Teror Pasca Ebola

Teror Pasca Ebola

Banyak Keluhkan Sakit Mata dan Nyeri JAKARTA - Teror Penyakit Ebola di dunia ternyata belum usai. Para mantan penderita penyakit ini justru mengalami banyak keluhan “penyakit lanjutan” pasca dinyatakan sembuh. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Profesor Tjandra Yoga Aditama menyampaikan ada beberapa kasus penyakit yang dilaporkan. Antara lain kasus gangguan mata, nyeri otot hingga gangguan pendengaran. Tjandra, sapaan akrabnya, menceritakan pada kasus gangguan mata, sang mantan pasien yang telah dinyatakan sembuh sudah kembali bugar. Namun belakangan, ia mengeluhkan sakit mata. Usai diperiksa, ternyata ia menderita penyakit uveitis. Uveitis adalah kondisi medis yang ditandai dengan peradangan pada uvea, lapisan pembuluh darah pada bola mata yang terletak di antara retinda dan sklera. Selain gangguan mata, beberapa mantan penderita juga mengeluhkan nyeri dalam berbagai tingkatan. Ada yang mengeluh nyeri sendi, nyeri otot hingga sulit berjalan serta nyeri di bagian kepala. Kasus lain justru lebih mencengangkan. Ternyata virus Ebola masih tetap ditemukan di sperma mantan penderita meski telah dinyatakan sembuh beberapa bulan lalu. Kasus ini ditemukan setelah kasus baru ebola terdeteksi di Afrika beberapa waktu lalu. “Terdeteksi setelah berhubungan seksual dengan mantan penderita yang sudah dinyatakan sembuh beberapa bulan lalu,” ungkap Tjandra melalui pesan singkat, kemarin (10/5). Tjandra mengaku, belum ada penjelasan ilmiah terkait “penyakit lanjutan” tersebut. Menurutnya, Badan Kesehatan Dunia (WHO) masih melakukan penelitian ada tidaknya hu bungan antara ebola dengan “penyakit lanjutan” itu. Terkait jumlah penderita, WHO juga belum mengantongi angka pasti. “Belum ada laporan rinci persentasenya. Karena tidak semua data di negara Afrika Barat dapat tercatat dan ditelusuri dengan baik,” jelas Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) itu. Seperti diketahui, akhir tahun lalu WHO sempat mengeluarkan pernyataan status darurat Ebola di dunia. Keputusan itu dilakukan setelah lebih dari 19.695 kasus ebola terjadi di Afrika Barat, dengan 7 ribu orang di antaranya mening­gal dunia akibat serangan virus tersebut. (mia)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: