Verifikasi Daerah Rawan Bencana
Belum Semua Tercatat di BPBD Majalengka MAJALENGKA - Anggota DPR RI KH Maman Imanulhaq Faqih mendorong Pemda Majalengka lebih mengoptimalkan komunikasi dan memverifikasi ulang data daerah-daerah yang rawan bencana. Pasalnya, dalam data yang ada di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), beberapa daerah tidak masuk dalam daerah rawan bencana. “Sehingga kalau terjadi bencana, pemerintah pusat yang dalam hal ini Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) secara cepat datang. Di pemerintah pusat, kami juga berjanji akan meningkatkan dana bagi penanggulangan bencana daerah,” jelasnya kemarin. Ia menjelaskan APBN memang kecil, namun karena penanggulangan di daerah rawan bencana menjadi prioritas pemerintah pusat, maka banyak dana yang bisa dikelola dari masyarakat, badan usaha dan lain sebagainya untuk siap siaga menanggulangi bencana. Anggota komisi VIII ini mengungkapkan, pihaknya memiliki program dengan BNPB yakni memberikan sosialisasi kepada masyarakat agar menjadikan bencana sebagai sahabat. Artinya masyarakat sudah mengantisipasi agar bencana tidak terjadi. Misalnya diantisipasi melalui pola hidup seperti tidak merusak lingkungan dan tidak menutupi sungai yang dapat menyebabkan sedimentasi sungai, serta kultur masyarakat yang siap gotong royong dalam menanggulangi beberapa bencana. “Mudah-mudahan itu jadi prioritas masyarakat. Kita dengan BNPB melakukan beberapa program yang berkaitan dengan Kementerian Sosial seperti Taruna Siaga Bencana (Tagana) dan lain sebagainya,” imbuhnya. Pihaknya mengapresiasi Kabupaten Majalengka tentang penanggulangan bencana lebih cepat. Berbeda dengan Kabupaten Subang yang belum ada. Namun dalam data di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Majalengka, beberapa titik tidak masuk. Seperti diketahui, tujuh kecamatan di Kabupaten Majalengka masuk dalam zona bencana rawan longsor. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tatang Rahmat SH menyebutkan, dari 26 kecamatan yang ada di Kabupaten Majalengka tercatat ada tujuh kecamatan masuk zona rawan bencana. Dari tujuh kecamatan tersebut sebagian besar berada dikawasan selatan Kota Angin, seperti Kecamatan Maja, Talaga, Cingambul, Bantarujeg dan Malausma. Di tujuh kecamatan tersebut ada 55 desa yang masuk kategori potensi longsor. “Daerah rawan tersebut tersebar di sejumlah kecamatan, termasuk juga sebagian daerah di wilayah Kecamatan Majalengka atau daerah kecamatan kota,” katanya. (ono)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: