wasit dan perngawas pertandingan yang saat ini masih berada di bawah kendali PSSI.\" Kalau mereka sudah menjamin perangkat pertandingan ini aman, kami siap ikut kompetisi di bawah Tim Transisi PSSI,\" imbuhnya. Dalam perkembangan yang sama, keinginan untuk melanjutkan gelaran kompetisi juga diteriakan oleh Persib Bandung, melalui manajernya, Umuh Muhtar, Persib meminta penjelasan PSSI yang memutuskan sepihak penghentian kompetisi 2015 itu. \"Persib sangat berniat untuk tetap menjalankan kompetisi, kami sudah siap segalanya, tetapi tiba-tiba harus berhenti,\" katanya. Umuh pun menjelaskan bahwa pihaknya siap saja untuk mengikuti kompetisi dibawah tim transisi PSSI bentukan Kemenpora. Namun, dia menegaskan harus ada garis besar yang jelas ujung dari kompetisi ini. \"Kami menyesalkan sikap PSSI dalam menghentikan kompetisi. Untuk kompetisi yang rencananya dijalankan pemerintah, kami akan melihat sejauh mana keseriusan mereka juga,\" tegasnya. Persib juga dihadapkan pada masalah selanjutnya yang akan dihadapi mereka di pentas Piala AFC. Ancaman out dari kompetisi kasta kedua antar klub di Asia sudah menanti skuad Persib. Tetapi dalam kondisi ini, Umuh meminta pemainnya untuk bersabar. \"Kami tengah berkoordinasi dengan jajaran manajemen dulu untuk mencari solusi atas masalah ini, sembari menunggu perkembangan dari Kemenpora dan PSSI,\" tegasnya. Sementara itu, Yabes Tanuri, CEO Bali United Pusam FC (BUPFC) kepadaJawa Pos menyatakan bahwa pihaknya juga menyesalkan atas pemberhentian kompetisi ini. Baginya, konsekuensi berat akan dihadapi klub yang berjuluk Serdadu Tridatu tersebut. Apalagi, klub ini juga mendapatkan bantuan sponsor yang strategis. “Karena sponsor kami juga sama dengan Persib, kami selanjutnya akan berkoordinasi dengan mereka mengenai konsekuensi dengan pihak sponsor,\" terang Yabes. Mengenai kelanjutan kompetisi, dia menjelaskan bahwa BUPFC juga siap untuk mengikuti kompetisi. Tetapi, Yabes mengingatkan bahwa kompetisi tersebut harus diakui dan legal secara aturan. “Pada prinsipnya kami masih anak baru, kami akan mengikuti kakak-kakak klub lain untuk menghadapi kompetisi selanjutnya, entah itu dibawah kemenpora atau PSSI,\" lanjutnya. Pernyataan Yabes ini wajar adanya, karena baru musim ini mereka menjadi pengelola klub. BUPFC merupakan transformasi dari Putra Samarinda yang melakukan merger dengan Bali United. (dik/nap)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: